Sukses


Ketajaman Merosot, Boaz Solossa Jalani Peran Baru di Persipura

Bola.com, Jakarta - Boaz Solossa identik dengan produktivitas Persipura Jayapura. Hampir setiap musim ia selalu jadi raja gol Tim Mutiara Hitam.

Semenjak bergabung di Persipura, Boaz sukses mempersembahkan lima gelar juara kompetisi kasta elite. Persipura jadi yang terbaik pada musim 2005, 2008-2009, 2010-2011, 2013, 2016 (Indonesia Soccer Championship).

Boaz mencatatkan diri sebagai top scorer di musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Di tahun yang sama penyerang sayap kelahiran 16 Maret 1986 itu didapuk sebagai pemain terbaik.  

Pesepak bola asal Sorong, Papua, jadi satu-satunya pemain yang bisa menandingi Cristian Gonzales, yang hingga kini mengantungi lima trofi sepatu emas.

Produktivitas Boaz masih terlihat bertaji di Timnas Indonesia. Di ajang Piala AFF 2016 lalu, ia jadi mesin gol utama Tim Merah-Putih dengan lesakkan tiga gol. Sejak masa pelatnas pada bulan September ia tercatat mencetak total enam gol.

Gelandang Persipura, Boaz Solossa, menangkap botol minuman usai melawan Bhayangkara FC pada laga Liga 1 Indonesia di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (9/9/2017). Bhayangkara FC menang 2-1 atas Persipura. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Namun, kebuasan pemain yang bakatnya tercium pada ajang PON Palembang 2004 tersebut tak terlihat di pentas Liga 1 2017. Hingga akhir putaran pertama kompetisi ia paceklik gol.

Saat Boaz tak lagi tajam performa Persipura terlihat tak stabil. Mereka beberapa kali terpental dari persaingan juara (papan atas).

Memasuki putaran kedua, Boaz terlihat mulai ujuk produktivitas. Namun ketajamannya menjebol gawang lawan tak sedasyat Sylvano Comvalius (Bali United) yang mencatatkan diri sebagai top scorer Liga 1 dengan koleksi 37 gol.

Nama Boaz tak masuk deret empat besar pencetak gol terbanyak. Ia kalah gahar dibanding Marclei Santos (Mitra Kukar/24 gol), Alberto Goncalves (Sriwijaya FC/22 gol), dan Samsul Arif (Persela Lamongan/17 gol).

Di Persipura sendiri ketajaman Bochi (panggilan akrab Boaz) kalah dibanding striker asal Brasil, Adisson Alves. Menurunnya ketajaman Boaz dikarenakan sang pemain sering absen karena cedera dan juga pelanggaran disiplin.

Apakah ini pertanda Boaz sudah habis? Rasanya tidak.

Kalaupun ia tak lagi produktif, Boaz tetap punya kontribusi besar buat Persipura, yang menduduki posisi enam klasemen akhir Liga 1. Ia jadi pemain pelayan, terbanyak menyumbangkan assist.

Boaz Solossa tercatat menyumbang 14 assist, terbanyak di Tim Mutiara Hitam dan juga di antara seluruh pemain di pentas Liga 1.

Gol Boaz Solossa di Timnas Indonesia. (Bola.com/Adreanus Titus)

Dalam sebuah perbincangan dengan Bola.com baru-baru ini, Boaz menyebut dirinya menjalani peran baru di klub yang membesarkannya. Di musim ini Persipura banyak menampilkan pemain-pemain muda.

Sebagai pilar senior, Boaz mengaku punya tanggung jawab moral mengawal mereka, sehingga bisa menampilkan performa terbaik di lapangan.

"Cepat atau lambat saya dan beberapa pemain senior lainnya akan pensiun. Prestasi Persipura tidak boleh terpuruk ketika kami tidak lagi bermain. Banyak pemain belia berbakat yang dimiliki Persipura saat ini, saya tentu harus membantu mereka, memberi ruang buat mereka berkembang agar proses regenerasi bisa berjalan mulus," ujar Boaz Solossa.

Osvaldo Haay, Ferinando Pahabol, Marinus Wanewar, M. Tahir, Yan Pieter, adalah deretan pemain belia yang dapat jam terbang tinggi di Persipura musim ini.

Pelan namun pasti mereka mulai bisa menggantikan peran Boaz, Ricardo Salampessy, Ian Kabes, Imanuel Wanggai, Izaac Wanggai, yang selama ini jadi andalan Tim Bumi Cendrawasih.

Persipura Jayapura mungkin belum menuai hasil prestasi mengandalkan pemain belia, namun beberapa tahun ke depan proses regenerasi yang mereka lakukan bakal berbuah.

 

Video Populer

Foto Populer