Sukses


5 Pelayan Pengerek Produktivitas Striker di Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia dalam sejarahnya memiliki pemain gelandang kreatif yang menjadi awal dari umpan ke lini depan. Namun, kini stok pemain dengan tugas melayani para striker di Tim Merah-Putih sangat terbatas.

Ronny Pattinasarany, Fachri Husaini, Ansyari Lubis, hingga Firman Utina merupakan contoh pemain yang merupakan pelayan striker semasa mereka masih aktif memperkuat Timnas Indonesia. Umpan-umpan terukur yang memiliki potensi berakhir dengan gol yang dicetak oleh para pemain depan kerap lahir dari kaki mereka.

Sebagai pembanding di level dunia, pemain-pemain model seperti itu bisa dilihat dari sosok Xavi Hernandez (Spanyol), Andrea Pirlo, serta Mesut Ozil (Jerman). Mereka amat jempolan melepaskan umpan-umpan terukur.

Namun, jika melihat komposisi Tim Garuda saat ini, Alfred Riedl tak memiliki banyak pemain dengan karakter pelayan untuk striker. Justru kini Timnas Indonesia lebih banyak diperkuat pemain tengah yang biasa beroperasi dari sisi sayap, seperti Septian David Maulana, Irsyad Maulana, dan Andik Vermansah.

Dari pemanggilan pemain Timnas Indonesia saat bertanding menghadapi Malaysia pada awal September, pemusatan latihan di Stadion Manahan, Solo, pada akhir September, dan pertandingan uji coba kontra Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada awal Oktober 2016, bisa dihitung dengan jari pemain-pemain dengan karakter seperti itu.

Pemanggilan pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly, untuk mengikuti laga uji coba kontra Vietnam pada 8 November 2016 disinyalir Alfred Riedl ingin mencari alternatif lain untuk posisi gelandang serang yang bisa memberikan pelayanan yang sangat baik kepada Boaz Solossa atau Irfan Bachdim.

Siapa saja gelandang Timnas Indonesia saat ini yang bisa menjadi pelayan striker? Bola.com menyajikan lima pemain tersebut.

Evan Dimas

Pemain veteran Timnas Indonesia U-19 ini adalah salah satu pelayan striker sejati. Saat membela Tim Garuda Jaya sang pemain diberdayakan oleh pelatih, Indra Sjafri, sebagai pengalir bola dan pengatur irama permainan di lini tengah.

Muchlis Hadi di ujung tombak, atau pun Ilham Udin Armaiyn di sisi kiri Timnas Indonesia U-19 pernah merasakan bagaimana akurat dan mematikan umpan yang dilepaskan Evan Dimas ke belakang lini pertahanan tim lawan. Tak hanya itu, tembakan-tembakan jarak jauh yang mengejutkan juga menjadi spesialisasi pemain asal Surabaya itu.

Pelatih Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19, Eduard Tjong, bahkan mengakui bahwa kepemimpinan Evan Dimas di angkatannya telah membuat perbedaan yang begitu besar dengan tim yang diasuhnya. Edu mengakui bahwa Evan Dimas memiliki kemampuan mengatur permainan dengan sangat baik.

Teknik mengatur irama permainan dan akurasi umpan membuat Evan Dimas menjadi andalan Alfred Riedl untuk mengisi pusat lapangan tengah Timnas Indonesia. Begitu sentral peran pemain yang pernah menjajal sepak bola Eropa itu membuatnya mendapatkan kepercayaan dari Alfred Riedl untuk terus bermain dalam dua pertandingan uji coba kontra Malaysia dan Vietnam.

Bayu Pradana

Gelandang Mitra Kukar ini sebenarnya memiliki posisi asli sebagai gelandang bertahan. Bayu Pradana mendapatkan panggilan pertamanya bersama Timnas Indonesia saat menghadapi Malaysia di laga uji coba dan dipercaya menjadi pemain starter oleh Alfred Riedl.

Bayu Pradana sukses bermain selama 90 menit dalam laga uji coba itu, di mana sebenarnya Alfred Riedl melakukan enam pergantian pemain dalam pertandingan tersebut. Bayu dipercaya mengisi posisi tengah bersama Evan Dimas dan tampil cukup mengesankan dalam kemenangan 3-0 yang diraih oleh Timnas Indonesia.

Bayu pun kembali mendapatkan kepercayaan dari Alfred Riedl untuk mengisi lini tengah Timnas Indonesia di babak kedua pertandingan uji coba kedua kontra Vietnam. Dalam laga yang berakhir dengan kedudukan 2-2 itu Bayu masuk di awal babak kedua menggantikan Dedi Kusnandar yang baru mendapat debut bersama Timnas Indonesia.

Bayu masuk dalam kondisi Timnas Indonesia sudah bermain imbang 2-2 dengan Vietnam. Masuknya Bayu Pradana cukup mempertebal lapisan lini tengah Tim Garuda. Sayangnya, selama 45 menit Bayu Pradana bermain, ia tak bisa banyak membantu para striker untuk bisa mencetak gol tambahan untuk memenangi pertandingan tersebut.

