Sukses


Amarzukih Mulai Menikmati Rap-rap Gaya Baru ala PSMS

Bola.com, Solo - PSMS Medan terkenal sebagai tim dengan filosofi sepak bola keras dengan nama khas rap-rap. Mengandalkan pemain muda, tim berjulukan Ayam Kinantan itu memiliki karakter gigih dengan mengandalkan kecepatan.

Rap-rap strategi bermain pressing tinggi. Di mana setiap pemain selalu memberi tekanan kepada lawan yang memegang bola. Terkadang, demi mengambil alih penguasaan bola, para pemain PSMS rela bermain keras.

Di Piala Presiden 2018, permainan model seperti itu diusung PSMS. Namun, Djadjang Nurdjaman, yang dibesarkan Persib Bandung sebagai pemain atau pelatih, memberi warna baru pada permainan Tim Ayam Kinantan.

PSMS citra rasa Djanur mengombinasikan permainan keras, bertenaga, serta teknik tinggi. Persib Bandung, PSM Makassar, dan terakhir Persebaya Surabaya sudah merasakan keganasan New Rap-rap.

Frets Listanto Butuan, Suhandi, M Alwi Slamat, Antoni Putro Nugroho, Gusti Sandria, hingga Erwein Ramdhani, pemain-pemain belia yang menjadi kartu truf Djadjang Nurdjaman menggeber strategi tersebut.

Gelandang bertahan senior, Amarzukih, mengaku menikmati cara bermain PSMS yang berbeda dengan klub-klub yang pernah ia bela sebelumnya.

Dengan usia sudah menginjak 33 tahun, bersama kapten Legimin Raharjo, Amarzukih jadi sedikit dari pemain-pemain matang pengalaman yang eksis di tim inti PSMS. Djanur ingin keduanya jadi figur pemimpin bagi pemain muda.

''Mereka benar-benar full energi baik saat latihan apalagi bertanding. Bermain dengan kecepatan dan luar biasa. Saya sangat menikmati,'' ungkap Amarzukih.

Mantan pemain Persitara Jakarta Utara itu tak menampik harus menambah menu latihan sendiri. Hal tersebut sebagai upaya agar dirinya mampu melahap permainan keras cepat ciri khas timnya.

''Saya memang menambah latihan sendiri. Setidaknya agar tidak tertinggal jauh dari pemain-pemain muda,'' ujar dia.

Sebagai pemain senior, Amarzukih juga memiliki peran sebagai pembimbing pemain muda di PSMS Medan. Maklum saja, pemain muda biasanya masih memiliki ego dan emosional yang tinggi.

''Biasa, anak muda masih meledak-ledak dan ingin menunjukkan kemampuan. Namun, saya selalu bilang ke mereka untuk mengontrol diri dan lebih sabar,'' ujar Amarzukih.

 

Video Populer

Foto Populer