Sukses


Profil Klub Torabika SC 2016: PSM Makassar

Bola.com, Jakarta - Menjelang bergulirnya kompetisi Torabika Soccer Championship 2016, bola.com menyajikan profil klub-klub peserta. Fokus kami kali ini: PSM Makassar.

PSM Makassar adalah klub tertua di Indonesia yang masih eksis di persepakbolaan tanah air. Berdiri pada 2 November 1915 dengan nama awal Makassar Voetbal Bond (MVB), PSM bukan hanya sarat prestasi tapi juga pernah melahirkan pesepakbola terbaik Indonesia pada era masing-masing.

PSM tercatat lima kali juara Perserikatan  yakni pada tahun 1957,1959, 1965, 1966, dan 1992. Klub berjuluk Juku Eja ini juga berjaya di Soeharto Cup 1974.

Ketika era Perserikatan berakhir pada 1994, PSM berhasil menembus partai puncak di Stadion Gelora Bung Karno sebelum takluk ditangan Persib Bandung.

Pamor PSM tetap terjaga di era Liga Indonesia dengan merebut juara pada musim 1999/2000 plus jadi runner-up pada pada tahun1996, 2001 2003 dan 2004. Di pentas internasional, PSM juara di Piala Ho Chi Minch City 2001 dan menembus perempat final Liga Champions pada tahun sama.

Tim Juku Eja pun pernah melahirkan pemain yang mencuat sampai level nasional seperti Ramang, Maulwi Saelan, Suwardi Arland, Harry Tjong, Rasyid Dahlan, M. Basri, Ronny Pattinasarani, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur dan Syamsul Chaeruddin.

Romantisme sejarah sarat prestasi inilah yang ingin dikembalikan manejemen PSM yang kini dikendalikan Munafri Arifuddin, CEO PSM.

Selain mendaulat salah satu legendanya, Luciano Leandro sebagai pelatih kepala, manejemen mendatangkan sejumlah pemain bintang seperti Rizky  Pellu dan Ferdinand Sinaga plus pemain asing Boman Aime, Lamine Diarrasouba (Pantai Gading) dan Alex Silva (Brasil).

Para pemain dan pelatih PSM Makassar berfoto bersama usai latihan di sekitar perumahan Patra Jasa, Jakarta Selatan, Jumat (8/4/2016). Latihan ini merupakan persiapan jelang Trofeo Persija. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Tim Ayam Jantan dari Timur bermodalkan banyak pemain muda Makassar. Menegaskan jati diri klub sebagai klub kebanggaan Sulawesi Selatan. Hasrat untuk mengembalikan era kejayaan di era Perserikatan diapungkan.

Target minimal tiga besar di Indonesia Soccer Championship 2016 pun dipatok manajemen PSM. Bidikan yang realistis buat klub dengan materi dan tradisi juara seperti PSM.

Walau memang untuk mewujudkan target tinggi tersebut Luciano Leandro perlu kerja keras. Mengingat pesaing-pesaing di level elite kompetisi juga mempersolek diri dengan deretan pemain-pemain bintang di skuatnya.


Data Klub

Berdiri: 2 November 1915

Presiden: Sadikin Aksa

CEO: Munafri Arifuddin

Stadion: Andi Mattalatta Mattoangin

Prestasi: 

- Perserikatan: Juara (5): 1957, 1959, 1965, 1966, 1992; Runner-up (3): 1961, 1964, 1994

- Liga Indonesia: Juara (1): 1999/2000; Runner-up (4): 1996, 2001, 2003, 2004

Daftar Pemain:

Kiper: Dimas Galih Pratama, M.Syaiful, David Ariyanto 

Belakang: Erwin Gotawa, Hendra Wijaya, Boman Aime, Valentino Telaubun, Jajang Maulana, Wasiat, Rafael, Ahmad Hari, Frengky Adi 

Tengah: Ardan Aras, Syamsul Chaeruddin, Rizky Pellu, Hasan Husain, Ridwan Tawainella, Fadlan, Alex Silva, Rasyid Bakri (Tengah); Ferdinand Sinaga, Basri Lohy, Rahmat Syamsuddin, Maldini Pali

Depan:Ferdinand Sinaga, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, Lamine Diarrasouba, Andri

2 dari 3 halaman

Bintang


BINTANG: SYAMSUL CHARUDDIN

Usia Syamsul Chaeruddin sudah 33. Tapi, gelandang jangkar yang jadi tulang punggung Timnas Indonesia di Piala Asia 2004 dan 2007 ini tetap jadi roh permainan PSM di Indonesia Soccer Championship 2016. Bagus atau tidak penampilan Juku Eja saat bertanding tergantung kondisi Syamsul.