Dedi Kusnandar

Mantan pemain Persib dan Pelita Jaya ini baru saja bergabung dengan Timnas Indonesia saat melakukan pemusatan latihan di Stadion Manahan, Solo, pada 22-27 September 2016. Dedi Kusnandar pun mendapatkan debut bersama Tim Garuda selama 45 menit dalam pertandingan kontra Vietnam.

Pemain berusia 25 tahun itu mendapatkan panggilan dari Alfred Riedl karena penampilan cemerlangnya bersama klub Malaysia, Sabah FA. Saking cemerlangnya, Persib pun berharap pemain kelahiran Sumedang ini bisa kembali memperkuat Maung Bandung.

Dedi Kusnandar memiliki peran yang sama seperti Bayu Pradana, di mana posisinya lebih menjadi gelandang bertahan.

Namun, kemampuannya untuk bisa menjelajah di lini tengah dan mengirimkan umpan-umpan akurat ke segala arah, terutama ke lini depan akan menjadi keuntungan bagi tim asuhan Alfred Riedl jika lawan begitu ketat menjaga Evan Dimas yang lebih mendapatkan kepercayaan sebagai playmaker.

Namun, mengalirkan bola dari lini tengah bukan satu-satunya keahlian yang dimiliki Dedi Kusnandar. Pemain yang pernah memperkuat Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2013 ini pun juga memiliki kemampuan untuk membaca permainan dan muncul tiba-tiba dari lini kedua untuk menjebol gawang lawan, di mana itu kerap diperlihatkannya ketika membela klub asal Malaysia, Sabah FA.

Ichsan Kurniawan

Pemain Sriwijaya FC ini sebenarnya dipersiapkan sebagai pelapis Evan Dimas di Timnas Indonesia. Kemampuannya sebagai gelandang serang tidak perlu diragukan lagi meski sebenarnya ia mengawali kiprahnya di sepak bola sebagai seorang striker.

Pelatih Sriwijaya U-21 ketika ia masih muda, Subangkit, adalah sosok yang mengubah posisinya dari seorang striker menjadi gelandang serang. Namun, keputusan itu bisa dinilai sangat tepat melihat bagaimana Ichsan berkembang menjadi pemain yang jauh lebih berbahaya dari lini kedua.

Ichsan mampu menjadi pemain yang mengejutkan dari lini kedua dengan kemampuannya mencetak gol. Namun, dirinya juga sangat terampil saat mengalirkan bola kepada penyerang sayap maupun striker di lini depan tim.

Sayangnya, kini peluang Ichsan Kurniawan untuk bisa memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan rekan-rekannya yang lain. Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) membuatnya harus beristirahat kurang lebih antara tiga hingga enam bulan.

Ichsan pun dijadwalkan akan menjalani operasi di Jakarta pada Selasa (18/10/2016). Dengan sisa satu bulan menuju Piala AFF 2016, tampaknya pemain Sriwijaya FC itu harus merelakan posisinya diserahkan kepada pemain lain yang akan mengikuti pemusatan latihan pada 20 Oktober 2016. Kehilangan seorang Ichsan merupakan kerugian bagi Timnas Indonesia.

Adam Alis

Alfred Riedl memanggil Adam Ali masuk dalam skuad saat Timnas Indonesia menghadapi Malaysia di Stadion Manahan, Solo.

Namun, Adam Alis tidak mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam laga yang akhirnya berakhir 3-0 untuk kemenangan Timnas Indonesia itu. Dalam pemusatan latihan di Stadion Manahan, Solo pada akhir September dan laga uji coba kontra Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada awal Oktober 2016 pun tak ada nama Adam Alis.

Mantan pemain Persija Jakarta ini pun bertekad untuk bisa kembali ke Timnas Indonesia dan siap berjuang keras untuk mendapatkan kesempatan itu. "Saya belum mendapatkan kesemaptan saat uji coba menghadapi Malaysia. Waktu latihan pun hanya dua kali, jadi saya harus bekerja lebih keras lagi," ujarnya.

Bukan berarti Adam Alis tersingkir. Dalam pemusatan latihan di Solo dan uji coba kontra Vietnam memang Alfred Riedl ingin mencari alternatif pemain sebanyak-banyaknya. Asisten pelatih Wolfgang Pikal bahkan telah menegaskan bahwa kesempatan Adam Alis untuk kembali memperkuat Timnas Indonesia begitu besar.

Tidak banyaknya gelandang serang dalam tubuh Timnas Indonesia membuat kans Adam Alis untuk bisa ikut serta ke Filipina saat Piala AFF 2016 terbuka lebar. Hanya saja pemain yang pernah bermain di Bahrain bersama East Riffa itu harus bekerja ekstra keras untuk membuktikan kualitasnya pantas berada di Timnas Indonesia.

Video Populer

Foto Populer