Liga Inggris: 3 Pemain Liverpool Merasa Dirugikan oleh VAR

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 30 Nov 2020, 05:45 WIB
Gelandang Brighton, Pascal Gross, melakukan tendangan penalti ke gawang Liverpool pada laga lanjutan Liga Inggris di Stadion American Express, Sabtu (28/11/2020) malam WIB. Liverpool bermain imbang 1-1 menghadapi Brighton. (AFP/Neil Hall/pool)

Bola.com, Jakarta - Belum lama ini ada istilah "Li-VAR-pool" yang disematkan oleh banyak penggemar sepak bola Inggris terhadap Liverpool yang dituding kerap dibantu oleh adanya Video Assistant Referee (VAR). Namun, dalam duel yang berakhir imbang 1-1 dengan Brighton di Premier League, Sabtu (28/11/2020), justru VAR membuat pemain Liverpool tersulut amarah.

Pertandingan kontra Brighton membuat Liverpool frustrasi. The Reds, yang unggul lebih dulu dalam pertandingan itu, sebenarnya bisa meraih kemenangan dengan mudah.

Advertisement

Namun, tepat di akhir laga, Andrew Robertson dianggap menjatuhkan Danny Welbeck di kotak terlarang. Wasit kemudian memeriksa insiden tersebut melalui VAR dan kemudian memberikan hadiah penalti bagi tim tuan rumah.

Pascal Gross menuntaskannya dengan baik dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, tampak enggan memperpanjang kontroversi ini dan mengakui keputusan wasit sudah benar. Sayangnya, hal itu tidak berlaku bagi para pemain Liverpool.

Video

2 dari 4 halaman

Seharusnya Bukan Penalti

Kapten Liverpool, Jordan Henderson, menutup sebelah mukanya saat melawan Everton pada laga Liga Inggris di Stadion Goodison Park, Minggu (21/6/2020). (Peter Powell/Pool via AP)

Pertama, sang kapten Liverpool, Jordan Henderson, mempertanyakan keputusan penalti tersebut. Memang pelanggaran Andrew Robertson kepada Welbeck begitu tipis. Bahkan dalam situasi lain, mungkin tidak akan disebut pelanggaran.

"Laga ini milik kami. Menurut saya seharusnya tiga poin untuk kami. Saya telah melihat tayangan ulang. Siapa yang bisa senang, itu jelas bukan penalti," ujar Jordan Henderson setelah laga berakhir.

"Rasanya hampir setiap pekan kami mendiskusikan insiden. Saya tidak ingin tersandung masalah, tapi bagi saya ini bukan penalti."

"Danny Welbeck berkata kepada saya bahwa ini bukan penalti. Bahkan ada empat sampai lima pemain Brighton yang merasa ini bukan penalti," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

VAR Perlu Didiskusikan Lagi

4. James Milner (Liverpool) - Pemain berusia 34 tahun ini mampu bermain sebagai gelandang tengah, gelandang sayap, hingga fullback. Bersama Liverpool, James Milner mulai bermain sebagai bek kiri dan membawa Liverpool memenangkan Liga Champions dan Liga Inggris. (AFP/Glyn Kirk)

Selain Jordan Henderson, protes lainnya disuarakan oleh James Milner, yang kali ini menggunakan media sosial Twitter miliknya.

Dia awalnya sangat mendukung VAR. Namun, kali ini pemain Liverpool itu merasa VAR harus didiskusikan ulang terkait batasan-batasan di lapangan.

"Ini sudah jernih dan jelas. Kita membutuhkan diskusi soal VAR. Saya yakin saya tidak sendirian merasa bahwa VAR mulai tidak mendukung pertandingan dalam kondisi sekarang," ujar Milner.

4 dari 4 halaman

Bikin Frustrasi

Andrew Robertson (94,2 juta euro) - Andrew Robertson mampu bermain sebagai bek dan gelandang kiri di Liverpool. Performa apiknya bersama The Reds membuat pemain asal Skotlandia ini memiliki harga pasar transfer 80 juta euro. (AFP/Paul Ellis)

Setelah James Milner, Andrew Robertson pun ikut menyuarakan kekesalan terkait kegagalan Liverpool untuk menang karena penalti pada menit terakhir itu. Sebagai pemain yang terlibat langsung dalam insiden jatuhnya Welbeck, Robertson tentu menjadi pemain yang paling kesal.

"Penasaran kapan mereka yang bermain akan bersuara! Hari yang sangat membuat frustrasi, tapi pujian untuk Brighton, lawan yang sangat sulit," tulis Robertson.

Jika dilihat lebih luas lagi, sebenarnya bukan hanya Liverpool yang bermasalah dengan VAR pada musim ini. Sudah ada beberapa tim yang menyuarakan protes mereka, meski banyak pula yang diuntungkan.

Sumber: Liverpool, Twitter