Sukses


3 Tips Jacksen Tiago Jika Pemain-Pelatih Ingin Sukses di Malaysia

Bola.com, Jakarta - Jacksen F. Tiago, pelatih asal Brasil yang malang melintang di Indonesia, sukses di tahun pertama petualangannya di Malaysia. Di Negeri Jiran Jacksen sukses mengantarkan Penang FA promosi ke Malaysia Super League. 

Penang FA mengamankan posisi dua besar di Liga Primer Malaysia setelah di laga penutup kompetisi pada Jumat (21/8/2010) menang 2-0 atas UITM di Stadion Hang Jebat, Malaka.

Penang FA menyelesaikan musim ini di posisi kedua dengan 45 poin dari 22 pertandingan, kalah tiga poin dari Kedah FA yang menjadi juara  kompetisi kasta kedua. Penang pun menemani Kedah FA promosi ke kompetisi elite musim depan.

Bagi Jacksen kesuksesan ini menjadi kebanggaan. Sejak 2002 memutuskan gantung sepatu sebagai pemain untuk kemudian banting setir menjadi pelatih, Jacksen menghabiskan kariernya di Indonesia.

Kepergiannya ke Malaysia pada musim 2015 ini atas keinginan pribadi Jacksen, yang ingin merasakan tantangan baru.

Dalam sebuah perbincangan dengan bola.com belum lama ini, mantan pelatih caretaker Timnas Indonesia pada 2013 tersebut menggarisbawahi ada tiga hal yang harus diperhatikan pemain atau pelatih Indonesia yang ingin mencoba peruntungan di Liga Malaysia. Berikut tips pelatih yang sukses mempersembahkan tiga gelar juara ISL buat Persipura tersebut:

1. Wajib menjaga fair play dan sportivitas

Bukan rahasia lagi kalau kalau penegakan fair play di kompetisi profesional Tanah Air masih menjadi momok. Begitupula perilaku pemain atau pelatih yang seringkali mengindahkan semangat sportivitas. FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) terhitung galak menegakkan aturan main. Mereka tak segan-segan mengganjar hukuman berat buat pelaku pelanggaran disiplin.

"Wasit amat dihormati di Malaysia, jangan coba-coba protes berlebihan atau bahkan menganiaya pengadil di sini. Dapat dipastikan hukuman skorsing dan denda uang bakal dijatuhkan FAM buat para pelanggar fair play dan sportivitas, tanpa pandang bulu!" cerita Jacksen.

Gelandang serang asal Argentina, Gustavo Lopez, yang sempat menjadi bintang Arema Cronus dan Persela Lamongan merasakan hukuman skorsing enam bulan dari FAM.

Ia dinilai melakukan provokasi dalam aksi keributan antarpemain dan suporter dalam laga Terengganu FA vs Singapore Lions XII pada leg kedua semifinal Piala FA Malaysia 2015 pada Sabtu (16/5/2015) yang berkesudahan 3-2.

Pada laga itu, Lopez mendapatkan kartu merah bersama striker asing Terengganu asal Brasil, Paulo Rangel. Gara-gara insiden tersebut pertandingan diakhiri dengan kericuhan yang merembet pada sebuah kerusuhan besar.

Sejumlah fasilitas markas Terengganu FA, Stadion Sultan Maizan Zainal Abidin dirusak fans klub itu. Bahkan di area parkir ada pembakaran mobil serta perusakan bus-bus yang mengangkut pendukung tim tamu. Kartu merah yang diterima Lopez juga dinilai salah satu yang memicu insiden ini.

2 dari 3 halaman

2

2. Siap mental tidak didukung suporter dalam jumlah berlimpah

Berbeda dengan Indonesia, klub-klub Malaysia tak memiliki suporter fanatik yang berlimpah. Bukan pemandangan yang aneh jika pertandingan kompetisi hanya ditonton segelintir orang.

