Skenario Sad Ending Jurgen Klopp di Liverpool: Meleset dalam Hitungan Hari

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 21 Apr 2024, 09:30 WIB
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, angkat topi untuk Atalanta saat leg kedua babak perempat final yang berlangsung di Gewiss Stadium, Jumat (19/4/2024). (AFP/Isabella Bonotto)

Bola.com, Jakarta - Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, disebut tertekan karena kepergiannya dari Anfield menyebabkan tim bermain di bawah performa terbaik.

Pemain The Reds sangat ingin memberinya akhir yang bahagia. Namun, Liverpool baru saja kandas di Liga Champions dan harapan menjadi juara Liga Inggris pun mulai tipis. 

Advertisement

Pelatih asal Jerman yang karismatik ini terbukti menjadi salah satu manajer Liverpool paling sukses dalam sejarah, setelah membimbing The Reds meraih tujuh trofi utama selama masa kepemimpinannya.

Namun, Klopp akan mundur. Masa jabatannya selama hampir sembilan tahun akan berakhir pada 19 Mei atau kurang dari sebulan. Sementara, harapan Liverpool untuk memberinya perpisahan emas memudar dengan cepat. Skenario mimpi buruk malah terjadi.

2 dari 3 halaman

Terpeleset dalam Sekejap

Kekalahan ini membuat Liverpool mengikuti jejak Arsenal dan Manchester City sebagai klub Inggris selanjutnya yang tersingkir dari kompetisi Eropa. (Spada/LaPresse via AP)

10 hari yang lalu, tim Merseyside memiliki harapan kuat untuk memenangkan potensi treble yang akan membawa pemain berusia 54 tahun itu menuju kehancuran.

Namun, minggu yang buruk membuat mereka menderita dua kekalahan dalam empat hari. Liverpool keok dari Atalanta 0-3 di Anfield pada leg pertama perempat final Liga Europa dan kemudian kekalahan kandang 0-1 dari Crystal Palace di Premier League. Hasil ini memuluskan Manchester City.

The Reds kembali beraksi melawan Fulham di Craven Cottage. Kemenangan bisa membawa mereka ke puncak jika Arsenal gagal menang di Wolves.

 

3 dari 3 halaman

Tertekan

 

Mantan gelandang Liverpool, Don Hutchison merasa bahwa kepergian Klopp mulai membebani skuad The Reds. Pemain seperti tidak lepas karena ada tekanan untuk memberikan kado perpisahan bagi sang manajer.

“Ini membebani mereka saya melihat tim bermain di bawah tekanan,” kata Hutchison kepada TNT Sports.

“Mereka adalah tim yang berada di bawah tekanan, mereka berusaha menyelesaikan musim karena perpisahan Jurgen Klopp.”

Berita Terkait