Sukses


4 Kombinasi Ofensif Timnas Indonesia yang Siap Kejutkan Vietnam

Bola.com, Jakarta - Mengantungi kemenangan 2-1 di kandang, kepercayaan Timnas Indonesia meninggi menyongsong duel semifinal leg kedua Piala AFF 2016 melawan Vietnam di Stadion My Dinh, Hanoi, Rabu (7/1/2/2016).

Timnas Indonesia hanya butuh hasil imbang untuk melaju ke partai puncak turnamen. Tim Merah-Putih diprediksi bakal bermain condong bertahan dan mengandalkan serangan balik cepat.

Vietnam kudu waspada, jika tidak ingin dihukum gol-gol kejutan dari tim asuhan Alfred Riedl. Daya serang Timnas Indonesia di sepanjang Piala AFF 2016 dikenal amat berbahaya. 

Sejak fase penyisihan Tim Garuda selalu mencetak gol. Pada pertandingan perdana penyisihan Grup A, timnas menjebol gawang Thailand dua kali, lewat gol duet striker, Boaz Solossa dan Lerby Eliandry. Sayangnya, skor akhir pertandingan 4-2 buat Tim Gajah Putih.

Selanjutnya, saat berjumpa Filipina, Indonesia juga mencetak dua gol, lewat gol Boaz Solossa dan bek Fachrudin Aryanto. Kala itu kedua tim berbagi skor imbang 2-2.

Pada duel penentu nasib Grup A melawan Singapura, tim besutan Alfred Riedl kembali dua kali gawang lawan. Subangsih gol dicetak Andik Vermansah dan Stefano Lilipay. Timnas Indonesia menang 2-1.

Terakhir, saat menjamu Vietnam di semifinal leg pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (3/12/2016), Tim Merah-Putih kembali konsisten mencetak dua gol. Timnas menang 2-1, lewat gol Hansamu Yama dan Boaz Solossa.

Boaz Solossa, jadi pemain paling produktif dengan koleksi tiga gol. Sang pemain sejak uji coba jelang Piala AFF 2016 telah mencetak enam gol.

Pada awalnya sempat mencuat kekhawatiran kalau daya ledak lini serang Timnas Indonesia bakal tereduksi dengan absennya Irfan Bachdim, yang cedera retak tulang fibula.

Striker blasteran Indonesia-Belanda tersebut sama produktif dengan Boaz. Ia mencetak tiga gol di empat duel persahabatan jelang perhelatan turnamen.

Nyatanya tidak seperti itu. Timnas Indonesia tetap ganas menjebol gawang lawan.

Alfred Riedl, cukup cerdik memaksimalkan kombinasi pemain untuk menjaga kestabilan sisi ofensif Tim Merah-Putih.

Pelatih asal Austria tersebut cukup cerdik menurunkan pemain menyesuaikan style bermain lawan. Jika melihat ketersediaan pemain, ada sejumlah opsi kombinasi penyerang yang bisa dimainkan oleh Timnas Indonesia saat berjumpa Vietnam Vietnam pada Rabu (7/12/2016).

Seperti apa detailnya? Kira-kira yang menurut Anda paling tokcer di antara pilihan-pilihan ini? 

2 dari 5 halaman

Duet Cepat Boaz dan Ferdinand

Boaz Solossa dan Ferdinand Sinaga tipikal permainanya sama. Keduanya penyerang yang mengandalkan speed and power. Keduanya senang beroperasi melebar di kedua sisi sayap.

Mereka amat berbahaya jika mendapat pasokan umpan-umpan daerah dalam skema serangan balik. Kombinasi keduanya dicoba Alfred Riedl pada duel leg pertama semifinal Piala AFF 2016 kontra Vietnam.

Hasilnya relatif memuaskan. Tim Paman Ho seringkali direpotkan akselerasi Boaz dan Ferdinand. Keduanya rajin menjelajahi ruang kosong di sisi pertahanan Vietnam.

Ferdinand membuktikan kalau ia bukan striker yang egoistis. Ia mau mengalah bermain di belakang Boaz. Saat Timnas Indonesia ditekan Vietnam, bomber PSM Makassar tersebut turun ke lini tengah untuk membantu duet gelandang tengah, Stefano Lilipaly dan Bayu Pradana.

Boaz dibiarkan dalam posisi menggantung menanti sodoran umpan diagonal jarak jauh. Saat mendapat momentum yang pas, predator yang berkostum klub Persipura Jayapura tersebut langsung melakukan sprint.

