Sukses


Ini Kenapa Rio Haryanto Butuh Dana Besar untuk Bisa Tampil di F1

Bola.com, Jakarta - Pebalap Indonesia, Rio Haryanto , total harus menyetorkan dana senilai 15 juta euro atau setara Rp 225 miliar ke Manor Racing untuk tampil semusim penuh di ajang Formula 1 (F1) 2016.  

Saat ini, Rio baru membayar sepertiga dari total dana yang diminta Manor. Dana tersebut berasal dari pinjaman dan sebanyak 2,25 juta euro dari PT Pertamina. 

Mungkin banyak kalangan yang bertanya-tanya mengapa diperlukan dana semahal itu bagi seorang pebalap yang akan berlaga di ajang balapan jet darat itu. Mengapa jumlahnya mencapai miliaran rupiah.

Dalam rilis kepada bola.com, Jumat (23/10/2015), tim Rio memberi penjelasan. Menurut mereka, Rio tidak termasuk ke dalam program pengembangan pebalap dari tim Manor. Oleh karena itu diperlukan dukungan finansial untuk mendapatkan kontrak dengan tim tersebut.

Sebagai gambaran awal, sebuah mobil F1 sudah memakan biaya sebesar 6 juta poundsterling atau setara Rp 125 miliar, dengan perincian sebagai berikut; sayap depan (Rp 3,1 miliar), undertray (Rp 1,2 miliar), satu set ban (Rp 27 juta), gearbox atau persneling (Rp 15 miliar), perangkat telemetri (Rp 1,55 miliar), alat kemudi (Rp 1 miliar), monocoque (20,9 miliar), perangkat mesin (Rp 73,3 miliar), rem (Rp 3,1 miliar), sayap belakang (Rp 1,9 miliar), dan knalpot (Rp 3,6 miliar).

Itu baru harga sebuah mobil, belum hal-hal di luar teknis. Dalam sebuah tim, bujet yang dibutuhkan untuk mengarungi kompetisi F1 dalam semusim sekitar 158 juta poundsterling atau setara Rp 3,3 triliun. Angka tersebut untuk mendanai biaya produksi (Rp 813 miliar), pengoperasian (Rp 751 miliar), pengembangan dan penelitian (Rp 856 miliar), serta gaji driver dan kru (Rp 877 miliar).

Besarnya dana operasional sebuah tim F1 membuat seorang pebalap yang ingin bergabung, terutama yang masih baru, harus membawa dana dengan nominal tertentu. Hal itu juga berlaku untuk Rio. 

Bukan cuma Rio yang mengalami hal serupa. Para juara dunia seperti Michael Schumacher dan Fernando Alonso dulunya juga harus membawa dana untuk tampil di F1.

Sebelum Alonso ikut berkompetisi di lomba jet darat, tidak ada siaran langsung F1 di tanah kelahirannya, Spanyol. Pada 2001, Alonso bergabung ke tim papan bawah Minardi yang secara realistis sulit mendapat poin.

Di sisi lain, salah satu cara mengukur kemampuan pembalap hebat adalah dengan membandingkannya dengan rekan setim. Alonso sukses mengungguli rekannya saat itu, Tarso Marques dan Alex Yoong, sehingga ia pun dikontrak tim pabrikan Renault.

Pada musim 2005-2006, Alonso bersama Renault berhasil menjadi juara dunia dan membuat publik Spanyol tergila-gila dengan F1. Bahkan, Spanyol kemudian sempat memiliki dua seri balapan F1 dalam satu musim.

Rio pun memiliki kesempatan serupa andai jadi promosi ke F1. Namun pebalap berusia 22 tahun itu tentunya butuh dukungan dari masayarakat dan pemerintah untuk mewujudkan impiannya.

 

Video Populer

Foto Populer