10 Pesepak Bola yang Kembali ke Pelukan Klub Lama

Didier Drogba

Didier Drogba merupakan salah satu legenda Chelsea. Pemain asal Pantai Gading ini bergabung dengan The Blues pada 2004 dari klub Prancis, Marseille. Drogba bertahan di Chelsea hingga tahun 2012 dan turut mempersembahkan tiga trofi Premier League dan gelar Liga Champions.

Hengkang dari The Blues, Drogba berpetualang ke China dan bergabung bersama Shanghai Shenhua. Pada awal tahun 2013, Drogba kembali ke Eropa untuk membela Galatasaray.

Didier Drogba membuat kejutan ketika memutuskan kembali ke Stamford Bridge pada Juli 2014. Pada musim 2014-2015, Drogba tampil dalam 40 pertandingan dan menyumbang tujuh gol, serta mempersembahkan trofi Premier League untuk kali keempat buat The Blues.

Nemanja Matic

Nemanja Matic bergabung bersama Chelsea pada awal musim 2009-2010 dari klub Slovakia, Kosice. Matic dibeli dengan harga 1,5 juta poundsterling (Rp 25,87 miliar) dengan kontrak selama empat musim.

Tidak kunjung mendapat tempat utama dan sempat dipinjamkan ke Vitesse Arnhem, Chelsea memutuskan untuk melego Matic ke Benfica sebagai bagian dari transfer David Luiz.

Jorge Jesus yang saat itu menangani Benfica, melihat potensi Matic sebagai gelandang bertahan. Matic pun menjadi satu di antara gelandang bertahan paling solid di Eropa. Performa bagus pemain asal Serbia ini kembali menarik minat Chelsea. Pada Januari 2014, The Blues menebusnya kembali dari Benfica dengan harga 21 juta poundsterling (Rp 362,3 miliar).

Thierry Henry

Thierry Henry diboyong oleh Arsenal dari Juventus pada 1999. Pemain asal Prancis tersebut bermain selama delapan musim untuk The Gunners dan mempersembahkan dua trofi Premier League dan tiga gelar Piala FA.

Penyerang yang sukses mencetak 226 gol dari 369 bersama Arsenal tersebut memilih hengkang dan gabung ke Barcelona pada 25 Juni 2007. Henry kemudian pergi dari Barca dan melanjutkan kariernya bersama klub Major League Soccer (MLS), New York Red Bulls, pada Juli 2010.  

Saat bermain untuk New York Red Bulls, Henry menerima tawaran dari Arsene Wenger untuk kembali ke Arsenal dengan status pinjaman selama dua bulan. Henry menggantikan peran Gervinho dan Marouane Chamakh yang membela negaranya pada Piala Afrika 2012. Henry tampil pada tujuh pertandingan dan mencetak dua gol sebelum kembali ke Amerika Serikat.

Robbie Fowler

Robbie Fowler memulai karier sepak bolanya bersama Liverpool. Dia menembus tim utama pada 1993 dan bertahan hingga 2001, sebelum akhirnya bergabung bersama Leeds United. Meskipun sudah pindah klub, kecintaan Fowler kepada The Reds tidak pernah hilang.

Pada Januari 2006, Fowler kembali ke Anfield dengan status bebas transfer dari Manchester City. Pemain yang dipanggil 'God' oleh para suporter Liverpool ini bertahan hingga Juni 2007. Fowler mencatatkan 369 penampilan dan membuat 183 gol selama dua periode membela The Reds.

Teddy Sheringham

Teddy Sheringham merupakan satu di antara striker terbaik yang pernah dimiliki Inggris. Nama Sheringham mulai diperhitungkan ketika dia membela Tottenham Hotspur pada periode 1992 hingga 1997.

Ketajaman Sheringham menarik minat Manchester United yang memboyongnya pada awal musim 1997-1998. Bersama Ole Gunnar Solskjaer, Sheringham menjadi penentu kemenangan Manchester United atas Bayern Munchen pada final Liga Champions 1999.

Empat musim berada di Old Trafford, Sheringham memutuskan kembali membela The Lilywhites dengan status bebas transfer pada musim 2001-2002. Pada periode keduanya di White Hart Lane, striker veteran ini tampil sebanyak 80 pertandingan dan menyumbang 26 gol.