Keberanian Boaz Solossa dan Ferdinand Sinaga memegang bola dan melakukan aksi dribel mengundang peluang pemain-pemain Vietnam melakukan aksi pelanggaran, yang berujung pada tendangan bola mati amat menguntungkan bagi Tim Merah-Putih.

 

 

 

3 dari 5 halaman

Boaz Cepat, Lerby Tembok

Kombinasi Boaz Solossa dan Lerby Eliandry dicoba Alfred Riedl di dua laga penyisihan Grup A Piala AFF. Yakni saat duel kontra Thailand dan Filipina.

Pada pertandingan versus Thailand, keduanya unjuk ketajaman dengan masing-masing mencetak satu gol. Lerby dan Boaz beda gaya bermain.

Jika Boaz amat kuat dalam urusan kecepatan, Lerby gayanya stylist sebagai target man. Dengan postur yang tinggi (185 cm), striker klub Pusamania Borneo FC jadi figur striker pantul yang berbahaya.

Tak hanya menjadi pemantul bola bagi rekan-rekannya, ia juga eksekutor sundulan mematikan. Penyerang berusia 25 tahun tersebut dikenal sebagai pemain yang cerdik dalam penempatan posisi. Gaya bermainnya setipe dengan Cristian Gonzales serta Sergio van Dijk.

Di sisi lain, Lerby juga bisa diandalkan sebagai gelandang siluman. Saat Tim Merah-Putih diserang lawan ia jadi benteng pertama di lini tengah.

Serangan Timnas Indonesia lebih bervariasi dengan memaksimalkan kombinasi dua striker ini.

4 dari 5 halaman

Skema Striker Tunggal

Pilihan menempatkan striker tunggal menegaskan kalau Timnas Indonesia bakal cenderung bermain bertahan di kandang Vietnam.

Alfred Riedl bakal menumpuk banyak gelandang buat menyulitkan Vietnam masuk ke jantung pertahanan Tim Garuda. Pilihan formasi yang dipakai 4-2-3-1 serta 4-5-1.

Saat menjajal Singapura di laga penutup penyisihan Grup A, Timnas Indonesia membuka laga dengan skema 4-2-3-1. Pilihan itu diambil untuk memperkuat lini tengah. Ada dua gelandang jangkar yang membentengi pertahanan.

Posisi striker tunggal dihuni oleh Boaz Solossa. Skenario ini bisa dipakai untuk menguatkan sisi ofensif.

Boaz sendiri amat cocok ditempatkan sendirian di depan, sebagai penyelesai peluang emas dalam game plan serangan balik.

Hanya tentu agar Boaz bisa tetap tajam ia kudu dibantu agresivitas dua gelandang sayap plus seorang penyerang lubang.

Alfred Riedl bisa memilih sosok Evan Dimas atau Stefano Lilipaly sebagai penyerang lubang. Ia bakal jadi sosok kreator membongkar pertahanan lawan. Dalam situasi tertentu pemain yang dipercaya mengisi posisi ini bisa jadi sosok pemecah kebuntuan.

 

 

 

 

 

5 dari 5 halaman

Trio Penyerang

Pilihan menggunakan kombinasi tiga penyerang dipilih jika Timnas Indonesia dalam posisi tidak mengenakkan, yakni tertinggal skor dari Vietnam. Untuk membalikkan keadaan Tim Merah-Putih butuh sebanyak mungkin penyerang.

Opsi tiga penyerang otomatis merubah game plan. Timnas Indonesia tidak lagi bermain dengan pola baku 4-4-2 tapi menjadi 4-3-3 atau 3-4-3.

Jika bermain dengan skema 4-3-3, Alfred Riedl bisa menempatkan Lerby Eliandry sebagai target man didampingi oleh Ferdinand Sinaga dan Boaz Solossa di sisi sayap. Trio tajam ini bisa punya daya ledak tinggi.

Di sisi lain jika Indonesia bermain dengan skema 3-4-3, Alfred Riedl cukup mendorong duo gelandang sayap Andik Vermansah serta Rizky Rizaldi Pora untuk mendampingi Boaz Solossa sebagai penyerang tengah.

Banyak kemungkinan yang bisa dicobai sang mentor, mengingat Tim Garuda punya banyak pemain berkarakter winger. Selain nama-nama di atas masih ada figur Bayu Gatra serta Zulham Zamrun yang bisa jadi pembeda.

 

 

 

 

 

Video Populer

Foto Populer