Sukses


Koyama, Eks Rival Marc Marquez yang Kini Jadi Pesaing Gerry Salim

Bola.com, Buriram - Pebalap Jepang, Tomoyoshi Koyama, menjadi salah satu rider yang meramaikan persaingan balapan Asia Road Racing Championship 2017. Buat beberapa orang, nama Koyama mungkin terdengar asing, tapi tidak buat pecinta balapan grand prix, khususnya fans Marc Marquez.

Koyama merupakan pebalap yang pernah turun pada balapan grand prix kelas 125 cc, balapan yang juga pernah diikuti pebalap asal Spanyol tersebut. 

Koyama tercatat tiga musim bersaing dengan Marquez di kelas 125 cc, yaitu pada musim 2008, 2009, dan 2010. Namun, keduanya berbeda nasib. Jika Marquez tampil superior, Koyama bisa dibilang biasa saja.

Namun, bukan berarti Koyama tak pernah bersaing dengan Marquez. Pada balapan grand prix Jerman, 18 Juli 2010, Koyama sempat mengancam Marquez. Namun, pebalap asal Jepang ini mengakui Marquez sangat sulit dikejar saat itu.

Lantas bagaimana pengalaman Koyama selama bersaing dengan Marc Marquez saat itu? Apa pula pendapat pebalap yang membela Rama Honda itu soal Gerry Salim, pebalap Indonesia yang kini menjadi rivalnya di ARRC kelas AP 250?

Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Tomoyoshi Koyama sesaat sebelum balapan ARRC di Sirkuit Buriram, Thailand:

 

2 dari 3 halaman

1

Pebalap Rama Honda, Tomoyoshi Koyama. (Bola.com/Muhammad Wirawan Kusuma)

Halo Koyama, bisa ceritakan pengalaman Anda saat bertarung dengan Marquez di balapan grand prix kelas 125 cc?

Dia pebalap yang sangat kuat dan sangat agresif. Dia turun di kelas grand prix pada 2008 dan menggunakan motor KTM, saya juga memakai motor yang sama pada saat itu, tapi dia sangat cepat.

Dia begitu menguasai motornya. Beberapa pebalap tampak bermasalah saat pengereman dan kecepatan di tikungan, tapi dia tidak. Dia sangat-sangat cepat. Namun, dia sering membuat kesalahan dan terlalu memaksakan diri hingga terjatuh. Namun, kian hari dia menjadi semakin matang.

Anda pernah bersaing dengan Marquez untuk memperebutkan gelar juara pada seri balapan MotoGP musim 2010, bukan begitu?

Ya, itu terjadi di grand prix Jerman. Saat itu saya tak bisa mengikutinya. Kondisi motor kami sama, tapi kondisi trek saat itu tidak bagus. Beberapa titik masih ada bagian yang basah.

Marquez mampu tampil cepat setiap lapnya, saya mencoba mengejar tapi dia terlalu cepat. Ok, mungkin saja saya bisa mengikutinya, tapi itu sangat berisiko. Dia sangat-sangat kuat.

Marquez saat ini tampak kesulitan untuk mempertahankan gelar juara dunia MotoGP. Bagaimana menurut Anda?

Saya pikir musim ini tak akan mudah buat Marquez. Maverick Vinales merupakan pebalap yang sangat kuat, dan tentu saja Valentino Rossi masih kompetitif. Mungkin setelah beberapa balapan Jorge Lorenzo juga bakal bangkit. Lalu juga ada Dani Pedrosa. Ini akan sangat sulit buat Marquez ada begitu banyak pebalap yang kuat.

Apalagi Marquez sudah terjatuh di Argentina. Namun, kejuaraan masih panjang. Masih ada beberapa trek yang mungkin bisa dia menangi. Sebut saja balapan di Spanyol seperti Jerez dan Valencia. Dia masih berpeluang untuk mempertahankan gelar juara.

3 dari 3 halaman

2

Mantan pebalap grand prix kelas 125cc, Tomoyoshi Koyama. (Bola.com/Muhammad Wirawan Kusuma)

Saat ini tak ada pebalap Jepang yang turun di kelas MotoGP. Menurut Anda apa yang jadi alasannya?

Saat ini pebalap Jepang sangat terbatas. Mungkin ada nama Taaki Nakagami, Sasaki, dan Tetsuta Nagashima. Namun, tak ada yang lain.

Saat ini jumlah pebalap yang ikut pada ajang balap nasional di Jepang sangat terbatas. Tidak seperti beberapa tahun yang lalu, masih banyak pebalap yang ikut serta. Ini mungkin karena masalah uang.

Bagaimana dengan pebalap Asia?

Mereka butuh banyak pengalaman. Di sini (ARRC) motornya sangat berbeda dengan grand prix. Akan lebih mudah juga jika mereka mengawali karier di kelas 125, kemudian 250.

Anda bersaing dengan pebalap Indonesia, Gerry Salim, di kelas AP 250. Apa pendapat Anda soal dia?

Ya, dia sangat kuat, pebalap yang hebat. Namun, motornya juga sangat cepat. Motornya sungguh luar biasa.

 

Video Populer

Foto Populer