Sukses


4 Dampak Positif yang Bakal Dibawa Guardiola di Manchester City

Bola.com - Kehadiran Pep Guardiola sebagai manajer Manchester City membuat kompetisi Premier League diyakini bakal semakin menarik. Apalagi, Guardiola adalah sosok pelatih yang kerap menerapkan strategi menyerang dan permainan indah. 

Bukan hanya itu, pria asal Spanyol tersebut juga bakal bertemu dengan salah satu rival kuatnya, yakni Jose Mourinho yang kini menangani Manchester United.

Selain Mourinho, Guardiola bakal bersaing dengan Antonio Conte di Chelsea, Arsene Wenger di Arsenal, Claudio Ranieri di Leicester City, dan Jurgen Klopp di Liverpool untuk meraih trofi Premier League musim 2016-2017.

Pep Guardiola pun diyakini akan membawa gaya permainan yang berbeda dibandingkan manajer Manchester City sebelumnya. Roberto Mancini yang lihai dalam melakukan mind games dan melancarkan psywar, mengutamakan permainan pragmatis.

Sementara itu, Manuel Pellegrini yang lebih kalem, mengandalkan permainan indah dan penguasaan bola. Lantas, bakal seperti apa gaya permainan Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola? 

Berikut ini Bola.com coba merangkum empat hal positif yang bisa di bawa Guardiola sebagai manajer The Citizens:

2 dari 5 halaman

1

Kerap Berinovasi

Guardiola adalah pelatih yang suka berinovasi dan melakukan perubahan formasi pada setiap pertandingan yang dia jalani. Bersama Bayern Munchen pada musim 2015-2016, tercatat Guardiola memakai 10 formasi yang berbeda.

Daftar formasi tersebut adalah, 4-3-3, 4-2-3-1, 4-1-4-1, 4-1-3-2, 4-1-2-1-2, 3-4-3, 3-4-2-1, 3-5-2, 3-1-4-2, dan 3-4-3. Ketika bermain di Liga Champions musim 2014-2015 dan 2015-2016, The Bavarians menghadapi tiga klub asal Premier League, yakni Arsenal, Manchester United, dan Manchester City.

Menghadapi tiga tim tersebut, Pep Guardiola tidak pernah memakai formasi yang sama. Taktik 4-1-4-1 dipakai saat bersua City pada pertemuan pertama dan kedua di fase grup musim 2014-2015. 

Sementara itu, ketika bentrok dengan Manchester United pada perempat final Liga Champions 2014-2015, Guardiola memakai strategi 3-2-2-3. Sedangkan formasi 4-1-4-1 digunakan saat menghadapi Arsenal pada fase grup Liga Champions 2015-2016. 

Dengan strategi yang diterapkan, Bayern Munchen di bawah asuhan Pep Guardiola mampu meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan menelan dua kekalahan dari enam pertandingan. 

3 dari 5 halaman

2

Menerapkan taktik menyerang dan terbuka

Thierry Henry dan Andres Iniesta yang pernah bermain dibawah asuhan Guardiola mengungkapkan kekaguman pada sang pelatih, yang kerap menampilkan permainan terbuka dan menyerang. 

Henry menyebut demi menjaga idealisme tersebut, Guardiola sangat menekankan bermain dengan penguasaan bola dan kepatuhan anak asuhnya atas posisi dan peran yang dia percayakan.

"Baginya, kemenangan adalah hasil dari mengikuti arahannya, tetap bermain di posisi yang dia tugaskan dan selalu menjaga penguasaan bola," jelas Henry.

Andres Iniesta yang bermain untuk Guardiola selama empat tahun berpendapat, demi mempertahankan filosofinya tersebut Guardiola selalu memakai solusi yang berbeda, tidak hanya pada awal permainan namun juga ketika laga sedang berlangsung.

"Dia memberikan Anda banyak solusi, bahkan ketika kami masih berada di tengah pertandingan, dan hampir semua solusi yang dia tawarkan berakhir dengan kemenangan," jelasnya.

4 dari 5 halaman

3

Sosok perfeksionis

Pep Guardiola adalah sosok yang perfeksionis, dan tidak segan-segan mencadangkan pemain yang kualitasnya diragukan. Guardiola sempat mengatakan tidak menjamin posisi Joe Hart di skuat inti Man City tetap aman, meskipun turut mempersembahkan trofi Premier League 2011-2012 dan 2013-2014.

"Dia tetap kiper utama kami, namun kami selalu mencari opsi lain untuk tim yang lebih baik. Dan saat ini saya belum mencemaskan penampilannya di Piala Eropa," ujar Guardiola.

Sikapnya yang perfeksionis seringkali mengundang perselisihan dengan anak asuhnya, salah satunya adalah Zlatan Ibrahimovic. Menurut Ibra yang pernah berseragam Barcelona pada 2009 hingga 2011 menyebut, sikap Guardiola yang sering mendiamkan pemain membuatnya menjadi pelatih yang buruk.

"Pep bukan seorang pria," jelas Ibra dalam wawancaranya kepada CNN.

"Dia bahkan tidak mengucapkan selamat pagi kepada saya, tidak sekalipun. Dia menghindari kontak mata dengan saya. Dia akan meninggalkan suatu ruaangan, jika saya ada yang di sana. Sejak itu, saya selalu berpkir apa salah saya," tambahnya.

5 dari 5 halaman

4

Punya tekad besar untuk meraih gelar juara

Catatan Pep Guardiola saat bertanding di tanah Inggris ternyata tidak memuaskan. Selama melatih Barcelona dan Bayern Muenchen, Guardiola bertandang ke Inggris sebanyak 10 kali.

Dari 10 pertemuan kontra klub asal negeri Ratu Elizabeth tersebut, Guardiola mampu membawa timnya meraih tiga kemenangan, tiga hasil imbang, dan menelan enam kekalahan. 

Meski begitu, dia merupakan salah satu pelatih dengan prestasi terbaik di Eropa dan dunia. Sejak mengawali karier sebagai pelatih pada 2007 hingga saat ini, Pep Guardiola telah merengkuh 21 gelar juara. Dengan prestasinya tersebut, Guardiola diyakini bakal mempersembahkan banyak gelar untuk Manchester City.

Sumber: Skysports, Guardian, FourFourTwo

Video Populer

Foto Populer