Sukses


6 Hal yang Perlu Diketahui dari Marcel Sacramento

Bola.com, Solo - Marcel Sacramento. Nama itu melesat bak bintang berekor di jajaran pesepak bola asing yang berkiprah di Indonesia belakangan ini. Tidak butuh banyak waktu buat Marcel untuk mencuri perhatian insan pencinta sepak bola Indonesia.

Sejak kedatangannya di Indonesia dan bergabung dengan Semen Padang, ia menorehkan prestasi yang membuat publik mau tak mau memberi perhatian khusus padanya. 21 gol yang ditorehkan penyerang asal Brasil itu dalam Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo jadi salah satu penyebabnya.

Jumlah gol yang dilesakkan striker kelahiran 24 Agustus 1987 itu terpaut empat gol dengan peraih gelar top scorer TSC 2016, Alberto Gonvalces, yang mengoleksi 25 gol.

Kredit positif pantas diberikan pada Marcel Sacramento karena mampu menempatkan diri di antara striker-striker yang sudah makan asam-garam kompetisi di negeri ini, sementara buat Marcel, TSC merupakan turnamen pertamanya di tahun pertama kedatangannya di Indonesia.

Harus diakui, banyak yang belum mengetahui sosok Marcel Sacramento secara lebih dalam. Meski terlihat garang di lapangan, Marcel sosok yang hangat, ramah, dan rendah hati. Itu adalah kesan pertama Bola.com saat kali pertama mendapat kesempatan bersua dan berbincang dengannya pada suatu sore di Solo, Jawa Tengah.

Marcel, yang didampingi sang istri, juga senang bisa berbincang dengan jurnalis. Bukan semata karena ingin eksis, melainkan karena ia menyadari statusnya sebagai pesepak bola asing yang kerap menyita perhatian fans. Ia ingin tetap menjalin hubungan baik dengan penggemar sepak bola di negeri ini. Apalagi ia tergolong pemain baru di pentas sepak bola Indonesia.

"Anda tahu bedanya di Indonesia dan di Brasil, soal pemain?" Tanya Marcel kepada Bola.com mengawali pembicaraan kami. "Di sini, klub tak perlu melakukan apapun untuk pemain mereka. Fans akan datang sendiri dan terus mendukung pemain tanpa harus dipromosikan klub. Stadion terisi ramai oleh suporter tanpa terus menerus dipromosikan klub. Di Brasil, mereka harus berpromosi agar pemain selalu mendapat dukungan fans," tuturnya.

 

 

2 dari 7 halaman

Kesan Pertama

Dalam setahun sejak kedatangannya di Indonesia, Marcel mengaku sudah menyerap banyak hal dari negeri ini. Budaya sepak bola, juga masyarakat lokal.

"Orang Indonesia itu sederhana. Ringan tangan, sering tersenyum dan saling menyapa. Mirip Brasil. Saya sering mendapat undangan makan bersama, menyenangkan. Buat pemain, dukungan fans Indonesia sangat luar biasa dan sangat penting. Buat saya, hal itu memotivasi saya untuk membawa tim menang," katanya.

Namun, layaknya orang yang baru menetap di negara asing untuk kali pertama, Marcel juga sempat mengalami masa yang disebutnya momen kepanikan. Penyebabnya, perbedaan bahasa.

Pemain Semen Padang, Marcel Sacramento pada laga Piala Presiden 2017. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Marcel menuturkan saat pertama kali menjejakkan kaki di Padang, ia menilai Indonesia dan khususnya Padang, mirip Brasil. "Perasaan saya mengatakan Padang mirip negara asal saya. Cuacanya sama panasnya. Tapi, setelah beberapa hari tinggal di sana, saya sempat panik. Rupanya Padang sangat berbeda dari Brasil. Bahasa jadi pembeda utama. Hanya 2-3 orang di sekitar saya yang bisa Berbahasa Inggris. Buat saya, kondisi ini tidak mengenakan," ungkapnya.

Marcel lantas mengingat kembali tujuannya ke Indonesia, yakni bermain bola. Itulah mengapa ia berkonsentrasi penuh pada sepak bola dan hal lain di luar itu, dijalaninya hari demi hari dengan mengalir begitu saja. "Kini, semua terasa menyenangkan," ujarnya.

3 dari 7 halaman

Kendala Bahasa

Sebagai pemain asal Brasil, Marcel Sacramento tergolong fasih berbahasa Inggris. Marcel menjelaskan hal ini karena ia pernah empat tahun bermain di Swedia.

