Sukses


    5 Pemain Belia Calon Bintang Timnas Indonesia di SEA Games 2017

    Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia bakal berlaga di SEA Games 2017 Malaysia yang dihelat 19-31 Agustus mendatang. Ajang multievent kawasan Asia Tenggara dua tahunan ini bakal jadi etalase pemain muda.

    Ada perubahan regulasi pada SEA Games 2017. Jika sebelumnya tim-tim peserta diperkuat pemain U-23, di Negeri Jiran nanti yang bakal berlaga pemain yang usianya lebih belia lagi, yakni U-22.

    Perubahan aturan main ini tak berefek banyak bagi Indonesia. Tim Merah-Putih relatif beruntung karena memiliki banyak pemain belia potensial kisaran usia 19 hingga 22 tahun.

    Banyak di antara mereka sudah merasakan atmosfer persaingan panas SEA Games 2015. Beruntungnya beberapa di antara mereka juga terlibat dalam persaingan elite Asia Tenggara di ajang Piala AFF 2016 bersama Timnas Indonesia level senior.

    Keberanian Alfred Riedl memaksimalkan tenaga pemain muda di Piala AFF 2016 berefek positif. Kepercayaan diri diri terdongkrak. Dilatih menghadapi tekanan berat turnamen yang diikuti bintang-bintang terbaik ASEAN, mereka diyakini bakal lebih mudah menghadapi intensitas persaingan SEA Games 2016.

    Evan Dimas, Hansamu Yama, Muklis Hadi, dan Yanto Basna, adalah deretan pemain muda usia veteran Piala AFF 2016 yang punya kesempatan berlaga di SEA Games tahun ini.

    Tinggal bagaimana nanti pelatih yang ditunjuk PSSI lewat forum Kongres Tahunan 2017 pada Minggu (8/1/2017) di Bandung, bisa memaksimalkan potensi para young guns untuk mengakhiri dahaga juara selama 26 tahun.

    Indonesia tercatat jadi juara cabang sepak bola di SEA Games adalah pada tahun 1991 silam. Gelar juara tersebut juga trofi internasional terakhir yang didapat Tim Merah-Putih di persaingan elite Asia Tenggara.

    Di luar pemain muda yang tampil di Piala AFF 2016, Bola.com beberapa nama pemain dengan bekal kemampuan mumpuni yang bisa diandalkan saat mengarungi persaingan berat SEA Games 2017 di Malaysia nanti. Siapa-siapa saja mereka?

     

    2 dari 6 halaman

    Osvaldo Ardiles Haay

    1. Osvaldo Ardiles Haay

    Kepergian Boaz Solossa dari Persipura untuk membela Timnas Indonesia menghadapi Piala AFF 2016 membuka jalan bagi Osvaldo Ardiles Haay untuk unjuk gigi. Pemain yang sejatinya diplot memperkuat Persipura U-21 naik kelas ke tim utama Tim Mutiara Hitam yang kekurangan stok penyerang.

    Siapa sangka, walau masih amat muda berusia 18 tahun (kelahiran 17 Mei 1998), Osvaldo bisa langsung nyetel bermain dengan para seniornya. Ia langsung unjuk ketajaman di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo dengan koleksi lima gol dari 17 laga yang ia mainkan baik sebagai pemain inti atau berstatus pengganti.

    Uniknya postur Osvaldo terhitung kurang ideal buat pemain yang menghuni posisi sayap. Tinggi badannya hanya 154 cm. Namun, walau begitu kekurangan dari sisi fisik ditutupinya dengan kelebihan dari sisi kecepatan. Sama seperti halnya Boaz Solossa, seniornya, Osvaldo amat berbahaya saat melakukan tusukan dari sisi melebar.

    Sepintas gaya bermainnya mirip bintang muda asal Argentina, Lionel Messi. Gesit, kuat dalam penguasaan bola, serta pintar memanfaatkan ruang.

    Jika diberi kesempatan membela Timnas Indonesia di SEA Games 2017, Osvaldo Ardiles Haay diyakini bakal membuat daya serang Tim Garuda Muda amat menyengat.

    3 dari 6 halaman

    Ryuji Utomo Prabowo

    2. Ryuji Utomo Prabowo

    Ryuji Utomo Prabowo jadi salah satu pemain veteran Timnas Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri yang memesona publik sepak bola Tanah Air pada interval tahun 2013-2014.

    Ryuji yang blasteran Jawa-Jepang, pemain didikan pelatnas jangka panjang SDA Uruguay. Ia tipikal pemain serba bisa di sektor belakang. Bisa dimainkan sebagai stoper atau fullback.

    Di usianya yang sangat muda, Ryuji berkesempatan mencicipi kompetisi luar negeri. Pada 2015 ia sempat bermain di klub kompetisi kasta kedua Bahrain, Al Najma. Walau hanya bermain setengah musim, ia jadi pelanggan posisi inti. Ryuji terdepak konon karena Al Najma khawatir dengan sanksi FIFA ke PSSI.

    Pulang ke Tanah Air, pemain kelahiran Jakarta, 1 Juli 1995 tersebut langsung digaet oleh Arema Cronus. Di klub tersebut posisi Ryuji baru sebatas sebagai pemain pelapis. Ia baru diturunkan jika pemain senior macam Beny Wahyudi atau Hamka Hamzah absen karena cedera atau hukuman akumulasi kartu.

