Sukses


8 Pemain Paling Berbahaya di Perempat Final Piala Presiden 2017

Bola.com, Jakarta - Duel-duel seru bakal tersaji di babak perempat final Piala Presiden 2017. Delapan tim yang lolos dari fase penyisihan bakal bertarung menggunakan sistem langsung gugur di Stadion Manahan, Solo, 25-26 Februari 2017.

Pelatih kepala Sriwijaya FC, Madura United, Arema FC, Pusamania Borneo FC, Persib Bandung, Bhayangkara FC, Semen Padang, dan Mitra Kukar, mulai merapatkan barisan menyiapkan strategi yang jitu untuk menyegel satu tempat di babak semifinal. 

Sepanjang babak penyisihan mencuat sederet nama pemain yang tampil mengkilap. Mereka berperan besar membantu klubnya masing-masing untuk bisa melalui persaingan tensi tinggi dengan sistem grup setengah kompetisi.

Pemain-pemain tersebut bakal kembali disiapkan sebagai kartu truf saat menjalani pertandingan berat langsung gugur. Mereka tak ingin hanya sekadar mengandalkan keberuntungan memenangi adu penalti.

Peran pemain bintang yang bersinar di fase penyisihan menjadi amat penting. Mereka bakal diandalkan menjadi pemecah kebuntuan, baik lewat gol-golnya atau performa di lapangan yang menghidupkan permainan keseluruhan tim.

Dari masing-masing klub kontestan babak 8 besar Piala Presiden 2017, Bola.com memilih pemain-pemain dengan rapor bagus di penyisihan. Mereka bakal jadi sosok yang amat berbahaya bagi tim lawan yang dihadapi nantinya. Siapa-siapa saja mereka

 Duel Babak 8 Besar Piala Presiden 2017:

- Pusamania Borneo FC vs Madura United (akan bertanding 25 Februari) 

- Persib Bandung Vs Mitra Kukar (25 Februari) 

- Semen Padang Vs Bhayangkara FC (26 Februari)

- Arema FC Vs Sriwijaya FC (26 Februari)

2 dari 9 halaman

Cristian Gonzales

1. Cristian Gonzales (Arema FC)

Meski sudah berusia 40 tahun, Cristian Gonzales masih bertaji. Pada Piala Presiden 2017 dia jadi top scorer sementara klubnya. Padahal El Loco tidak tampil penuh sepanjang penyisihan Grup 2.

Namun ia masih sangat produktif dan jadi tumpuan utama Arema untuk membobol gawang lawan.

Pemain naturalisasi berdarah Uruguay tersebut mencetak sebiji gol pada pertandingan Arema kontra Persija Jakarta yang berkesudahan 1-1. Selanjutnya pada duel kontra PS TNI yang dimenangi Tim Singo Edan 4-0, Gonzales mencetak dua gol. Salah satunya dari titik penalti.

Ketajaman yang ia pertontonkan mempertegas kalau Gonzales pemain luar biasa. Ia tetap bisa menjaga kebugaran serta instingnya menjebol gawang lawan.

Tak banyak pemain masih bisa berkarier di kompetisi level elite saat memasuki usia 40.

Tugas Gonzales lebih berat musim ini. Tim Singo Edan bukan lagi tim yang bertabur bintang. Pelatih baru Kera-kera Ngalam, Aji Santoso, melakukan perombakan skuat dengan mendatangkan banyak pemain-pemain usia belia.

Gonzales menjadi sedikit dari pemain senior yang tersisa. Aji Santoso amat berharap ia bisa menularkan mental pemenang kepada pemain junior Arema FC.

3 dari 9 halaman

Vendry Mofu

2. Vendry Mofu (Semen Padang)

Semen Padang melangkah ke babak 8 besar Piala Presiden 2017 dengan rekor menyakinkan. Kabau Sirah menyapu bersih tiga pertandingan Grup 5.