"Swedia adalah negara asing pertama yang saya tinggali selepas meninggalkan Brasil untuk berkarier. Di sana, saya disediakan penerjemah dari Bahasa Brasil ke Swedia atau Inggris. Saya memberanikan diri bicara dalam Bahasa Inggris di supermarket atau restoran. Hasilnya, saya lancar ngobrol dengan Bahasa Inggris," ucapnya.

Cara sama akan digunakan Marcel untuk belajar Bahasa Indonesia. "Saya bertekad belajar Bahasa Indonesia. Saya bertanya ke pelatih (Nilmaizar) apakah punya guru Bahasa Indonesia yang bisa mengajari saya setidaknya satu jam dalam sehari agar cepat bisa ngobrol dengan Bahasa Indonesia. Saya ingin punya lebih banyak teman di sini," ucapnya.

Untuk hal ini, Marcel tampaknya harus cepat belajar dari pesepak bola Brasil yang sudah lebih dulu berkiprah di Tanah Air. Fabiano Beltrame dkk. misalnya, sudah jago Bahasa Indonesia dalam kisaran tiga-enam bulan saja.

Untuk urusan bahasa, bisa jadi adaptasi Marcel Sacramento kalah cepat. Tetapi soal adaptasi dengan sepak bola di negeri ini, ia terbilang cepat. Marcel buka suara perihal fakta di balik adaptasinya di Semen Padang.

"Pelatih (Nilmaizar) jadi berperan penting dalam adaptasi saya. Dia menyukai sepak bola 1-2 sentuhan. Semen Padang itu tim sederhana dengan gaya permainan simpel. Saya juga didukung pemain bagus di belakang, kanan, dan kiri saya," ujarnya.

Tidak heran, musim lalu di TSC, dianggapnya sebagai musim yang fantastis. "Tapi, saya harus melupakan itu. Memasuki tahun baru, saya harus lebih baik lagi," tegasnya.

4 dari 7 halaman

Momen Favorit

Sebagai striker, mencetak gol selalu jadi momen paling favorit, tak terkecuali bagi Marcel Sacramento. Kepada Bola.com, dia mengungkapkan perasaan seperti apa yang dimilikinya sesaat setelah ia mencetak gol.

"Saya teringat dengan semua latihan yang saya jalani. Saya teringat rekan setim karena saya butuh mereka dan mereka butuh saya. Momen yang fantastis," ungkapnya.

Andalan Semen Padang Marcel Sacramento merayakan gol ke gawang PSCS Cilacap pada laga kedua Grup E Piala Presiden 2017, Selasa (14/2/2017). (Istimewa)

Marcel mengaku senang membantu Semen Padang hingga sekarang. Ia menggambarkan situasinya saat ini bersama tim urang awak sebagai masa yang luar biasa. "Puji Tuhan, sekarang bisa dibilang masa terbaik saya sebagai pesepak bola. Tiap kali mencetak gol, saya juga selalu teringat keluarga di Brasil. Mereka pasti mengontak saya, mengucapkan selamat dan ikut senang," lanjutnya.

5 dari 7 halaman

Kampung Halaman

Kendati terpisah jarak, Marcel Sacramento ajeg berkomunikasi dengan keluarga, kerabat, dan sahabat di kampung halamannya di Salvador, Bahia, Brasil. Salvador disebut Marcel ramai seperti Jakarta tetapi punya pantai-pantai cantik seperti di Bali. 

"Sepak bola di sana juga kuat. Ada dua klub besar di sana. Beberapa pesepak bola terkenal dari kampung saya, ada Dida (mantan kiper AC Milan) dan Edilson da Silva Ferreira," kata Marcel. 

Marcel mengaku menerima tawaran bermain di Indonesia untuk mencari tantangan baru. Ia menjelaskan dihubungi salah satu agen saat masih di Brasil. Agen itu mendapat rekomendasi dari Diego Messias Dos Santos, yang lebih dulu mengadu nasib di Indonesia. "Saat tawaran itu datang ke saya, saya berpikir: kenapa tidak?"

Marcel lantas mengirim rekaman permainannya, dan selanjutnya seperti diketahui, Marcel berlabuh di Semen Padang. Koleganya, Diego Messias, justru tersingkir dari persaingan. 

Sekarang Marcel menyebut ingin terus bersama Semen Padang dan tinggal di Indonesia. Ia sudah mulai kerasan, apalagi ia telah menemukan kota yang dianggapnya mirip kampung halaman di Salvador. Kota itu adalah Surabaya.