Gerard Pique

Gerard Pique yang masih membela akademi sepak bola Barcelona, La Masia menerima tawaran Manchester United pada 2004 ketika masih berusia 17 tahun. Dia menandatangani kontrak berdurasi empat tahun bersama The Red Devils.

Pique menjadi bagian skuat MU ketika menjuarai Liga Champions 2007-2008. Setelah kontraknya usai pada musim tersebut, Pique memutuskan angkat kaki dan kembali ke Barca di bawah asuhan Pep Guardiola. Dia pun menjadi satu di antara pemain utama Barcelona hingga saat ini.

Cesc Fabregas

Cesc Fabregas bergabung ke akademi Arsenal saat masih berusia 16 tahun pada 2003. Kecilnya peluang untuk menembus skuat utama El Barca menjadi alasan utama Fabregas pindah ke Inggris.

Penampilan bagus Fabregas bersama akademi membuat Arsene Wenger memanggilnya ke tim senior. Sepeninggal Patrick Vieira yang hengkang ke Juventus pada 2005, Fabregas menjelma menjadi jenderal di lini tengah The Gunners.

Pada musim 2008-2009, Fabregas ditunjuk untuk menjadi kapten baru Arsenal. Penampilan apik Fabregas membuat Barcelona ngebet untuk membawanya kembali ke Camp Nou. Keinginan Barcelona terwujud pada 2011. Fabregas kembali ke skuat Catalan dengan nilai transfer yang mencapai 34 juta euro (Rp 489,42 miliar).

Carlos Tevez

Carlos Tevez merupakan produk dari akademi Boca Juniors. Dia menembus tim utama Boca pada usia 16 tahun. Tampil impresif membuat Tevez dinilai sebagai penerus Diego Maradona. Pada Januari 2005, Tevez hengkang ke Corinthians dengan nilai transfer yang diperkirakan mencapai 22 juta dolar AS (Rp 288,75 miliar).

Tevez melanjutkan kariernya ke Eropa dengan bergabung bersama West Ham United, Manchester United, Manchester City, dan Juventus. Pada Juni 2015, Tevez memutuskan untuk kembali ke Boca Juniors agar bisa mewujudkan impiannya menjuarai Liga Argentina.

Alvaro Morata

Real Madrid mengikuti jejak rivalnya, Barcelona, dengan menyertakan klausul pembelian kembali kepada bintang mudanya yang hengkang ke klub lain. Pada 2014, Los Blancos bersedia menjual Alvaro Morata ke Juventus dengan harga 20 juta euro (Rp 287,97 miliar).

Morata yang tampil bagus bersama I Bianconeri, membuat manajemen El Real tertarik menariknya kembali ke Santiago Bernabeu. Los Blancos mengeluarkan dana sebesar 30 juta euro (Rp 431,96 miliar) untuk menebus Morata.

Tawaran ini tidak bisa ditolak oleh Juventus karena terdapat klausul pembelian kembali dalam kontrak Morata. Juve pun harus merelakan kepergiannya dan kini tengah mencari striker baru.

Mario Gotze

Mario Gotze merupakan satu di antara pemain andalan Borussia Dortmund di era kepelatihan Jurgen Klopp. Sebagai produk asli Dortmund, Gotze menjadi pemain idola bagi para suporter.

Bersama Marco Reus dan Robert Lewandowski, playmaker ini menjadi tokoh utama dalam keberhasilan Die Borussen mengamankan gelar Bundesliga 2010-2011 dan 2011-2012.

Pada 2013, gelandang timnas Jerman ini memilih gabung bersama Bayern Munchen dengan nilai transfer 37 juta euro (Rp 532,75 miliar). Keputusan Gotze tersebut membuat pendukung Die Borussen murka. 

Namun pada bursa transfer awal musim ini, Gotze kembali ke Dortmund setelah tidak mendapat jaminan sebagai starter bersama Die Bayern. Pemain berusia 24 tahun ini dibeli kembali oleh Dortmund dengan harga 26 juta euro (Rp 374,36 miliar).

Sumber: Berbagai Sumber