Bola.com, Peninsula Island, - IFSC Climbing World Cup 2025, Bali memulai pertandingan di nomor lead. Kualifikasi dilakukan terlebih dahulu di Peninsula Island, Nusa Dua pada Jumat (2/5/2025).
Namun sayangnya hanya dua pemanjat tebing Indonesia yang berhasil lolos ke semifinal.
Dua yang lolos adalah Tri Ramadani Putra dengan mengumpulkan 10,45 poin menurut data situs IFSC Climbing World Cup hingga pukul 18.50 WITA ia duduk di posisi kedelapan saat kualifikasi.
Di rute pertama Tri Ramadani berada di peringkat ke-24. Lalu di rute kedua ia berada di peringkat ketiga.
Selanjutnya Raviandi Ramadhan di peringkat-12 dengan 13,28 poin. Lalu ada Muhammad Rizky Syahrafli Simatupang yang ada di peringkat 24 dengan mengumpulkan 20,51 poin.
Sedangkan di nomor lead putri, tidak ada atlet Indonesia yang lolos ke semifinal yang akan diselenggarakan pada Minggu (4/5/2025).
Melebihi Target
Ketua PP FPTI Yenny Wahid mengaku capaian atlet Indonesia di nomor lead sudah melebih target, meskipun butuh waktu untuk menembus posisi tiga besar.
“Butuh waktu bagi FPTI untuk bisa menaikkan peringkat di nomorlead. Masih ada beberapa tahun lagi sebelum Olimpiade 2028, Los Angeles. Minimal mereka bisa menjadi peserta,” beber Yenny Wahid.
Ia berharap besar kepada Tri Ramadani untuk bisa menciptakan keajaiban di IFSC Climbing World Cup 2025.
“Sejauh ini, masih dirajai Jepang, Inggris juga. Saya harap ada keajaiban,” ucapnya.
Menurut Yenny Wahid, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi untuk bisa memperbaiki nomor lead Indonesia di kancah dunia.
Tantangan di Nomor Lead
Salah satu yang krusial adalah mengubah sistem pendidikan yang selama ini tidak mengajarkan siswa untuk berpikir kritis. Kebetulan di lead, seorang pemanjat tebing membutuhkan kecepatan berpikir dalam mengalisa jalur yang dibuat.
“Karena disini butuh kemampuan yang kritis. Bagaimana jalur lead ini bisa mengatarkan ke atas. Sistem pendidikan di Indonesia ini perlu dibenahi karena berpikir kritis belum diajarkan,” terangnya.
“Disamping itu, teknologi poin harus diperbarui dan membutuhkan miliaran untuk memperbaruinya. Kami masih melobi pemerintah untuk membantu persediaan sarana dan prasana,” tutupnya.