Sukses


Krisis Keuangan, Persewangi 1970 Galang Dana dari Jalanan

Bola.com, Banyuwangi - Klub Liga 3 asal Banyuwangi, Persewangi, terpaksa menggali dana dari masyarakat yang dilakukan di beberapa titik lampu merah jalan protokol Kota Banyuwangi, Sabtu (19/8/2017).

Aksi sosial ini atas inisiatif manajemen dan Laros Jenggirat, kelompok suporter Persewangi 1970. Ironisnya, sebagai klub binaan, tim asuhan pelatih Ribut Santoso ini tidak mendapat dana sokongan dana dari APBD Pemkab Banyuwangi layaknya klub-klub Liga 3.

Sejak persiapan tim hingga berkiprah di Liga 3 Jatim, semua biaya operasional dari kocek pribadi manajer tim Jos Rudy.

"Sejauh ini sama sekali tak dapat uang pembinaan dari pemerintah daerah. Sampai hari ini saya sudah habis sekitar Rp 400 juta. Saya tidak kuat lagi membiayainya,” kata Jos Rudy.

Dampaknya, dua bulan terakhir pemain belum menerima gaji. Ongkos operasional tim per bulan mencapai Rp 75 juta. Baik untuk gaji pelatih, pemain, dan biaya pertandingan kandang tandang.

"Selama enam bulan semua berjalan lancar. Namun dua bulan terakhir, Juli dan Agustus, ada tunggakan gaji. Untuk gaji pemain dan pelatih Rp 52 juta, untuk TC Rp 12 juta. Biaya kandang Rp 10 juta, tandang Rp 15 juta untuk penginapan dan transpot," jelasnya.

Asisten manajer, Ardiansyah, menjelaskan Persewangi 1970 imbas dualisme klub saat terjadi kisruh PSSI pada 2010-2011.

Saat itu, Persewangi yang musim pertama promosi ke Divisi Utama berkiprah di IPL sebagai kompetisi sah PSSI. Lantaran terjadi perpecahan, muncul dua tim yang sama-sama membawa nama Persewangi. Saat ini di Liga 2 ada Persewangi yang tergabung di Grup 6.

"Aslinya Persewangi itu milik Pemkab Banyuwangi, karena pada musim 2010-2011 Persewangi lolos ke Divisi Utama, status klub harus profesional. Maka dibentuk badan hukum Yayasan Persewangi Laskar Blambangan. Sebagai Ketua, Nanang dan Wakil Ketua Hari Wijaya (manajer Persewangi Liga 2)," jelas jelas Ardiansyah.

Video Populer

Foto Populer