Sukses


Alfred Riedl dan Situasi Pelik Jelang Piala AFF 2016

Bola.com, Sentul - Sebelum menerima tawaran jadi pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 dari PSSI, Alfred Riedl mengaku sudah menerima gambaran kesulitan apa saja yang akan dijumpainya dalam mempersiapkan tim jelang ke turnamen sepak bola di kawasan ASEAN itu.

Alfred sejatinya juga sudah paham benar dengan situasi kondisi sepak bola Indonesia, dengan PSSI, klub, dan kebiasaan pemain di negeri ini karena ini adalah kesekian kalinya pelatih yang fasih berbicara dalam empat bahasa itu menangani Tim Garuda setelah tahun 2010, 2012, dan 2014.

Kali ini, Alfred juga menyadari akan menghadapi tantangan tak mudah. Namun, ia masih ingin diberi kepercayaan untuk mencoba kembali mendampingi Tim Merah-Putih dengan bekal pengalaman yang dimilikinya selama ini.

Masalah pemilihan pemain, pemusatan latihan dalam waktu yang sangat terbatas, hingga tarik ulur pemain antara klub dengan timnas termasuk beberapa hal yang jadi perhatian pelatih kelahiran 2 November 1946 itu.

Dalam wawancara eksklusif dengan Bola.com di Hotel Lor In, Sentul, Minggu (19/6/2016), Alfred Riedl memberikan gambaran perihal Timnas Indonesia yang dibesutnya serta rencana jelang Piala AFF 2016:

Setiba di sini Anda mengatakan ingin membawa perubahan di timnas?
Alasan saya ingin mengubah tim sedikit saat datang ke sini adalah karena persiapan buruk yang terjadi di Piala AFF 2014. Saat ini saya ini tidak bisa memanggil pemain U-19 karena mereka masih sangat muda. Sementara pemain dari Timnas U-23 yang bermain di Asian Games 2014 juga kurang menggigit. Mereka bermain jelek. Saya mungkin hanya bisa mengambil satu-dua pemain dari eks pemain Timnas U-23 di Asian Games itu.

Lantas, kita kembali ke beberapa pemain lama ketika di Piala AFF 2010, tapi saat itu persiapan juga kurang bagus. Kami hanya punya waktu bersama selama seminggu sebelum pertandingan pertama, jelas tak cukup.

Sekarang, kami ingin mencari lebih banyak pemain muda karena meski situasi terlihat sama sulitnya, pemain muda mungkin bisa memberikan lebih banyak kekuatan dengan jiwa muda mereka. Semoga ini keputusan tepat karena Anda tak bisa tahu, bila melakukan ini kamu bisa berhasil atau tak berhasil.

Sebagai gambaran, berapa kira-kira persentase pemain muda dan senior di timnas nantinya?
Saya belum tahu. Kami ingin menurunkan pemain muda, tetapi bila mereka tidak bagus tentu tidak akan kami bawa. Muda saja tidak cukup, harus muda, bagus, bertalenta, dan membantu saya. Tapi tentu, akan cukup pemain muda (dalam tim) nantinya.

2 dari 2 halaman

Pemusatan Latihan

Bagaimana rencana pemusatan latihan karena PT GTS sempat mengungkapkan menyiapkan dua opsi, salah satunya menghentikan turnamen demi memberi waktu pada timnas?
Ya, saya mendengar hal itu. Tapi, itu kata mereka (operator turnamen). Bagaimana bila klub tidak menginginkan hal sama? Dari jadwal yang saya lihat, pertandingan terakhir di kompetisi pada 18 Desember 2016 dan mereka punya jadwal yang sangat ketat. Sementara keputusan menggelar kompetisi ini bukan hasil pembicaraan sehari melainkan selama beberapa minggu bahkan bulan.

Tak lama setelah berputar, situasi (sepak bola Indonesia) berubah dengan pengangkatan sanksi FIFA. Mereka lantas ingin tampil di Piala AFF. Tapi, klub sudah punya punya kontrak pemain sampai akhir Desember, ada juga soal hak siar televisi.  

Lantas bagaimana mengatasi persoalan ini? Ini akan jadi tugas yang sulit buat semua dan saya tidak bisa menduga akan seperti apa keputusannya. Saya harus melihat hal ini dengan sederhana dan mencoba yang terbaik.

Timnas Indonesia pada 2014. Berapa banyak dari mereka yang masih akan memperkuat Tim Garuda di Piala AFF 2016? (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Soal rencana menggelar partai uji coba?
Dengan rencana pemusatan latihan yang belum jelas, bagaimana saya bisa menyiapkan uji coba? Tapi, ada sedikit gambaran. Sesuai jadwal kompetisi, pada 8 dan 15 Agustus 2016 mungkin bisa digunakan pemusatan latihan singkat sekaligus beruji coba karena saya lihat pada waktu-waktu itu kompetisi off selama tiga-empat hari.

Saya bisa menggunakan waktu itu untuk mengumpulkan pemain yang mungkin bisa datang. Dari 40 pemain itu mungkin bisa dibagi, 20 di Jakarta dan 20 lain di kota lain, semisal di Surababaya, untuk grup barat dan timur. Sama seperti yang dilakukan jelang Piala AFF 2010.

Dari situ bisa kami peroleh 25-26 pemain hingga akhirnya didapatkan skuat final, yang berjumlah 23 pemain untuk dibawa ke turnamen.

Sedikit cerita soal Piala AFF 2014?
Pada 2014 semuanya sudah bekerja sebaik mungkin. Dari pelatih kepala, pemain, federasi, hingga liga. Tetapi, kondisi jelang AFF ketika itu sangat istimewa.

Banyak pemain dari Arema, (Persib) Bandung, dan Persipura yang tidak ikut pelatnas karena bergabung dengan klub, turun di ajang internasional bahkan hingga ada yang melaju sampai semifinal (Piala AFC). Saat kami menjalani pertandingan uji coba internasional, mereka tidak bersama kami tapi bersama klub.

Kemudian di saat bersamaan Timnas U-23 juga menggelar pemusatan latihan sebelum turun di Korea Selatan (Asian Games 2014). Ada empat-enam pemain yang tidak bersama saya tetapi bersama Timnas U-23 karena persoalan prioritas, mereka tampil lebih dulu dari kami. Situasi seperti itu yang saya hadapi.

 

Video Populer

Foto Populer