Sukses


Jan O Jorgensen, dari Kriket Berakhir Jadi Bintang Bulutangkis

Bola.com, New Delhi - Pebulutangkis tunggal putra nomor dua dunia, Jan O Jorgensen, lahir di tengah-tengah keluarga yang mencintai kriket. Dia sering diajak menonton pertandingan kriket oleh orang tuanya. Secara natural, Jorgensen kecil pun mulai menjajal olahraga tersebut.

"Itu (kriket) bagian dari masa kecil saya, datang ke stadion setempat dan bermain kriket. Itu jadi perjalanan menyenangkan, seperti tradisi keluarga karena ayah saya bermain dan kakek juga bermain. Semuanya terjadi secara alamiah," urai pebulutangkis asal Denmark tersebut di sela-sela perhelatan liga bulutangkis India, seperti dilansir Indian Express, Rabu (10/1/2017). 

Orang tua Jorgensen sangat serius mengarahkan kariernya di arena kriket. Dia bahkan sudah bermain di kelompok umur 13 tahun. Sepupunya yang tinggal di Selandia Baru juga sempat menginspirasinya untuk bermimpi lebih tinggi di arena kriket. Kriket memang menjadi salah satu cabang olahraga yang besar di negara tersebut. 

"Sepupu saya tinggal di Selandia Baru dan berusaha menjadi pemain pro (di kriket), tapi tak berjalan bagus. Tapi, sekarang dia bekerja di sana sebagai pelatih fisik dan punya istri juga," beber Jorgensen.

Seperti sang sepupu, Jorgensen juga tak meneruskan kiprahnya menjadi pemain kriket. Dia memilih menekuni bulutangkis. Pilihannya tak salah. Jan O Jorgensen berhasil berkibar menjadi salah satu bintang bulutangkis dunia.

Dia meneruskan tradisi Denmark yang menjadi sedikit dari negara Eropa yang melahirkan sejumlah pebulutangkis hebat. Kebintangan Jorgensen dibuktikan dengan menduduki peringkat kedua dunia di tunggal putra, hanya kalah dari pemain Malaysia, Lee Chong Wei. Sedangkan peringkat ketiga diduduki pemain Denmark lainnya, Viktor Axelsen.

Namun, bukan berarti Jorgensen melupakan kriket begitu saja. Secara emosional, pemain berusia 29 tahun tersebut merasa selalu terhubung dengan kriket. "Kriket selalu menjadi bagian dari keluarga saja. Saya senang menyaksikan pertandingan kriket di televisi dan sering melihat India bermain," ujar Jorgensen. 

Sepanjang musim lalu, kiprah Jorgensen di kancah bulutangkis direcoki dengan cedera panggul. Dia pun harus mengalami fase naik turun. Tak heran, Jorgensen mengaku sangat gembira bisa menjuarai China Terbuka Super Series Premier 2016 dengan mengalahkan sang peraih medali emas olimpiade, Chen Long. 

"Saya sangat kesulitan karena cedera dalam enam bulan terakhir. Panggul saya kondisinya tak baik, jadi saya perlu berhati-hati dan menjaga tubuh. Banyak fase naik-turun. Saya tampil baik di Jepang, tapi tidak di Korea. Prancis benar-benar mengerikan dan saya belum bisa melupakannya. Jadi sangat menyenangkan bisa memenangi China Terbuka dengan mengalahkan juara olimpiade. Itu membuat saya meyakini apapun bisa terjadi, bahkan saat persiapan saya kurang bagus," ujar Jan O Jorgensen

 

Video Populer

Foto Populer