Sukses


Parade 8 Pesepak Bola Indonesia yang Mirip dengan Bintang Dunia

Bola.com, Jakarta - Banyak pesepak bola Indonesia yang terinspirasi dari bintang top dunia. Mereka belajar banyak dari idola-idolanya yang tampil memesona membius penggila sepak bola sejagat. Aksi tiru meniru tak hanya sebatas skill bermain, tapi juga penampilan.

Saat menyaksikan pertandingan-pertandingan sepak bola Tanah Air, kita sering melihat pesepak bola nasional berdandan atau bergaya mirip bintang dunia saat melakukan selebrasi mencetak gol. Buat masyarakat Indonesia kemiripan tersebut kian menarik minat mereka menyaksikan pertandingan. Ya, nonton sepak bola lokal namun dengan rasa internasional.

Bola.com mengumpulkan delapan pemain Indonesia yang mirip dengan bintang sepak bola dunia. Seberapa mirip mereka dengan nama-nama tenar kelas internasional? Anda boleh tidak setuju dengan pilihan kami. Nikmati parade kemiripan, yang tidak perlu terlalu disikapi secara serius: 

Andik Vermansah dan Lionel Messi

Lionel Messi - Andik Vermansyah (Instagram

Berperawakan dan bermain di posisi yang sama, Andik Vermansah kerap disamakan dengan bintang Barcelona, Lionel Messi. Situs FIFA pada 31 Oktober 2013 pernah membuat tulisan khusus soal Andik yang disebut Messi dari Indonesia.

FIFA menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki Andik, yakni: kecepatan, akselerasi, dan dribel. Seusai pertandingan antara Indonesia All-Stars melawan LA Galaxy pada 2011, David Beckham yang terpukau dengan aksi Andik meminta bertukar jersey. Saat berduel di lapangan Beckham sempat melakukan pelanggaran keras ke Andik, yang aksinya merepotkan sang mega bintang.

Julukan Messi asal Indonesia juga diberikan media-media asal Jepang saat Andik menjalani trial di klub J-League 1, Ventforet Kofu pada 2013 silam. Berita bombastis sama juga dilansir media-media asal Malaysia kala Andik digaet Selangor FA pada awal 2014.

Andik Vermansah mengaku sejatinya kurang nyaman disamakan dengan Lionel Messi. "Saya lebih senang jadi diri sendiri. Messi pemain hebat, Andik hanya pesepak bola kelas kampung," ujar pemain kelahiran 23 November 1991 tersebut.

Uniknya walau kerap disebandingkan dengan Messi, Andik justru lebih mengidolai Cristiano Ronaldo. Bahkan ia bermimpi bisa bermain di Real Madrid.

2 dari 8 halaman

Evan Dimas dan Andres Iniesta

Gelandang serang Barcelona, Andres Iniesta, jadi pemain idola Evan Dimas. Keduanya kebetulan bermain di posisi yang sama. Evan mengaku sering mengamati gaya main sang kapten tim Catalan itu.

Iniesta disebut pesepak bola belia jebolan Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri sebagai gelandang jempolan. Tak hanya memiliki skill di atas rata-rata, Iniesta juga pengatur tempo ulung serta pelayan umpan-umpan terukur bagi penyerang Barcelona.

Andres Iniesta - Evan Dimas (AFP - Bola.com)

 

Evan mengaku gaya mainnya saat ini amat terinspirasi dengan idolanya. Jika dilihat-lihat, perawakan keduanya hampir mirip, kurus dan tinggi badan sedang-sedang saja. Tinggi badan Evan Dimas hanya kurang 4 cm dengan Iniesta (171 cm).

Pemain yang berkiprah di Bhayangkara Surabaya United tersebut sempat menyaksikan idolanya saat mendapat kesempatan berlatih di klub Spanyol, Espanyol B, selama empat bulan terakhir sejak awal tahun ini.  Sebelumnya saat memperkuat Timnas Indonesia U-19 pada 2014 silam, Evan sempat menjajal kekuatan Barcelona B yang kala itu dibela Luis Suarez. Sayang dalam pertandingan itu gelandang serang kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 itu tidak bersua Iniesta.

3 dari 8 halaman

Boaz Solossa dan Ramirez

Posisi bermain Boaz Solossa dengan bintang Chelsea asal Brasil, Ramires berbeda. Jika Boaz jadi penyerang sayap, Ramires beroperasi sebagai gelandang tengah.

