Sukses


5 Alasan MotoGP 2017 Bakal Lebih Menantang dan Penuh Kejutan

Bola.com, Jakarta - MotoGP punya pekerjaan rumah untuk menghadapi musim 2017. Salah satunya bagaimana bisa menyamai torehan istimewa pada musim ini, yaitu munculnya sembilan pebalap berbeda yang memenangi balapan. 

Kehadiran sembilan pebalap berbeda sebagai juara seri menunjukkan persaingan sepanjang 2016 sangat kompetitif, meskipun gelar juara dunia sudah disegel saat lomba masih menyisakan tiga seri. Keberhasilan Marc Marquez menyegel gelar dengan cukup cepat sebenarnya bukan karena sang pebalap tampil sangat dominan. Dia hanya tampil konsisten, ditambah dua rival terberatnya, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, malah sering melakukan kesalahan sendiri. 

Bukan tugas mudah mengulangi level kompetitif yang tinggi seperti MotoGP 2016. Beruntung, keriuhan bursa transfer pebalap membuat ekspekstasi penggemar sangat tinggi menjelang MotoGP 2017. Lebih dari separuh dari 23 pebalap yang akan tampil pada musim depan hijrah ke tim baru, melibatkan para rider papan atas seperti Jorge Lorenzo dan Maverick Vinales.  

Faktor itulah yang diprediksi membuat MotoGP musim 2017 bakal menarik, menantang, dan berpotensi menghadirkan banyak kejutan.

Berikut ini lima alasan yang diyakini membuat MotoGP 2017 menantang dan menarik untuk disimak, seperti dikutip dari situs Red Bull: 

2 dari 6 halaman

1

Persaingan Klasik Trio Pebalap

Seperti musim 2016, persaingan klasik trio pebalap bakal kembali tersaji pada musim depan. Mereka adalah Marc Marquez, Valentino Rossi, dan Jorge Lorenzo. Ketiganya selalu menempati posisi tiga besar dalam perebutan gelar juara dalam tiga musim terakhir. 

Ketiga pebalap diprediksi bakal kembali bersaing ketat pada MotoGP 2017. Namun, kali ini menjanjikan sensasi yang berbeda, karena ketiganya kini memperkuat tiga tim pabrikan berbeda. Perubahan terjadi setelah Lorenzo meninggalkan Yamaha pada akhir musim 2016 dan hijrah ke Ducati.

Mampukah Marquez kembali memaksimalkan Honda RC213V andalannya dan kembali bertarung dengan cerdik untuk mengulangi kesuksesannya merebut gelar juara dunia seperti MotoGP 2016? Mampukah Rossi memaksimalkan hengkangnya Lorenzo dari Yamaha dan kembali terlibat pada pacuan gelar juara dunia pada usia 38 tahun? Dan mampukah Lorenzo menjinakkan motor Desmosedici Ducati dan kembali jadi juara dunia?  

Trio pebalap inilah yang membuat MotoGP 2016 diprediksi bakal semakin menantang dan penuh kejutan dibanding musim ini. 

3 dari 6 halaman

2

Motivasi Tinggi Lorenzo 

Statistiknya: 35 seri, tanpa kemenangan, hanya tiga kali podium, dan posisi terbaik di peringkat keenam klasemen akhir. Lorenzo dipastikan sudah mengantongi statistik Valentino Rossi tersebut saat memperkuat Ducati pada musim 2011-2012. 

The Doctor memang kembali menjadi kandidat juara saat kembali ke Yahama pada akhir musim 2012. Namun, Lorenzo tampaknya termotivasi untuk meraih kesuksesan di Ducati, alias melebihi statistik Rossi saat membela tim yang berbasis di Bologna tersebut.  

Lorenzo pasti termotivasi untuk melakukan sesuatu yang tak mampu ditorehkan Valentino Rossi, yaitu juara dunia bersama Ducati, sekaligus mengembalikan kejayaan tim tersebut. Ducati kali terakhir mencicipi gelar juara dunia pada 2007 melalui Casey Stoner. 

4 dari 6 halaman

3

Vinales Siap Menggebrak 

Jika Jorge Lorenzo masih meraba-raba potensinya di Ducati, maka penggantinya di Yamaha, Maverick Vinales, sudah siap menggebrak sejak lima pekan lalu. Pada tes MotoGP di Valencia, 15-16 November, Vinales mengundang perhatian karena mampu menjadi pebalap dengan catatan waktu lap tercepat. Padahal itu adalah pengalaman pertamanya menggeber motor YZR-M1 Yamaha.

