Ungkap Segala Kendala yang Dihadapi, Timo Scheunemann Optimistis dengan Perkembangan Sepak Bola Putri di Indonesia

Pelatih sepak bola asal Jerman kelahiran Kediri, Timo Scheunemann, mengaku optimistis dengan perkembangan sepak bola putri yang ada di Indonesia.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiperbarui 24 Januari 2025, 15:29 WIB
Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann mengungkapkan MilkLife Soccer Challenge All-Stars merupakan ajang pembuktian menjadi yang terbaik dari para peserta terbaik yang telah terseleksi di setiap kota penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge 2024. (Dok. Bakti Olahraga Djarum Foundation/MilkLife)

Bola.com, Kudus - Pelatih sepak bola asal Jerman kelahiran Kediri, Timo Scheunemann, mengaku optimistis dengan perkembangan sepak bola putri yang ada di Indonesia.

Meski menghadapi begitu banyak kendala ketika turut fokus meningkatkan sepak bola putri di Tanah Air, Coach Timo melihat minat putri-putri Indonesia untuk bermain sepak bola begitu pesat dalam dua tahun terakhir.

Advertisement

Timo Scheunemann pernah menangani Timnas Indonesia putri pada 2008. Pelatih asal Jerman ini pun sudah bertahun-tahun melihat bagaimana sepak bola putri di Indonesia penuh tantangan dalam perkembangannya.

Dalam dua tahun terakhir, Timo Scheunemann pun kembali fokus dengan perkembangan sepak bola putri dengan menjadi bagian penting kegiatan MilkLife Soccer Challenge.

Coach Timo bahkan menjemput bola dan turun ke sekolah-sekolah untuk bisa melakukan sosialisasi mengenai sepak bola putri. Dalam perjalanan waktu itulah Coach Timo mengaku begitu banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapinya.

Menurutnya, memang tidak mudah untuk bisa meyakinkan sejumlah pihak, baik sekolah maupun orang tua, mengenai potensi sepak bola putri.

"Melatih anak putri yang tidak pernah bermain sepak bola, dengan segala macam stigma dari orang tua. Kadang orang tua tidak mau, kepala sekolah tidak mau, macam-macam kendalanya," ujar Timo dalam konferensi pers jelang MilkLife Soccer Challenge All Stars di Kudus, Kamis (23/1/2025).


Optimistis

Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, memberikan semangat dan motivasi bagi tim yang belum meraih gelar juara untuk terus berlatih dan mengasah kemampuan si kulit bundar di lapangan hijau. (dok. MilkLife Soccer Challenge)

 

Terlibat dalam 17 seri MilkLife Soccer Challenge yang digelar di 8 kota berbeda, Timo Scheunemann mengaku optimistis melihat sepak bola putri bisa berkembang.

Timo mengungkapkan beberapa kendala yang kemudian berbuah manis, termasuk dari kesulitan mengajak sekolah terlibat, hingga akhirnya begitu banyak peserta yang ingin ikut serta.

"Luar biasa all out, itu yang saya dapatkan dari turnamen ini. Turnamen ini sudah direncanakan dalam beberapa tahun terakhir, jadi ini bukti keseriusan MilkLife dan Djarum yang memiliki visi jangka panjang," ujar Timo.

"Dari satu orang di Kudus pada 2023, dan kini mencapai 200 anak yang bermain dari Kudus. Ini terjadi karena komitmen yang kuat untuk bisa mengangkat akar rumput, karena ini benar-benar harus dari akarnya. Bagaimana anak putri tidak bermain sepak bola kemudian mau bermain bola."

"Ketika event pertama kami kesulitan mencari sekolah yang mau ikut. Event kedua sudah cukup banyak yang ikut, dan kemudian membludak," lanjutnya.


Berlatih Ekstra

Tim asal Yogyakarta tengah berlatih jelang keikutsertaan di ajang MilkLife Soccer Challenges All Stars (MLSC All Stars) di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (23/1/2025). Turnamen sepak bola putri itu sendiri digelar selama tiga hari pada 24-26 Januari 2025. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Dari 12.778 peserta yang mengikuti MilkLife Soccer Challenge dalam 17 seri di 8 kota sepanjang 2024, kini ada 112 pesepak bola putri usia belia yang bertanding di MilkLife Soccer Challenge All Stars di Kudus pada 24-26 Januari 2025.

Para pesepak bola putri itu terbagi menjadi delapan tim berbeda yang mewakili kota penyelenggara masing-masing. Mereka yang hadir adalah individu terbaik dari hasil talent scouting yang dilakukan oleh Timo Scheunemann dan Asep Sunarya, seorang pelath asal Bandung yang sudah menuntaskan kepelatihan dari FootballPlus dan KNVB WorldCoaches di Belanda.

Namun, Timo menegaskan bahwa tantangan lain yang kini masih dihadapi untuk sepak bola putri adalah potensi yang tidak merata di setiap kota yang menggelar MilkLife Soccer Challenge. Jadi perlu latihan ekstra untuk bisa meningkatkan potensi tersebut menjadi lebih baik.

"Saya melihatnya kami sudah memilih yang terbaik semaksimal kami, mereka yang memiliki potensi, walau tidak merata di setiap kota. Satu yang harus dipahami, ini adalah tahun pertama kami membangun ekosistem sepak bola putri dari bawah. Jadi harus ada extra training karena sebagian besar baru belajar," ujarnya.

 


Menuju Singapura

Head Coach MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann, Business Unit Head (Dairy) – Savoria Didiet Fadriana Abdulkadir, Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono. (Dok. Megapro)

MilkLife Soccer Challenge All Stars menjadi arena unjuk gigi bagi pemain-pemain terbaik yang sudah berkompetisi dalam 17 seri penyelenggaraan di 8 kota pada 2024.

Kedelapan kota penyelenggara itu adalah Kudus, Semarang, Solo, Jakarta, Yogyakarta, Tangerang, Bandung, dan Surabaya.

Selama dua hari, yaitu pada Jumat dan Sabtu, 24-25 Januari 2025, kedelapan tim akan bertanding satu sama lain. Delapan tim dibagi menjadi dua grup.

Setiap tim akan bermain dua kali pada hari pertama dan memainkan satu laga terakhir pada hari kedua untuk menentukan empat tim yang akan berlaga adi semifinal.

Empat tim yang masuk semifinal akan bertanding pada Sabtu (25/1/2025) dan tim yang kalah maupun yang menang akan tampil di laga perebutan tempat ketiga dan final MLSC All Stars pada Minggu (26/1/2025).

Nantinya akan ada 24 pemain yang dipilih oleh tim pencari bakat yang dikirim untuk mengikuti turnamen JSSL Singapore Proffesional Academy yang akan digelar pada April 2025.