Sukses


5 Sisi Lain Conor McGregor, Lawan Floyd Mayweather Jr

Dublin - Petarung MMA, Conor Mcgregor, dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Salah satunya adalah keputusan untuk beralih menjati petinju profesional.

Bahkan, dia langsung menantang Floyd Mayweather Jr. Keduanya pun bakal adu jotos di T-Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, 26 Agustus 2017.

Kontroversi merupakan satu sisi dalam kehidupan McGregor yang kadang menarik untuk dikonsumsi publik. Namun, pria kelahiran Dublin, Republik Irlandia, tersebut juga memiliki sisi lain yang tak kalah menarik dalam kehidupan pribadinya, entah itu soal karier atau kisah masa lalu yang pernah dijalaninya.

Berikut ini lima sisi lain dari sosok Conor McGregor yang menarik untuk disimak: 

Korban Bullying

Conor McGregor dibesarkan di kota kecil bernama Crumlin yang terletak di pinggiran Dublin Selatan. Dia menimba ilmu di sekolah tingkat menengah Gaelcholaiste.

Selama belajar di sekolah yang mengutamakan pengajaran komunikasi itu, McGregor sudah terbiasa terintimidasi. Dia selalu menjadi sasaran empuk temannya karena perawakannya yang pendek.

Bullying adalah salah satu alasan mengapa McGregor tertarik untuk menekuni olahraga keras ini. Hingga saat ini dia masih ingat betul bagaimana para pengganggu sering menjadikan wajahnya sebagai sasaran pemukulan.

Seiring waktu, semuanya berubah drastis. Conor McGregor suka menghadiri seminar di sekolah-sekolah untuk memberikan sedikit pengalamannya tentang bagaimana cara menangani intimidasi di berbagai tingkat di sekolah.

 

2 dari 5 halaman

Tukang Ledeng

Saat masih berusia 20 tahun, Conor McGregor sudah terlatih untuk menghidupi dirinya. Petarung beperawakan berewok itu akan mengerjakan apapun untuk mendapatkan uang.

Conor McGregor sempat menjadi tukang leding demi menyambung hidup. (AP Photo/Jae C. Hong)

Salah satu pekerjaan yang pernah dilakukannya adalah menjadi tukang ledeng. Dari penuturannya McGregor pernah menerima bayaran sebesar USD 180.

Itu merupakan pengalaman berharga McGregor sebelum menjadi petarung profesional di UFC.

3 dari 5 halaman

Belajar Tinju

Conor McGregor merasa tidak puas dengan tinju. (AFP/Mike Lawrie)

Sewaktu masih muda, Conor McGregor pernah mencoba olahraga tinju. Bahkan saat itu dia berhasil menorehkan prestasi dengan memenangkan kejuaraan tinju.

Alasan yang mendasari McGregor berlatih tinju lantaran dia merasa tidak dapat melindungi dirinya sendiri. Setelah pengalaman itu, dia lantas beralih untuk mempelajari kickboxing, dan kemudian pindah ke jujitsu.

Meskipun awalnya hanya ingin melindungi diri sendiri, tapi McGregor berhasil mencapai panggung popularitas di UFC.

4 dari 5 halaman

Gaya Busana

Conor McGregor mungkin terlihat seram saat berada di atas matras. Tapi di luar itu, dia adalah seorang pria yang sangat memperhatikan pakaian yang dikenakannya.

Sangat jarang penggemar memperhatikan gaya berpakaian McGregor karena seringkali dia tidak pernah menggunakan pakaian yang cocok dengan setelan yang dikenakannya.

Conor McGregor (kanan) memiliki gaya busana nyentrik. (AFP/Steve Marcus)

Tapi uniknya, dengan gaya yang terkesan cuek itu, pria berusia 29 tahun tersebut pernah dinobatkan sebagai pria paling stylish pada acara VIP Awards 2014 di Irlandia. McGregor mengaku terhormat sudah menerima penghargaan itu.

5 dari 5 halaman

Bercinta sebelum Bertarung dan Pembela Pecinta Sesama Jenis

Conor McGregor mengaku sering bercinta sebelum bertarung. (AFP/Mike Lawrie)

Conor McGregor selalu melakukan ritual unik sebelum bertarung. Kebiasaan yang masih dijaga hingga saat ini adalah melakukan aktivitas seksual sebanyak-banyaknya.

Ini cukup aneh memang mengingat banyak petarung cenderung menghindari ritual tersebut. Tapi dia menganggapnya sebagai takhayul. "Ini adalah pepatah lama dalam pertempuran yang pernah Anda dengar selama bertahun-tahun," katanya.

Tak hanya menjaga tradisi aktivitas seksual saja, McGregor juga dikenal sebagai seorang aktivis pembela pecinta sesama jenis. Dia dikenal sangat vokal untuk mendukung pernikahan homoseksual di Irlandia. Alasan yang melatarbelakangi niatnya itu adalah setiap manusia berhak mendapatkan hak sama. (David Permana)

Video Populer

Foto Populer