Sukses


Ahmet Atayew, Calon Pemain Baru Arema yang Religius

Bola.com, Malang - Bek asal Turkmenistan, Ahmet Atayew, terlihat tak banyak bicara sejak bergabung dengan Arema FC pada Kamis (3/8/2017). Namun demikian, para pemain tim Singo Edan menaruh respek kepada dirinya.

Hal itu bukan dikarenakan Atayew adalah kapten tim Turkmenistan, tapi lebih karena pribadi Atayew yang santun dan religius.

Saat kesempatan makan bersama tim, dia memanjatkan doa dengan membuka kedua tangannya baik sebelum maupun sesudah makan. Hal yang sederhana tetapi jarang diperlihatkan pemain sepak bola di Indonesia.

Sebuah momen lain terjadi saat perjalanan dari Bekasi menuju Malang, Sabtu (5/8/2017). Ketika itu rombongan Arema meninggalkan Hotel Horison, Bekasi pada pagi buta. Begitu sampai di Bandara Halim Perdanakusuma, ada satu hal yang ditanyakan Atayew yaitu mushala. Kebetulan pemain 26 tahun itu ditemani mantan pemain timnas Turkmenistan yang lama bermain di Indonesia, Mekan Nasyrov.

Mekan kemudian bertanya kepada petugas bandara terkait kiblat dan mushala karena Atayew ingin segera menjalankan salat subuh. Hanya saja karena belum menerima tiket dan mushala berada di dalam ruang tunggu, Atayew memilih salat di salah satu sudut yang tertutup pilar penyangga bangunan di area depan konter check in.

Setelah membersihkan lantai dengan sebuah kain, dia menaruh sajadah dan bergegas menjalankan salat subuh. Sosok religius ini membuat para pemain Arema segan menjadikannya bahan candaan. Padahal selama ini seakan jadi tradisi jika pemain baru Arema mendapat tes mental dengan dijadikan bahan candaan.

"Atayew orangnya memang pemalu. Jadi saya akan bantu dia dalam beberapa hari ke depan untuk komunikasi dengan tim," kata Mekan Nasyrov, eks pemain Persija.

Namun untuk adaptasi dengan kondisi Indonesia dan khususnya Malang, Atayew tidak akan kesulitan. Persoalan kini hanya tinggal bahasa. Atayew memang belum bisa bahasa Indonesia dan bahasa Inggrisnya juga tidak terlalu bagus.

Namun sebelum berangkat ke Arema dia sudah intensif mempelajari bahasa Indonesia lewat google translate dan Mekan Nasyrov.  "Kami bisa menggunakan bahasa Turki. Lebih mudah belajar bahasa Indonesia karena ada beberapa aksen yang sama," kata Atayew.

Video Populer

Foto Populer