Tim asuhan Nilmaizar menggasak tuan rumah Madura United 1-0. Selanjutnya mereka menghantam PSCS Cilacap dengan skor 5-0. Pada laga penutup Semen Padang kembali meraih poin absolut dengan skor telak 6-0 atas Perseru Serui.

Vendry Mofu adalah salah satu pemain yang punya peran besar mengangkat permainan Semen Padang. Gelandang tengah asal Papua tersebut jadi tumpuan sisi ofensif timnya.

Ia menyumbang tiga gol di sepanjang fase penyisihan, kedua terproduktif setelah Marcel Sacramento dengan koleksi empat gol.

Gelandang kelahiran Wamena, 10 September 1989, ini di awal kariernya lebih cenderung dimainkan sebagai pemain jangkar. Namun, sekarang perannya bergeser. Ia tak lagi hanya diandalkan menghalau serangan lawan sejak dari lini tengah.

Ia berkembang menjadi gelandang box to box, yang amat mobil menyisir berbagai sisi lapangan. Vendry Mofu mulai sering tampil jadi pemain pemecah kebuntuan lewat gol-golnya.

Saat striker-striker Semen Padang kesulitan menembus rapatnya pertahanan lawan, Vendry diplot sebagai pemain pengganggu konsentrasi. Tugas itu dijalankan amat baik di tiga laga penyisihan.

 

4 dari 9 halaman

Greg Nwokolo

3. Greg Nwokolo (Madura United)

Sosok Greg Nwokolo didatangkan Madura United untuk menggantikan bomber asal Spanyol, Pablo Rodriguez, yang jadi tumpuan utama lini serang Tim Sappe Kerap di ajang Torabika Soccer Championship 2016.

Greg yang berstatus sebagai pemain naturalisasi asal Nigeria adalah salah satu pemain depan dengan reputasi mentereng di pentas kompetisi kasta elite Tanah Air.

Ia sempat berkelana di klub Thailand, BEC Tero Sasana selama dua musim (2015-2016) serta tim asal Portugal, Olhanense (2009-2010).

Namun belakangan ketajaman striker kelahiran 3 Januari 1986 tersebut menurun. Cedera lutut parah saat berkiprah di Thailand membuatnya absen hampir setengah tahun.

Greg sempat comeback bermain di Persija selama setengah musim Torabika Soccer Championship 2016. Ia paceklik gol di sana dengan hanya mencetak tiga gol.

Sang pemain beralasan penurunan performa karena ia tak mendapat dukungan memadai dari pemain lain. Kepindahannya ke Madura United dipicu alasan ingin berprestasi. Ia ingin membela klub dengan ambisi tinggi.

Walau berstatus sebagai klub pendatang baru, Madura United langsung bisa menancapkan kaki di persaingan elite. Pemilik klub Achanul Qosasi dikenal doyan jorjoran mendatangkan banyak pemain bintang.

Benar saja, dengan sokongan pemain berkualitas di tiap lini, kerja Greg mencetak gol lebih mudah. Di babak penyisihan Grup 5 Greg sudah mencetak dua gol. Sinyal kuat kalau ketajamannya telah kembali.

 

5 dari 9 halaman

Sergio van Dijk

4. Sergio van Dijk (Persib Bandung)

Sergio van Dijk unjuk gigi saat menjejakkan kaki di kompetisi level tertinggi Indonesia pada musim 2013. Striker naturalisasi berdarah Belanda yang eksis di Liga Australia ini amat cepat beradaptasi. Ia mencetak 21 gol di ISL 2013 buat klubnya Persib Bandung.

Sayang, Sergio hanya semusim saja membela Tim Maung Bandung. Selanjutnya ia memilih bertualang di Liga Iran dan Thailand. 

Pada awal tahun 2016 bomber kelahiran 6 Agustus 1982 itu sempat menganggur, setelah berselisih dengan petinggi klub Thailand, Suphanburi. Sergio memilih tidak memperpanjang kontrak karena menilai nominal yang ditawarkan klub tersebut amat kecil.