Bahkan, banyak pihak memprediksi Vinales bisa menjadi salah satu kandidat yang berpotensi menjuarai balapan pertama MotoGP 2017 di Qatar. Apalagi saat masih di Suzuki, alias dengan motor yang kelasnya masih di bawah Yamaha, Vinales membuktikan kualitasnya dengan menjuarai MotoGP Inggris. Bukankah ini isyarat Vinales bisa menggebrak saat menggeber motor Yamaha yang kualitasnya jauh di atas? 

Hal lain yang memancing rasa penasaran adalah hubungan Rossi dan Vinales di garasi Yamaha. Publik sudah menjadi saksi bagaimana hubungan Rossi dan Lorenzo meruncing pada akhir 2015 hingga berlanjut pada musim 2016. Jadi, mampukah Vinales mempertahankan relasi apiknya dengan Rossi saat sama-sama bersaing memperebutkan gelar juara dunia? 

5 dari 6 halaman

4

Aksi Para Rookie  

Persaingan gelar rookie of the year bakal menjadi salah satu faktor yang membuat MotoGP 2017 bakal menarik dan menantang. Musim depan ada empat debutan yang tampil di kelas premier, yaitu Johann Zarco, Jonas Folger, Alex Rins, dan Sam Lowes. 

Zarco menjadi pebalap paling disorot karena statusnya adalah dua kali juara di kelas Moto2. Dia digadang-gadang bisa berbicara banyak saat naik kelas dan bergabung ke Yamaha Tech 3. Di tim satelit Yamaha tersebut, Zarco didampingi sesama pebalap debutan, yaitu Jonas Folger. Modal Folger memang tak sementereng Zarco, karena hanya mengoleksi tiga kemenangan selama tiga musim di Moto2. Namun, bukan berarti sang pebalap tak punya potensi untuk bersaing dengan Zarco. 

Sementara itu, Alex Rins punya tugas berat mengisi posisi yang ditinggalkan Maverick Vinales di Suzuki. Namun, Rins punya modal yang cukup untuk menjalani misi beratnya. Selama dua musim berkiprah di ajang Moto2, Rins mengoleksi empat kemenangan dan 17 kali naik podium. Pada musim 2016, dia menempati peringkat ketiga di klasemen akhir.

Rookie keempat yang akan mencoba membuktikan diri adalah Sam Lowes. Dia akan menggeber motor Aprilia bersama Aleix Espargaro. Untuk bisa berbicara banyak di kelas premier, Lowes bakal berharap meneruskan aksi apiknya (dua kemenangan di Moto2 pada musim 2016) serta meninggalkan kebiasaan buruknya (dia crash 30 kali pada musim 2016, terbanyak dibanding semua pebalap di semua kelas). Jadi siapakah yang bakal mendapat titel rookie terbaik pada MotoGP 2017?   

6 dari 6 halaman

5

Saat Pembuktian untuk Jack Miller

Ya, bukankan ini sudah saatnya? MotoGP 2017 bakal menjadi tahun ketiga sekaligus tahun terakhir kontrak Jack Miller dengan HRC. Dia tetap bersama tim Marc VDS untuk musim yang kedua. Perkembangan yang dicatatkan Miller--peringkat ke-19 pada 2015 menjadi posisi ke-18 dalam 12 bulan berselang--jelas jauh dari mengesankan.

Namun, harus diingat pebalap asal Australia itu jarang benar-benar fit pada musim 2016. Dia mengalami kecelakaan pada pramusim, saat latihan di Austin, serta crash pada sesi pemanasan MotoGP Austria. Total, Miller hanya mengikuti 13 balapan dari total 18 seri pada musim 2016.

Sepanjang 13 balapan tersebut, dia lima kali finis di urutan ke-10 serta sekali juara di MotoGP Assen. Gelar juara itu membuktikan Miller sebenarnya punya potensi.  

Operasi untuk melepas platina di tangan kananya sudah dilakukan dan ini saatnya Miller kembali bugar. Jadi, mampukah Miller berbicara lebih banyak pada MotoGP 2017? 

 

Video Populer

Foto Populer