Sukses


Herrie Setiawan: Antara Persib, Pujian, James Bond, dan Anak

Bola.com, Bandung - Tangan dingin caretaker Persib Bandung, Herrie Setyawan, dalam meramu taktik dan strategi pasca ditinggalkan Dejan Antonic mendapat pujian dari bobotoh Persib. Bahkan tidak sedikit para mantan pemain dan pelatih Persib yang memberikan acungan jempol kepada pelatih yang selalu berpenampilan plontos ini.

Herrie mampu melewati ujian pertama dengan mempersembahkan kemenangan kala menjamu Mitra Kukar, 2-1, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage, Bandung (18/6/2016).

Kemenangan itu sesuai dengan asa yang diapungkan puluhan ribu bobotoh termasuk manajemen Persib setelah melihat rentetan hasil tak memuaskan yang diukir era Dejan Antonic.

Namun, raihan poin penuh atas tim Naga Mekes itu baru jadi langkah awal Herrie yang biasa disapa Jose ini. Lantas siapkah ia menanggung beban yang cukup berat dengan menduduki kursi pelatih Persib meski untuk sementara mengingat tuntutan manajemen dan bobotoh yang tinggi? Apa pula yang dirasakannya saat ini setelah mengambil alih tugas dan tanggung jawab dari Dejan?

Berikut petikan wawancara bola.com dengan pelatih sementara Persib itu, Selasa (21/6/2016), di Bandung.

Bagaimana perasaan Anda kali pertama memegang Persib dan langsung menang?
Jangan terlalu dibesar-besarkan. Di sini (Persib) saya belum apa-apa dan perjalanan masih panjang. Saya tidak mau banyak sanjungan. Kemenangan kemarin memang patut disyukuri. Ini semua karena kerja keras para pemain, pelatih, manajemen, dan official. Alhamdulillah, di Persib ini fondasinya sudah ada, tinggal kami membangunnya.

Apakah selama ini punya mimpi jadi pelatih kepala Persib?
Harapan saya jadi pelatih kepala tentu ada. Tapi mungkin beberapa tahun ke depan, saya tidak tahu kapan dan entah di klub mana. Yang pasti saya pun ada rencana untuk mengambil lisensi A AFC. Sekarang baru B AFC.

Artinya Anda tidak berharap jadi pelatih Persib?
Bukan begitu, ini juga di luar dugaan menjadi caretaker Persib. Saya kaget saat pertama dipercaya jadi caretaker dan ini pengalaman saya pertama di tim sebesar Persib. Mungkin ini jalan dari Allah untuk saya di Persib dulu. Bagi saya jadi caretaker di sini sekaligus menimba ilmu menjadi pelatih kepala.

Herrie Setiawan berteriak memberikan arahan kepada tim Persib Bandung saat melawan Mitra Kukar di ajang Torabika SC 2016. Persib Bandung Menang 2-1. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

 

Ada beban yang dirasakan ketika didapuk menjadi caretaker Persib?

Kalau beban tidak ada karena saya berpikir di Persib mencari pengalaman dan belajar jadi pelatih kepala. Ini tentunya sangat berharga bagi saya karena caretaker di tim sekelas Persib, bisa bayangkan sendiri, ini sebuah tim besar yang tentunya banyak harapan dari pecintanya.

Bagaimana cara Anda merangkul dan melakukan pendekatan kepada pemain?

Rahasia dong hahaha... Ada cara khususnya, tapi saya tidak mau membeberkan di sini, yang jelas saya selalu memupuk kebersamaan dan saling menghargai antara pemain Persib Bandung. Itu saja kunci utamanya.

2 dari 2 halaman

Dejan Cuek

Ketika mampu membawa kemenangan Persib pasca ditinggal Dejan, apa reaksi orang terdekat?
Yang jelas banyak yang ucapan selamat. Kemudian anak saya yang paling besar mendadak mau jemput saya setelah pertandingan. Biasanya cuek hehehe...Ternyata dia banyak menerima pesan singkat dari temannya atas kemenangan Persib waktu itu. Mungkin dia bangga melihat ayahnya...

Bisa diceritakan awal karier Anda berkarier di dunia pelatih?
Awal saya menjadi pelatih di PSIT Cirebon tapi merangkap sebagai pemain, terus kembali ke Bandung dan masuk SSB UNI jadi pelatih anak-anak usia 7-9 tahun. Kemudian kembali lagi ke Cirebon pegang Suratin, pegang Divisi III Cirebon, dan kembali lagi ke UNI. Lantas dipercaya memegang UNI Senior untuk Liga Nusantara sampai mewakili Jabar di tingkat nasional dan jadi juara nasional.

Bagaimana awal Anda jadi asisten Persib?
Setelah di UNI Senior saya diajak Pak Djadjang Nurdjaman jadi asisten pelatih U-21 Pelita Jaya selama dua tahun. Lalu pulang ke Bandung, ke UNI lagi dan awal 2013 diminta Djanur lagi jadi asisten pelatih Persib sampai sekarang jadi caretaker.

Sejauh mana kedekatan Anda dengan Djanur?
Pak Djanur itu sudah seperti kakak saya sendiri. Saya sudah lama kenal dengan Pak Djanur, dengan keluarganya pun dekat sekali. Kami suka saling curhat seputar sepak bola. Kalau awal kenal Djanur waktu di PON 1989. Jadi sama pak Djanur itu sudah tidak ada keraguan untuk berbagi.

Herrie Setiawan dan Pemain Persib Bandung melakukan salat berjamaah di Masjid Nurul Huda, Sidoardjo, Jawa Timur, Sabtu (11/6/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Anda sering dipanggil Jose. Apa arti nama itu dan sejak kapan dipanggil Jose?
Hahaha... Asal mula nama Jose itu dari film James Bond. Dalam salah satu filmnya, ada peran George yang jadi musuh James Bond. Nah, katanya saya mirip dengan pemeran George itu. Tapi, karena lidah Sunda dari George jadi Jose atau Jos. Yang pertama kali memanggil saya dengan sebutan itu Bambang Nurdiansyah, waktu sama-sama di Pelita, saya junior, Bambang di tim seniornya.

Apa harapan Anda saat ini?
Harapan saya tidak muluk-muluk. Saya ingin tetap menjadi orang yang selalu positif dan tetap bisa membawa tren positif bagi Persib.

Data Diri:
Nama: M. Herrie Setyawan
Panggilan: Jose
Tempat, Tanggal, Lahir: Makassar, 8 Maret 1969
Postur: 178 cm/83 kilogram
Hobi: Renang dan sepak bola
Tim Favorit: Jerman, Real Madrid
Pemain Favorit: Jurgen Kohler
Istri: Ani Handayani
Anak: 3 (putra dan 2 putri)
Karier Pemain:
1987-1988 Bandung Raya
1988-1996 Pelita Jaya
1997-2002 Persib
2003 - PKT
2004 - Persijap
2005 - Mojokerto
2006 - Persma Manado
2007 - PSA Asahan, Sumatra Utara

Video Populer

Foto Populer