Inggris Keluar UE, Martial dan Payet Sulit Balik ke Premiership

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 24 Jun 2016, 18:08 WIB
Gelandang timnas Prancis, Dimitri Payet, pada laga kontra Swiss, di Stade Pierre-Mauroy, Lille (19/6/2016). Payet harus mengurus ijin kerja jika ingin tetap berkarier di Premier League musim depan, setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa. (Reuters/Benoit Tessier)

Bola.com, London - Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa. Dunia sepak bola di Britania Raya, terutama kompetisi Premier League, juga terkena efek. Para pemain dari luar negeri Ratu Elizabeth tersebut harus bersusah payah jika ingin berlaga di Premier League, atau di level lain.

Pengamat perbankan dan investasi, Keith Harris mengungkapkan, Chelsea, Manchestr City, Arsenal dan tim lain yang banyak menggunakan pemain asal UE, akan mengalami masalah besar. Ia memprediksi, tak mudah bagi N'Golo Kante, Anthony Martial, Romelu Lukaku sampai Dimitri Payet, untuk langsung kembali musim depan.

Advertisement

Menurut Harris, para pemain non-Inggris harus memulai dari awal guna mengurus ijin kerja. Sebelum keluar dari EU, para pemain dari luar Inggris tak perlu mengurus ijin kerja. "Itu akan menjadi masalah besar, dan ini bisa merumitkan sistem kerja masing-masing tim, terutama dari sisi finansial," tegas pria yang juga berstatus penasihat keuangan bagi Chelsea, Manchester United dan Manchester City tersebut.

Musim lalu, ada 432 pemain Eropa yang terdaftar di Premier league. Para pemain baru akan mengalami fase lebih sulit ketimbang pemain lama, yang sudah sempat menetap di Inggris. "Keputusan di referendum sangat mengejutkan. Banyak pemain yang akan terkena dampaknya, dan itu bisa mengganggu level bisnis Premier League. Bisa saja para pemain anyar batal gabung karena urusan ijin kerja yang rumit," ungkap Harris.

Saat ini aturan mengenai ijin kerja tergolong ketat. Setidaknya ada 10 daftar negara teratas yang para pemainnya minimal bermain sebanyak 30 persen dari total pertandingan dalam dua tahun terakhir. Jika memenuhi syarat itu, barulah ijin kerja permanen bisa diterbitkan otoritas Inggris.

Sedangkan bagi negara dengan peringkat 11-20, minimal harus bermain 45 persen di level pertandingan internasional. Pada sisi lain, Harris memberi sisi positif. Menurutnya, level investasi di klub-klub Inggris akan meningkat, dan punya prospek yang sangat atraktif.

Sampai tadi sore, belum ada respon dari otoritas pengelola Premier League terkait efek teknis dari hasil referendum Brexit tersebut. Mereka berencana melakukan pertemuan awal pekan depan.

Sumber: Sky Sports

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini

Berita Terkait