"Bila ada waktu luang, saya memesan tiket dari Padang dan terbang ke Surabaya bersama istri saya. Saya punya sahabat baik di sana, Fabiano Beltrame. Saya kerap tinggal di rumahnya. Surabaya tempat asyik untuk berlibur," katanya.

Fabiano Beltrame, sahabat baik Marcel Sacramento. (Bola.com/NIcklas Hanoatubun)

Di Kota Pahlawan itu, Marcel mengisi waktunya dengan berbelanja atau sekadar menikmati masakan Indonesia di beberapa restoran langganan. Marcel mulai bisa menikmati masakan Indonesia. Dua masakan yang jadi kesukaannya sementara ini adalah nasi goreng dan sea food. Marcel pencinta udang. Berbagai masakan hasil olahan udang disantapnya, tetapi tidak untuk yang bercita rasa pedas.

"Perut saya masih belum bisa menerima kuah atau saus pedas. Saya kerap diare karena menyantap masakan pedas ala Indonesia. Tapi, untuk masakan lain, saya menikmatinya," ucapnya sambil tertawa.

6 dari 7 halaman

Koleksi Tato

Kegemaran lain Marcel adalah merajah tubuhnya alias menghiasai tubuhnya dengan seni tato. Ia tidak mengungkapkan berapa jumlah tato yang dimilikinya sekarang, tetapi ia tidak malu menunjukkan beberapa di antaranya kepada Bola.com, tato yang jadi favoritnya.

"Yang ini, tato bertuliskan nama ayah saya. Yang ini juga favorit saya," kata Marcel sambil menunjukkan tato dengan bentuk seperti mahkota yang ada di kakinya. 

"Kemudian yang ini, seperti burung elang. Julukan saya adalah Corujito. Bila diibaratkan saya adalah elang yang siap menyergap musuh dengan diam-diam. Saya seperti itu di lapangan. Membuat pergerakan tiba-tiba yang sulit diantisipasi lawan," paparnya. 

Satu lagi koleksi tato kesukaannya adalah tato bertuliskan namanya, yang terletak di tangannya: Marcel. Untuk yang ini, tentu tak perlu penjelasan lebih lanjut...

Salah satu koleksi tato yang dimiliki Marcel Sacramento. (Bola.com/Istimewa)

7 dari 7 halaman

Rahasia 2 Sepatu

Tanpa terasa obrolan Marcel dan Bola.com makin seru. Namun, ia harus segera pamit karena sudah ditunggu rekan setim. Sore itu, manajemen tim Kabau Sirah mengajak seluruh pemainnya bersantai dengan menonton film di salah satu bioskop di Kota Solo. Bahkan, satu studio sudah dipesan manajemen, khusus untuk Vendry mofu dkk. 

Namun, sebelum bergabung dengan rekan setim, Marcel masih menjawab satu pertanyaan Bola.com. "Seberapa besar sepatu yang dikenakannya memengaruhi ketajamannya di lapangan?"

"Saya tak tahu pasti soal itu. Tapi, yang jelas saya memang punya dua pasang sepatu favorit yang selalu saya pakai setiap bermain. Satu pasang saya pakai di babak pertama, satu pasang lagi saya pakai di babak kedua. Jadi, saya selalu ganti sepatu saat bermain," jawabnya.

Marcel Sacramento, Semen Padang. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Ia lantas menunjukkan sepatu favorit yang dipakai bergantian itu lewat situs pencari di telepon pintarnya. Dua sepatu itu adalah Nike Mercurial Vapor 11 dan Nike Mercurial Tier Breakdown. 

Marcel menjelaskan ia harus ganti sepatu karena cuaca panas di Indonesia menyebabkan kakinya dengan mudah berkeringat. Dengan berganti sepatu, ia merasa lebih nyaman. Imbasnya, bisa jadi ia tetap garang di lapangan tanpa terkendala kaki basah oleh keringat.

Tetapi, saat ini Marcel mengaku "galau". Penyebabnya, ia punya sepatu ketiga. Sepatu berwarna hijau itu hadiah dari bos Pusamania Borneo FC, Nabil Husein. "Kadang saya bingung, sepatu mana yang akan saya pakai karena sepatunya juga merk Nike dan sama enak dipakainya. Hahaha...," kata Marcel.

Sebelum benar-benar berpamitan, Marcel Sacramento sempat menitip pesan lewat Bola.com. "Nike, ayo, endorse-lah saya," ujarnya sambil menatap kamera dalam-dalam. Duh...

 

 

Video Populer

Foto Populer