Bergabungnya sejumlah pemain anyar seperti Rizky Pellu dan Ferdinand Sinaga tidak menyurutkan pamor Syamsul di PSM. Bagi, gelandang kelahiran Limbung, Gowa, 9 Februari 1983 ini, ISC  2016 adalah pertaruhan terbesar dalam kariernya sebagai pesepak bola.

Pasalnya, sejak bergabung di PSM pada 2001, gelandang yang sempat membela Persija Jakarta dan Sriwijaya FC ini  tidak pernah membawa Juku Eja meraih gelar di pentas elite nasional.

Syamsul Chaerrudin hanya membawa PSM dua kali menempati posisi dua besar Liga Indonesia edisi 2003 dan 2004. Di level Timnas Indonesia, Syamsul adalah langganan starter sejak 2002 sampai 2007 meski pelatih selalu berganti.

Syamsul Chaeruddin, panutan sekaligus sosok pemimpin di PSM Makassar. (Bola.com/Abdi Satria)

Gelar juara yang diraih Syamsul bersama timnas adalah memenangi trofi juara Turnamen Piala Sultan Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam pada 2002. Prestasi yang tidak pernah lagi diulang oleh Tim Merah-Putih hingga kini.

"Musim ini saya bertekad mengakhiri dahaga panjang gelar buat PSM. Sesuatu yang tidak mudah. Hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah," ungkap Syamsul.

Syamsul diharapkan jadi mentor bagi pemain belia yang mendominasi skuat Tim Ayam Jantan dari Timur musim ini. Pelatih PSM, Luciano Leandro menyakini sang gelandang yang berstatus sebagai tim mampu melakukan itu. Pengalaman panjang merasakan laga-laga penuh tekanan, serta rasa cinta yang besar pada PSM jadi modal bagus bagi Syamsul untuk memberi pembeda pada Tim Juku Eja.

3 dari 3 halaman

Pelatih

PELATIH: LUCIANO LEANDRO

Kala masih berstatus sebagai pemain, Luciano Leandro adalah idola dan pujaan suporter PSM Makassar. Meski hanya membawa PSM meraih runner-up Liga Indonesia 1995-1996, pamor Luciano tidak luntur.

Luciano jadi salah satu pemain asing generasi pertama yang tampil memesona di masa awal perhelatan Liga Indonesia. Di masa itu selain sang gelandang serang asal Brasil ada figur Jacksen F. Tiago, Carlos De Mello, Dejan Antonic, yang jadi magnet kompetisi kasta elite era baru penggabungan Perserikatan dengan Galatama.

Sikapnya Luciano yang santun dan bersahabat di luar lapangan sangat melekat di hati suporter PSM. Faktor inilah yang membuat manajemen Juku Eja melamarnya untuk membesut Juku Eja di Indonesia Soccer Championship 2016.

Gayung bersambut, Luciano yang mengemban misi mengembalikan pamor klub yang sangat dicintainya menerima tawaran manajemen.

Pelatih PSM Makassar, Luciano Leandro, menghadapi sejumlah tantangan berat sebagai pelatih PSM. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Luciano pun datang ke Makassar awal Februari lalu. Tapi, layaknya klub dengan tradisi juara, tekanan pun terus berdatangan ke pelatih asal Negeri Samba yang satu ini. Mulai dari pemulangan dua pemain bawaannya dari Brasil,  Carlos Eduardo dan Jean Philippe Dutra sampai lisensi kepelatihannya dipertanyakan.

Terakhir, posisinya sebagai pelatih kepala PSM mulai digoyang usai dirinya gagal memenuhi target juara di Trofeo Persija. Berada dalam tekanan, Luciano bergeming. Dia yakin dengan semangat pantang menyerah ala Makassar dipadu sentuhan teknis ala Brasil bakal mengembalikan nama besar PSM.

Saat jadi pemain Luciano Leandro meraih gelar juara Liga Indonesia bersama Persija Jakarta. Di klub tersebut sang mentor juga dianggap sebagai legenda. Ia berharap kejayaan tersebut bisa diulangi di PSM.

Video Populer

Foto Populer