Ia kemudian memutuskan kembali ke Tim Maung Bandung di pertengahan putaran pertama Torabika Soccer Championship 2016.

Karena hampir empat bulan menganggur, Sergio sempat terlihat kesulitan menemukan bentuk permainan terbaik. Ia sempat mandul gol, sebelum akhirnya bangkit dengan koleksi tujuh gol sepanjang musim.

Memasuki pramusim 2017, performa Sergio van Dijk terlihat terus menanjak.

Pada babak penyisihan Grup 3 Piala Presiden, Sergio jadi andalan Persib menjebol gawang lawan. Ia menyumbang gol saat Persib menang 3-1 atas Persiba Balikpapan serta sebiji lagi kala anak asuh Djadjang Nurdjaman membekap Persela Lamongan 2-0.

Sergio menjadi andalan utama Persib di lini depan, mengingat klub tersebut belum memiliki lagi striker pelapis.

6 dari 9 halaman

Hilton Moreira

5. Hilton Moreira (Sriwijaya FC)

Duo pemain asal Brasil milik Sriwijaya FC, Alberto Goncalves dan Hilton Moreira, jadi momok menakutkan bagi lini pertahanan lawan di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Keduanya amat produktif.

Walau usia keduanya sudah veteran, Widodo C. Putro yang menangani SFC merekomendasikan nama Hilton dan Beto, sebagai pemain asing yang kudu diperpanjang kontraknya.

Kedua bomber membayar kepercayaan Widodo di sepanjang penyisihan Piala Presiden 2017. Mereka masih rajin mencetak gol. Kalau di pentas TSC 2016, Beto jadi pemain paling tajam, di Piala Presiden giliran Hilton.

Ia mencetak dua gol di penyisihan Grup 4. Sementara itu, Beto mengoleksi satu gol. Hilton yang kini berusia 35 tahun (kelahiran 27 Februari 1981) diyakini bakal kembali unjuk kebolehan saat babak perempat final Piala Presiden 2017. 

Namun, tugas berat bakal dijalani Hilton serta Beto. Hasil undian turnamen mempertemukan Sriwijaya FC dengan klub elite lainnya, Arema FC. Akan sangat menarik menyaksikan duel dua tim yang dikenal doyan bermain ofensif.

 

7 dari 9 halaman

Evan Dimas

6. Evan Dimas (Bhayangkara FC)

Karier Evan Dimas sedikit meredup saat membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Ia hanya jadi pemain cadangan, kalah bersaing dengan Stefano Lilipaly.

Namun, pemain veteran Timnas Indonesia U-19 yang memenangi Piala AFF U-19 2013 kembali menemukan bentuk permainan terbaik saat kembali ke klubnya, Bhayangkara FC.

Berada di grup keras penyisihan Piala Presiden 2017 yang melibatkan Arema FC, Persija, serta PS TNI, Bhayangkara FC sukses menembus babak 8 besar dengan status runner-up di bawah Tim Singo Edan.

Di sektor tengah Evan jadi motor permainan Bhayangkara FC. Performanya tak kalah dibanding seniornya, Firman Utina, yang selama ini dianggap sebagai playmaker terbaik Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Sebagai gelandang serang, Evan tak hanya jadi pemain yang rajin menyuplai bola-bola matang ke para penyerang, tapi juga seringkali jadi eksekutor mencetak gol bagi timnya.

Pemain kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 tersebut mencetak gol penentu saat Bhayangkara FC menang tipis 2-1 atas PS TNI pada pertandingan kedua Grup 2. Tim asuhan Simon McMenemy butuh kemenangan untuk membalik keadaan setelah pada laga sebelumnya kalah 0-2 dari Arema FC.