"Buat pelatih hal itu menjadi sebuah tantangan. Bagaimana ia harus bisa mendongkrak semangat juang para pemainnya tanpa dukungan suporter. Hal itu jelas tidak mudah. Sudah menjadi sebuah kelaziman jika semangat juang pemain berlipat ketika mendengar yel-yel pendukung di tribun penonton," cerita Jacksen Tiago yang kelahiran Rio de Janeiro, 28 Mei 1968.

Jacksen F. Tiago, menikmati kebersamaan dengan jajaran pelatih Penang FA. (Path)

Pemain-pemain asal Indonesia yang terbiasa dielu-elukan oleh suporter dipastikan akan terkaget-kaget dengan sedikitnya jumlah penonton pertandingan antarklub.

"Suporter Malaysia lebih senang menyaksikan timnas negaranya bertanding dibanding klub. Ada beberapa klub yang memiliki suporter berlimpah, tapi tidak banyak. Klub yang dibela Andik Vermansah salah satu yang dikenal memiliki fans dalam jumlah besar, tapi jika dibanding Persija Jakarta, Persib Bandung, atau Persebaya Surabaya, jumlah mereka kalah banyak," terang Jacksen.

3 dari 3 halaman

3

3. Gaya bermain yang berbeda

Jacksen F. Tiago menyebut gaya bermain klub-klub Negeri Jiran amat berbeda dengan Indonesia. Jika klub-klub Indonesia lebih mengedepankan skill individu orang per orang pemain, klub Malaysia tidak demikian.

Permainan klub Malaysia cenderung text book. "Kalau yang biasa menonton pertandingan Indonesia Super League atau Divisi Utama Indonesia pastipasti menganggap permainan klub-klub Malaysia membosankan. Jarang ditemui ada pemain lama-lama memegang bola. Mereka dituntut mengedepankan kolektivitas. Permainan di sini amat kaku, cenderung membatasi ruang buat pesepak bola yang dianugerahi skill individu mumpuni," tutur pelatih yang membela Petrokimia Putra di awal kedatangannya ke Indonesia pada 1995 tersebut.

Duel adu taktik di Liga Malaysia amat berasa. Bisa dibilang tim juara benar-benar murni, karena tim tersebut kuat plus solid dan didukung pelatih cerdik dalam meracik taktik.

Jacksen mencontohkan kasus Andik Vermansah, yang permainannya sempat tidak berkembang di musim pertama bersama Selangor FA. "Permainan meliuk-liuk yang digemari masyarakat Malaysia hilang di Malaysia. Sekarang Andik jadi pemain tim di Selangor. Ia jarang lama-lama mengoreng bola. Di Liga Super Malaysia musim 2015, Andik jadi bintang bagi klubnya karena mau beradaptasi mengesampingkan ego."

Hilton Moriera (kiri) dan Alberto Goncalves (kedua dari kanan), dua pemain asing asal Brasil Penang FA yang dibawa Jacksen F. Tiago dari Indonesia. (Istimewa).

Pelatih yang pernah menukangi Persebaya Surabaya dan Persitara Jakarta Utara itu mengaku terpaksa mencadangkan striker asal Brasil bawaannya, Alberto Goncalves, karena alasan permainan yang cenderung terlalu individualis. "Pada awal musim Beto jadi pilihan utama, namun di pengujung kompetisi ia lebih banyak jadi cadangan karena kepentingan strategi," ujar Jacksen.

Pada musim 2016 mendatang, Liga Malaysia bakal diramaikan sejumlah pemain dan pelatih asal Malaysia. Sosok pelatih sarat prestasi Rahmad Darmawan sudah meneken kontrak dengan klub Malaysia Premier League, T-Team.

Gelandang serang asal Mali yang berkostum Persib Bandung, Makan Konate, disebut-sebut juga bakal bergabung ke klub yang diarsiteki RD. Di sisi lain striker naturalisasi asal Belanda, Sergio van Dijk santer dirumorkan bakal dikontrak salah satu klub elite Malaysia Super League.

Jacksen F. Tiago menyambut hangat kedatangan kolega-koleganya yang telah malang melintang di kompetisi Indonesia.

Video Populer

Foto Populer