Bicara soal produktivitas, Boaz tentu lebih tajam dibanding Ramires. Sepanjang karier profesionalnya sejak 2004 pemain asal Sorong, Papua, tersebut mengoleksi 173 gol. Bandingkan dengan Ramires yang baru mengoleksi 80 gol di semua ajang baik saat membela klubnya serta timnas Brasil sejak tahun 2006

Boaz Salossa - Ramires (Bola.com - AFP)

Kemiripannya keduanya lebih pada perawakan fisik. Hanya walau bermain di dua posisi berbeda keduanya punya kelebihan yang sama yakni dari sisi kecepatan. Kecepatan lari mereka berdua sering merepotkan pemain-pemain bertahan lawan.

Menariknya, baik Boaz dan Ramires lahir pada bulan Maret. Boaz Solossa yang lahir pada 16 Maret 1986, lebih tua setahun dibanding Ramires yang lahir pada 24 Maret 1987.

4 dari 8 halaman

Ruben Sanadi dan Ashley Cole

Bek sayap kiri Persipura Jayapura, Ruben Sanadi, kerap dibandingkan dengan bintang asal Inggris, Ashley Cole, kala ia bermain di Pelita Jaya musim 2010-2012. Adalah manajer Pelita Jaya, Laru Mara Satriawangsa, yang memanggil Ruben dengan panggilan Ashley Cole.

"Gaya bermain keduanya amat mirip. Sama seperti Cole, Ruben tipikal pemain yang taktis saat bertahan dan membantu serangan dari sektor sayap kiri. Ditambah lagi jika diperhatikan postur keduanya amat  mirip. Jadilah saya menyebut Ruben dengan sebutan Ashley Cole asal Pelita Jaya," ungkap Laru Mara.

Ruben Sanadi - Ashley Cole (Liputan6 - AFP)

Kocaknya Ruben Sanadi, yang kelahiran 8 Januari 1987, justru mengidolai bek sayap kiri legendaris, Roberto Carlos. Sama dengan dirinya, Carlos amat suka berpenampilan kepala plontos.

Walau keduanya mirip, karier Ruben di level klub dan timnas tidak secemerlang Cole. Ia baru sekali mempersembahkan gelar juara buat Persipura Jayapura pada musim 2013. Selebihnya klub-klub yang dibelanya tak pernah masuk persaingan elite. Namanya baru masuk Timnas Indonesia saat Jacksen F. Tiago (pelatih Persipura) jadi caretaker pada 2013.

Bandingkan dengan Cole yang jadi langganan timnas Inggris periode 2001-2014. Saat membela Chelsea, pemain yang kini jadi spesialis cadangan di klub Italia, AS Roma, bertabur gelar juara.

5 dari 8 halaman

Ahmad Maulana dan Marouane Fellaini

Sosok gelandang serang Belgia berdarah Maroko, Marouane Fellaini, menarik perhatian pencinta sepak bola dunia kala membela Everton dengan model gaya rambut ala legenda rock Jimi Hendrix. Dengan gaya rambutnya afro atau kribo, Fellaini yang kini berkostum Manchester United, dengan mudah dikenali saat beraksi di lapangan.

Bek yang mulai mencuri perhatian saat membela PSM Makassar, Ahmad Maulana Putra, secara terus terang mengaku menduplikat gaya rambut kribo, Fellaini. Satu hal yang belum bisa diikuti Maulana dari sosok Fellaini adalah kesusesan dalam berkarier.

Fellaini - Ahmad Maulana (Bola.com - AFP)

Mengawali karier dari klub kampung halamanya Belgia, Standard Liege, Fellaini kini jadi pelanggan timnas Belgia. Si kribo tampil memukau di Piala Dunia 2014. Di mana Belgia membuat kejutan hingga menembus perempat final.

Di sisi lain, Maulana belum pernah sekalipun mengecap pengalaman bermain di Timnas Indonesia. Saat ini sang pemain berkiprah di klub Madura United.

6 dari 8 halaman

Syamsir Alam dan Neymar

Sepantaran dari sisi usia (23 tahun) Syamsir Alam dan bintang Barcelona asal Brasil, Neymar, dikenal sebagai pesepak bola yang hobi berdandan. Keduanya selalu tampak modis, mengikuti tren dunia fashion, saat sedang menjalani aktivitas di luar lapangan. Pakaian yang dipakai Syamsir dan Neymar serba bermerk.