Simon memplot Evan sebagai gelandang yang bermain tepat di belakang striker. Ia diberi kebebasan berkreasi untuk menciptakan kepanikan di area pertahanan lawan-lawan yang dihadapi.

Berbekal kemampuan olah bola di atas rata-rata serta kecerdasan membaca permainan, Evan menjelma menjadi sosok yang menakutkan di sepanjang fase penyisihan.

 

8 dari 9 halaman

Fandi Achmad

7. Fandi Achmad (Pusamania Borneo FC)

Keberhasilan Pusamania Borneo FC lolos ke babak 8 besar Piala Presiden 2017 terbilang mengejutkan. Selain hanya meraih dua kali imbang pada dua laga awal, tim asuhan Ricky Nelson juga diperkuat mayoritas pemain muda.

Mereka mengirimkan tim keduanya yang dihuni mayoritas pemain Pusamania Borneo FC U-21. Kunci kesuksesan Borneo FC meraih tiga poin pada laga terakhir Grup 4 tercipta berkat gol yang dicetak pemain sayap, Fandi Ahmad.

Ia berhasil membobol gawang Sriwijaya FC yang dikawal, Teja Paku Alam pada menit ke-74. Fandi berhasil memanfaatkan miskomunikasi yang terjadi di antara  Yanto Basna dan Teja Paku Alam.

Bola liar yang berada di kotak penalti tidak disia-siakan Fandi untuk membobol gawang Sriwijaya FC sekaligus  mengubah skor menjadi 1-0.

Menariknya, gol yang dicetak Fandi juga menjadi satu-satunya gol yang diciptakan Pusamania Borneo FC di Grup 4 Piala Presiden 2017. Tim asal Kalimantan Timur itu pada dua laga sebelumnya bermain imbang tanpa gol melawan  Barito Putera dan Bali United.

Fandi Achmad sang pencetak gol jadi salah satu pemain belia yang tampil bagus di babak penyisihan. Pemain kelahiran Bontang, 3 April 1992, itu dikenal sebagai salah satu pemain di sektor tengah cukup produktif.

Bermain di Tim Pesut Etam sejak 2012, Fandi mengoleksi 11 gol. Agresivitasnya dari sisi melebar lapangan diharapkan berlanjut di pertandingan perempat final yang menggunakan sistem knock-out.

 

9 dari 9 halaman

Aldino Herdianto

8. Aldino Herdianto (Mitra Kukar)

Mitra Kukar secara mengejutkan jadi juara Grup 1 penyisihan Piala Presiden 2017. Pencapaian Tim Naga Mekes agak di luar prediksi pengamat yang lebih menjagokan Persipura Jayapura, juara Torabika Soccer Championship 2016 bakal menguasai grup ini.

Mitra Kukar jadi yang terbaik di grup dengan modal nilai minimalis, empat. Hasil sekali menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Kemenangan satu-satunya klub asuhan Jafri Sastra didapat saat mereka mengalahkan Persegres dengan skor 1-0.

Striker muda, Aldino Herdianto, jadi bintang dalam pertandingan tersebut dengan sumbangsih dua gol. Sejatinya pemain yang direkrut dari PS TNI bukan pemain pilihan utama.

Jafri lebih senang memasang trio penyerang, Septian David Maulana, Angel Carrascosa, dan Yogi Rahardian.

Aldino yang pindah dari PS TNI karena kesempatan bermain sedikit, berharap mendapat kepercayaan di Mitra Kukar pada musim 2017.

Bagi Jafri adanya Aldino menjadi sebuah alternatif di tengah fakta kalau Mitra Kukar belum menemukan sosok penyerang haus gol layaknya Marlon da Silva, yang memutuskan hengkang musim ini.

Menarik menyaksikan Aldino selanjutnya, bisakah pemain berusia 23 tahun tersebut menjadi pemain pembeda hasil di babak 8 besar Piala Presiden 2017?

 

 

 

 

 

Video Populer

Foto Populer