Bambang Nurdiansyah Angkat Bicara terkait Inkonsistensi PSIS

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 01 Okt 2019, 21:45 WIB
Pelatih PSIS Semarang, Bambang Nurdiansyah, memperhatikan pemainnya saat menghadapi Bhayangkara FC pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Selasa (20/8). PSIS menahan imbang 0-0 Bhayangkara. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Magelang - PSIS Semarang belum bisa keluar dari tren buruk di Shopee Liga 1 musim 2019. Dari 21 pertandingan yang telah dilalui, PSIS baru menang lima kali.

Selebihnya, mereka meraih enam hasil imbang dan 10 kali kalah.

Advertisement

Penampilan Wallace Costa dkk. tak konsisten. Kadang, mereka kehilangan poin di kandang sendiri, tetapi PSIS malah berhasil meraih poin penuh di markas lawan.nDari lima kemenangan, tiga di antaranya diraih di kandang lawan.

 

Pelatih PSIS, Bambang Nurdiansyah membeberkan penampilan timnya yang belum bisa stabil. Meski pelatih yang belum lama ini mengganti Jafri Sastra mengakui jika skuatnya mulai menemukan progres positif.

"Sebenarnya saya benar-benar melatih tim ini adalah ketika memasuki paruh musim. Jadi, saat kesempatan pertama melawan Bhayangkara FC (20/8/2019), saya hanya mendampingi. Memang dalam beberapa pertandingan ada peningkatan, tapi juga ada kekurangan," ungkap Bambang kepada Bola.com, Selasa (1/10/2019).

Menurutnya, banyak faktor yang memengaruhi penampilan anak asuhnya. Terutama masa transisi dari pelatih Jafri Sastra.

"Program latihan dan visi saya dengan pelatih sebelumnya juga berbeda. Pemain PSIS Semarang berusaha menjalankan itu pelatihan saya meski dengan kondisi yang compang-camping. Saya respek ke pemain mencoba untuk itu," bebernya.

2 dari 2 halaman

Adaptasi

Pergerakan striker PSIS Semarang, Bruno Silva (kiri) yang dibayangi pemain Badak Lampung FC, Arthur Bonai dalam laga di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Minggu (29/9/2019). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Selain itu, jadwal pertandingan yang mepet dan proses adaptasi sejumlah pemain baru juga berpengaruh. PSIS Semarang mendatangkan sejumlah pemain baru pada putaran kedua. Tiga di antaranya adalah Finky Pasamba, Jonathan Cantillana asal Palestina, dan kembalinya Bruno Silva dari Liga Arab Saudi.

Akan tetapi, bukan perkara mudah para pemain baru ini bisa langsung nyetel bersama Septian David Maulana dan kawan-kawan. Menurut Bambang, dibutuhkan penyesuaian diri terhadap para pemain baru.

"Artinya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tiga empat hari sekali bertanding. Kemudian pemain asing yang masuk ini bukan pemain yang siap pakai, artinya secara fisik. Beda dengan klub lain yang pindah klub sesama peserta Liga 1 dan siap main," kata pelatih yang akrab disapa Banur.

Pelatih berusia 60 tahun tersebut menambahkan jika pemain seperti Bruno Silva datang belum berlatih dengan maksimal. Jonathan Cantillana juga perlu penyesuaian karena pertama main di Indonesia. Sementara Claudir Marini Jr juga dihadapi cedera lama sejak awal musim.

"Pemain bisa tune in bukan hanya soal skill saja, tapi juga fisik. Bruno pemain bagus sebenarnya, tapi kalau kondisinya tidak siap bagaimana? Ya seperti ini kondisinya, saya dan semua pemain harus bekerja keras," kata Banur.

Berita Terkait