Sukses


Komentar Melankolis Djadjang Nurdjaman Pasca Mundur dari Persib

Jakarta Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman, secara resmi mengumumkan pengunduran diri sebagai pelatih kepala seusai Tim Maung Bandung kalah 1-2 melawan Mitra Kukar pada laga pekan ke-15 yang dihelat di Stadion Aji Imbut, Sabtu (15/7/2017). Djanur melontarkan komentar melankolis ke bobotoh. 

Persib yang dinggulkan banyak pengamat sebagai kandidat juara kini ada di posisi 12 klasemen sementara Liga 1 dengan raihan 20 poin. Mereka tertinggal tujuh poin dari PSM Makassar yang ada di posisi nomor satu.

Djadjang Nurdjaman terlihat kepayahan menstabilkan permainan Persib. Sempat menang 2-1 melawan PSM, selanjutnya Maung Bandung digasak 1-3 oleh tim papan atas lainnya, Madura United.

Tak disangka-sangka, pada laga berikutnya Persib bermain imbang 1-1 kontra Persela Lamongan di Stadion Gelora Lautan Api Bandung. Kekalahan dari Mitra Kukar memperpanjang derita Tim Pangeran Biru.

Djanur merasa bertanggung jawab atas pencapaian minimalis ini. Rapor buruk Persib menjadi alasan terbesar Djanur memilih mundur dari jabatannya yang telah dihuninya selama lima tahun terakhir ini.

"Saya minta maaf kepada bobotoh. Segala sesuatu tidak selalu berjalan mulus sekarang ini. Selama lima tahun di Persib, ada pengalaman yang manis atau pahit," kata Djadjang.

Selain itu, Djanur mengucapkan terima kasih kepada bobotoh yang telah memberikan dukungan, termasuk bersama-sama meraih gelar juara Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015.

"Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Kita sudah mengenyam masa-masa emas, masa bahagia, berbunga-bunga, kita meraih juara dan sekarang saatnya kita dalam keadaan seperti ini. Terima kasih kepada seluruh bobotoh, baik yang selalu memberi dukungan dan bobotoh lain yang kecewa dengan kepemimpinan saya di Persib saat ini," kata Djadjang Nurdjaman yang notabene salah satu pemain legendaris Persib Bandung di era 1980-1990.

2 dari 2 halaman

Terlalu Banyak Masalah

Sepanjang musim ini, Djadjang Nurdjaman sudah dua kali mengumumkan pengunduran diri. Sebelumnya, arsitek yang memulai karier kepelatihan di Pelita Jaya tersebut sempat menyatakan keinginan menepi dari tim pasca duel kontra Bhayangkara FC yang berkesudahan 0-2 pada pekan ke-9 di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (4/6/2017).

Saat itu Djanur ngambek dengan kritikan bobotoh yang ia nilai sudah kelewatan. "Siapa yang tahan jika dimaki dengan bahasa binatang. Saya sudah berbuat banyak buat Persib, tidak hanya sebagai pelatih dan pemain," ujar Djadjang.

Namun, pengunduran diri Djanur ditolak manajemen. Setelah dibujuk, sang mentor membatalkan keinginannya menanggalkan jabatan sebagai pelatih kepala Persib.

Sayangnya, prestasi Persib tak kunjung membaik. Djadjang Nurdjaman agaknya merasa bersalah dengan hal ini, mengingat manajemen amat royal mendatangkan pemain-pemain top ke skuatnya.

Begitu banyak persoalan yang dihadapi Djanur musim ini. Dua pemain kelas dunia yang didatangkan dengan banderol wah, Michael Essien dan Carlton Cole, tak disangka-sangka kesulitan beradaptasi. Di sisi lain, Persib seringkali kehilangan pemain penting macam Febri Haryadi dan Gian Zola, yang dipanggil mengikuti pelatnas Timnas Indonesia U-22.

Di sisi lain Persib secara tak terduga kehilangan striker haus gol, Sergio van Dijk, yang dihantam cedera lutut parah. Striker naturalisasi asal Belanda itu mudik ke Negeri Kincir Angin buat memulihkan cedera. Posisi target man Persib kosong.

Carlton Cole yang diharapkan bisa menutup lubang di sektor tengah, penampilannya jauh dari ekspetasi. Striker asal Inggris itu tak juga bisa menaikkan level kebugaran sesuai keinginan Djadjang Nurdjaman.

Video Populer

Foto Populer