    Kedatangan Aji Santoso ke Arema pada musim 2017 diprediksi akan membuat keberuntungan Ryuji berubah. Aji yang sangat suka dengan pemain muda diyakini bakal memberi pemain didikan Akademi Villa 2000 jam terbang bermain lebih banyak.

    Pastinya Ryuji Utomo bisa dijadikan opsi menghuni pos lini belakang Timnas Indonesia U-22 yang bakal berlaga di SEA Games 2017.

    4 dari 6 halaman

    Gavin Kwan Adsit

    3. Gavin Kwan Adsit

    Sosok Gavin Kwan Adsit menarik perhatian saat membela Gavin memperkuat Timnas Indonesia U-18 di turnamen HKFA 2013. Ia jadi bagian fondasi awal Timnas Indonesia U-19 yang memenangi Piala AFF 2013 besutan Indra Sjafri. Gavin merupakan kapten tim sebelum Evan Dimas.

    Gavin keluar dari Tim Garuda Jaya karena meneruskan kariernya di klub Rumania, CFR Cluj. Petualangan sepakbolanya berlanjut ke klub liga regional Jerman, TSV Niendorfer U-19, sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Tanah Air, awal tahun 2015.

    Sempat membela klub Pelita Bandung Raya dan Mitra Kukar di sejumlah turnamen di masa vakumnya kompetisi, Gavin akhirnya mengikat kontrak di Pusamania Borneo FC saat mengarungi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo.

    Sayang di klub tersebut pemain serba bisa yang bisa bermain sebagai penyerang sayap sekaligus fullback jarang dimainkan. Gavin yang blasteran Indonesia-Amerika Serikat tersebut kembali unjuk gigi kala mengantarkan PBFC U-21 ke semifinal TSC U-21.

    Sejatinya Gavin yang kelahiran 5 April 1996 memang salah satu pemain berbakat calon pilar Tim Merah-Putih masa depan. Ia hanya perlu diberi kesempatan saja. Hal itu yang tidak didapatkannya di Pusamania Borneo FC, klub bertabur bintang.

    Pentas SEA Games 2017 jadi ajang yang pas untuk mematangkan potensi Gavin Kwan Adsit. Ia bisa memberi warna permainan Timnas Indonesia U-22.

    5 dari 6 halaman

    I Putu Gede Juni Antara

    4. I Putu Gede Juni Antara

    Sosok I Putu Gede Juni Antara jadi salah satu pemain pelanggan posisi inti Timnas Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri saat menjadi juara Piala AFF U-19 pada 2013. Bermain di posisi bek sayap kanan ia jadi jaminan mutu di sektor pertahanan.

    Putu jadi pemain jebolan Timnas Indonesia U-19 yang punya jam terbang paling tinggi di Bhayangkara FC. Ia tercatat bermain sebanyak 29 kali buat klub yang dimiliki Kepolisian Indonesia di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo.

    Seorang Evan Dimas pun hanya tampil di 19 laga. Sama seperti rekannya, Putu juga sempat dipanggil Alfred Riedl dalam seleksi Timnas Indonesia Piala AFF 2016.

    Sayang ia kalah bersaing dengan pemain lebih senior, Beny Wahyudi dan Manahati Lestusen. Walau begitu bisa dibilang Putu salah satu pemain terbaik di posisi sayap kanan pertahanan.

    Jika dipanggil ke Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017, ini menjadi pengalamannya yang kedua setelah sebelumnya juga menjadi bagian dari Tim Garuda muda di event serupa dua tahun silam.

    6 dari 6 halaman

    Muhammad Tahir

    5. Muhammad Tahir

    Nama Muhammad Tahir mencuat ketika memperkuat Persipura di ajang Piala Bhayangkara 2016. Ia bersama empat pemain-pemain lainnya dari Persipura U-21 yang dipromosikan oleh pelatih Osvaldo Lessa kala itu untuk memperkuat tim senior.

    Tahir menjadi salah satu pemain yang mencuri perhatian. Ia sukses menjalankan peran seniornya, Immanuel Wanggai, sebagai jangkar Tim Mutiara Hitam.

    Di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo Muhammad Tahir diplot menjadi bek tengah saat Persipura kerapkali pincang karena bek senior macam Ricardo Salampessy serta Bio Paulin cedera.

    Hasilnya lumayan bagus. Walau masih hijau jam terbang pemain asal Makassar kelahiran 4 Januari 1994 itu mampu mengemban tanggung jawab yang diberikan dengan baik.

    Catatan statistik pemain dengan tinggi 175 cm terhitung lumayan. Persentase tekel suksesnya menembus 68 persen. Di sisi lain, ia juga jadi pemain pengumpan yang oke. Akurasi operannya menembus 74 persen.

    Sayang rasanya jika pelatih Timnas Indonesia U-22 yang ditunjuk oleh PSSI melewatkan Muhammad Tahir. Ia bisa jadi salah satu andalan untuk memperkokoh lini belakang Tim Merah-Putih Junior di SEA Games 2017. 

    Video Populer

    Foto Populer