Mereka juga dikenal sebagai playboy doyan gonta-ganti pacar.Lucunya, Syamsir Alam yang awalnya amat mengidolai superstar Real Madrid, Cristiano Ronaldo, belakangan kepincut dengan gaya berdandan ala Neymar. Pemain jebolan program pelantas jangka panjang SAD Uruguay tersebut bahkan baru-baru ini mengecat dan mengikuti gaya rambut bule yang amat mirip dengan Neymar.

Neymar - Syamsir Alam (Instagram)

Dengan perawakan tinggi dan kurus, ditambah tato yang relatif banyak di kedua lengannya, semakin membuat Syamsir seperti saudara kembar Neymar.

Hanya mungkin pekerjaan rumah terbesar Syamsir adalah kembali bangkit dari keterpurukan karier. Sejak pulang ke Tanah Air dari Belgia selepas bermain di SC Vise pada 2013, karier penyerang kelahiran 6 Juli 1992 meredup. Ia jarang jadi pilihan utama baik di Sriwijaya FC dan Persipasi Bandung Raya.

Saat pemain-pemain usianya tampil di sejumlah turnamen pengisi kevakuman kompetisi Syamsir lebih banyak menganggur. Berbeda dengan Neymar yang kian kinclong penampilannya di Tim Catalan dan juga timnas Brasil. Beruntung di pentas Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo Syamsir digaet oleh Persiba Balikpapan. Menarik menanti apakah ia bisa kembali bersinar atau kian terpuruk

7 dari 8 halaman

Zulham Zamrun dan Cristiano Ronaldo

Zulham Zamrun tampil memesona bersama Persib Bandung di ajang Piala Jenderal Sudirman 2015. Ia jadi pemain terbaik sekaligus top scorer turnamen. Penyerang sayap asal Ternate, Maluku tersebut punya ciri khas baru saat berselebrasi merayakan gol.

Ia beraksi mirip bintang asal Portugal, Christiano Ronaldo: saat berselebrasi selalu membelakangi penonton sekaligus menunjuk-nunjuk nomor punggungnya.

Zulham pun sempat dijuluki dengan inisial yang mengacu nomor punggung di Tim Maung Bandung, ZR54. Mirip dengan Ronaldo dengan inisial CR7.

Zulham Zamrun Hobi Meniru Selebrasi Cristiano Ronaldo

Zulham tak menampik kalau Ronaldo pemain idolanya. Tak hanya ingin meniru gaya bermain CR7, Zulham terobsesi bersolek ala pemain idolanya. Rambut belah pinggir tertata rapi yang dibasuh minyak milik Zulham sama persis dengan Ronaldo.

Hanya belakangan banyak orang bilang wajah Zulham kini mirip gelandang serang Turki yang bermain di Barcelona, Arda Turan. Hal ini karena jenggot lebat yang kini menghiasi dagunya.

8 dari 8 halaman

Ponaryo Astaman dan Xabi Alonso

Ponaryo Astaman dan Xabi Alonso punya kemiripan dari sisi peran yang dijalankan di tim yang dibelanya saat ini. Keduanya jadi sosok pemain senior dengan karakter kepemimpinan yang kuat.

Mereka figur yang dihormati dan disegani pemain muda di klubnya. Ponaryo yang kini membela Pusamania Borneo FC serta Xabi di Bayern Munchen, bermain di posisi sama sebagai gelandang tengah.

Saat berlaga di lapangan, gaya bermain keduanya sedikit berbeda. Ponaryo yang mengidolai Steven Gerrard, tipikal gelandang yang mengedepankan power. Pemain gaek berusia 36  tahun itu, jarang memegang bola lama-lama. Jika di awal kariernya Ponaryo dikenal sebagai gelandang yang sering membantu serangan, di masa pengujung kariernya kini ia lebih sering jadi pemain jangkar pelapis  pertahanan.

Ponaryo Astaman - Xabi Alonso (Bola.com - AFP)

Di sisi lain, Xavi tipikal gelandang tengah Spanyol tulen yang dianugerahi bakat mengolah bola di atas rata-rata. Pemain berusia 34 tahun tersebut jadi pembagi bola sekaligus pengatur tempo permainan.

Kalaupun ada persamaan antara Ponaryo dan Xabi adalah kedoyanan keduanya bermain keras. Demi kepentingan tim keduanya tak ragu-ragu melakukan pelanggaran keras yang berbuah kartu. Secara fisik jika diperhatikan keduanya agak-agak mirip dengan ciri khas brewok.

 

 

Video Populer

Foto Populer