Buka-bukaan Alvaro Morata: Depresi hingga Harus ke Psikolog Saat Berseragam Chelsea

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 25 Mar 2021, 17:15 WIB
Striker Juventus, Alvaro Morata, duel udara dengan pemain Cagliari, Alfred Duncan, pada laga Liga Italia di Sardegna Arena, Minggu (14/3/2021). Juventus menang dengan skor 3-1. (AFP/Albert0 Pizzoli)

Bola.com, Jakarta - Penyerang Juventus, Alvaro Morata, membuat pengakuan mengenai masa sulit yang pernah dijalani dalam kariernya. Ia mengaku sempat depresi ketika berseragam Chelsea, yang membuatnya merasa begitu tertekan hingga harus berkonsultasi dengan psikolog.

Karier Alvaro Morata memang cukup berliku. Bermula dari Real Madrid, ia pernah membela Juventus, Atletico Madrid, Chelsea, dan kini berseragam Juventus lagi.

Advertisement

Bicara soal kariernya di Chelsea, Morata datang di Stamford Bridge pada 2017 dan kemudian hengkang ke Atletico Madrid pada 2019. Dua tahun di Chelsea terbilang buruk dan gagal memenuhi ekspektasi.

Alvaro Morata tiba di Chelsea dan langsung menghadapi tekanan besar. Ia dituntut menjadi striker utama. Sayangnya, Alvaro Morata kesulitan pada musim pertamanya, torehan golnya terlalu minim.

Ketika tekanan itu terus menumpuk, suporter mulai keras mengkritiknya. Alvaro Morata pun nyaris hancur karena kritik yang datang untuk dirinya.

"Saya belum pernah terkena depresi, dan saya harap tidak akan pernah. Tapi, saya benar-benar nyaris," ujar Alvaro Morata kepada El Mundo seperti dilansir Goal International.

"Saya tidak yakin hal ini sudah dianggap penting sebagaimana seharusnya. Ketika kepala Anda tidak bekerja dengan baik, Anda akan jadi musuh terbesar bagi diri Anda sendiri," lanjutnya.

Video

2 dari 2 halaman

Bantuan Psikolog

Alvaro Morata (56 juta euro) - Striker asal Spanyol ini akhirnya dilepas Chelsea ke Atletico Madrid pada awal Juli 2020 ini dengan harga transfer 56 juta euro. (AFP/Glyn Kirk)

Setelah tahun pertama yang begitu berat, Alvaro Morata mulai menemui psikolog pada musim keduanya. Performanya membaik, tapi dia yakin seharusnya lebih cepat mencari bantuan profesional.

"Pada masa-masa itu, tidak penting apa yang Anda lakukan. Anda akan selalu bertarung melawan diri sendiri. Depresi adalah penyakit, sama seperti ketika pergelangan kaki Anda patah," ujar Morata.

"Sama seperti berlatih di gym, berlatih mengembangkan teknik dan taktik. Saya yakin pikiran juga perlu dilatih. Anda harus siap dan bantuan psikolog akan sangat membantu Anda," tutupnya.

Sumber: El Mundo, Goal

Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 25/3/2021)

Berita Terkait