Sukses


Kilas Balik Bulutangkis: Ganda Putra dan Putri Paling Bersinar

Bola.com, Jakarta - Tahun 2015 bukanlah periode yang bagus buat para pebulutangkis Indonesia yang tampil di ajang internasional. Hanya sedikit gelar di level atas yang bisa diraih wakil Indonesia. Namun ada beberapa pemain junior Indonesia yang tampil menjanjikan. Catatan khusus juga layak dialamatkan ke nomor ganda putra dan ganda putri yang menyumbangkan gelar. Berikut kilas balik bulutangkis Indonesia di sepanjang 2015.

Januari

Hanya satu gelar yang bisa diraih oleh wakil Indonesia di bulan pembuka 2015. Gelar itu didapatkan pasangan ganda campuran Riky Widianto/Richy Puspita Dili di ajang India GP Gold. Riky/Richi menang 21-17, 21-17 atas wakil tuan rumah Manu Attri/K. Maneesha.

Februari

Pebulutangkis muda Indonesia berjaya pada ajang internasional turnamen Austria Terbuka. Tiga gelar disumbangkan di nomor ganda campuran, ganda putri, dan ganda putra.

Pasangan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja menang di nomor ganda campuran. Suci Rizky Andini/Maretha Dea Giovani menguasai nomor ganda putri. Sementara di nomor ganda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto yang menjadi kampiun.

Maret

Kegagalan menyelimuti para wakil Indonesia yang tampil di ajang All England. Pada turnamen bulutangkis tertua itu, ganda campuran Tontowi Ahma/Lilyana Natsir menjadi wakil Indonesia di final. Namun mereka gagal meraih gelar juara karena kalah dari pasangan Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei 21-10, 21-10.

Sementara itu, di turnamen Vietnam International Challenge, pemain muda Firman Abdul Kholik menang di nomor tunggal putra. Pada nomor ganda putri, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut MahadewiIstirani menjadi juara. Sedangkan pasangan Fran Kurniawan/Komala Dewi menguasai nomor ganda campuran.

Di akhir bulan, ganda putra Hendra Setiawan/M. Ahsan menyumbang gelar pada ajang Malaysia Super Series. Hendra/Ahsan menang 14-21, 21-15, 23-21 atas wakil Korsel, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.

April

Kejutan dibuat pasangan muda Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda, yang tampil jadi juara di nomor ganda putra Singapura Super Series. Sementara pasangan Tontowi/Lilyana menjadi yang terbaik di Kejuaraan Asia. Hendra/Ahsan yang masuk final gagal jadi juara karena dikalahkan Lee/Yoo.

Mei

Ajang beregu campuran Piala Sudirman digelar di Dongguan, Tiongkok. Tuan rumah menjadi juara setelah menang 3-0 atas Jepang di laga final. Indonesia gagal di semifinal karena kalah 1-3 dari Cina. Setelah itu, paceklik berlanjut karena tak ada gelar yang bisa dibawa pulang pemain Indonesia dari turnamen Australia Super Series.

Juni

Publik Istora Senayan berharap ada pemain Indonesia yang bisa menjadi juara pada turnamen Indonesia Premier Super Series. Namun apa daya, satu-satunya wakil tuan rumah di nomor ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda yang melaju ke final gagal jadi juara. Setelah kegagalan di Indonesia, gelar juara di turnamen Kanada GP disumbangkan pasangan nonpelatnas, Andrei Adistia/Vita Marissa.

Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya mengembalikan bola ke arah Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok) di Total BWF World Championships 2015, Jakarta, Sabtu (15/8/2015). Greysia/Nitya kalah 8-21, 16-21. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Juli

Gagal di negeri sendiri, Greysia/Nitya malah berhasil di negeri orang. Mereka sukses menjuarai Cina Taipeh GP Gold. Sayang, ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya yang juga menembus final gagal juara.

Agustus

Kejuaraan Dunia dihelat di Istora Senayan. Beda dengan turnamen Indonesia Premier Super Series, kali ini tuan rumah menempatkan Hendra/Ahsan menjadi finalis. Pasangan andalan Indonesia itu memenuhi ekspektasi dengan menjadi juara dunia di depan publik sendiri. Jelang akhir bulan, giliran Tommy Sugiarto yang menjuarai nomor tunggal putra di turnamen Vietnam GP.

Pebulutangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, berpose dengan medali emas Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015 setelah mengalahkan pasangan Tiongkok, Liu Xiaolong/Qiu Zihan di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Minggu (16/8/2015

September

Tak ada pebulutangkis Indonesia yang lolos ke final Jepang Super Series. Kegagalan tersebut ditebus di Korea Super Series. Ganda putri Greysia/Nitya menjadi yang terbaik. Ganda campuran Tontowi/Lilyana gagal mengikuti jejak karena tumbang di laga final.

Pada turnamen Thailand GP Gold, pasangan muda Wahyu Nayaka/Ade Yusuf tampil sebagai juara. Sementara itu, Praveen Jordan/Debby Susanto terhenti di final.

Oktober

Panen gelar didapat para pebulutangkis Indonesia di China Taipeh Masters GP. Sony Dwi Kuncoro (tunggal putra), Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya (ganda putra), Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi (ganda putri) dan Ronald Alexander/Melati Daeva (ganda campuran) meraih gelar juara.

Sementara Tommy Sugiarto gagal merengkuh trofi meski sudah lolos ke final Denmark Super Series. Ia dikalahkan wakil Tiongkok, Chen Long. Pada turnamen Prancis Super Series, Indonesia meloloskan Praveen Jordan/Debby Susanto ke final ganda campuran. Sayang, finalis Thailand GP Gold bulan sebelumnya ini masih juga gagal menjadi juara.

November

Tim Indonesia menembus final Kejuaraan Dunia Junior yang digelar di Lima, Peru. Namun tim Merah Putih harus puas menjadi runner up karena kalah 0-3 dari Korsel. Pada nomor individu, tak ada wakil Indonesia yang lolos ke final.

Hal yang sama, tanpa wakil Indonesia di final, terjadi di turnamen China Premier Super Series dan Hongkong Super Series. Hanya ganda putra Berry Angriawan/Rian Agung yang menjadi runner up Makau GP Gold.

Desember

Perjalanan Adriyanti Firdasari di kancah bulutangkis selama 20 tahun akhirnya tuntas di Gedung Graha Cakrawala, Malang, Jawa Timur.

Para wakil Indonesia baru kembali berjaya di Indonesia Masters GP Gold yang digelar di Malang. Tommy Sugiarto, Berry/Rian, dan Tontowi/Lilyana berhasil menjadi yang terbaik.

Tahun 2015 ditutup dengan persembahan Hendra/Ahsan. Ganda putra terbaik Indonesia ini menjadi juara turnamen penutup BWF Super Series Final yang dimainkan di Dubai (UEA). Hendra/Ahsan mengalahkan wakil Tiongkok, Chai Biao/Hong Wei, 13-21, 21-14, 21-14.

Bulan penutup tahun ini juga dipilih Adriyanti Firdasari yang memilih untuk pensiun. Eks pebulutangkis pelatnas di nomor tunggal putri ini memilih gantung raket karena cedera berkepanjangan yang dialami olehnya.  

 

Video Populer

Foto Populer