Bola.com, Jakarta - Xabier "Xabi" Alonso Olano, lahir di Tolosa, Spanyol, 25 November 1981, adalah mantan pesepak bola profesional yang kini beralih menjadi pelatih.
Ia akan menukangi Real Madrid mulai 1 Juni 2025. Alonso menggantikan peran Carlo Ancelotti di kursi pelatih Madrid, dan sepakat menandatangani kontrak hingga 30 Juni 2028.
Semasa aktif bermain, Xabi Alonso dikenal sebagai satu di antara gelandang terbaik di generasinya. Ia piawai bermain sebagai gelandang bertahan. Posturnya ideal, 183 cm, dengan kaki kanan sebagai kaki terkuatnya.
Karier bermainnya diwarnai tinta emas bersama sejumlah klub top Eropa. Xabi Alonso dikenal karena visi bermain yang luar biasa. Selain itu, umpan-umpan akuratnya menjadi ciri khasnya di lapangan tengah.
Sebelum menjadi pelatih Real Madrid, Xabi Alonso sukses membesut Bayer Leverkusen. Alonso mencatatkan rasio poin per pertandingan (PPM) 2,14 dari 139 laga. Statistik ini membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih muda bertalenta.
Dari Sociedad hingga Bayern Munchen
Xabi Alonso mengawali karier profesionalnya di Real Sociedad. Penampilannya yang memikat membuat Liverpool kepincut. Pada 2004, ia bergabung dengan klub asal Inggris tersebut dan langsung menjadi bagian penting tim.
Bersama The Reds, Xabi Alonso berhasil merengkuh empat titel juara, satu di antaranya adalah gelar Liga Champions. Pada awal musim 2009-2010, Real Madrid memboyongnya dengan biaya transfer sekitar 30 juta euro.
Selama lima musim berseragam Los Blancos, ia merasakan gelar La Liga (2011/2012) dan Liga Champions (2013/2014). Ia menjadi andalan di era kepelatihan Jose Mourinho dan Carlo Ancelotti.
Setelah meninggalkan Madrid, Alonso melanjutkan petualangannya ke Bayern Munchen. Di klub raksasa Jerman tersebut, ia semakin matang. Ia berhasil mempersembahkan tiga gelar Bundesliga secara beruntun untuk Bayern.
Xabi Alonso memutuskan gantung sepatu pada musim panas 2017, saat usianya menginjak 35 tahun. Keputusan itu menandai berakhirnya karier gemilang seorang gelandang elegan.
Sentuhan Magis di Bayer Leverkusen
Setelah pensiun, Xabi Alonso tidak lama-lama jauh dari lapangan hijau. Ia memilih untuk meniti karier sebagai pelatih. Bayer Leverkusen menjadi klub pertama yang merasakan sentuhan magisnya.
Di Leverkusen, Alonso menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih muda yang menjanjikan. Ia mampu meramu tim dengan taktik yang efektif dan modern.
Keberhasilannya membawa Leverkusen meraih trofi Bundesliga yang perdana sepanjang sejarang klub pada musim 2023/2024, menjadi bukti nyata.
Kinerja apik Alonso bersama Bayer Leverkusen menarik perhatian Real Madrid. Klub raksasa Spanyol itu kemudian menunjuknya sebagai pelatih kepala, menggantikan Carlo Ancelotti.
Keluarga dan Persahabatan
Xabi Alonso lahir dari keluarga yang akrab dengan dunia sepak bola. Ayahnya, Periko Alonso, adalah mantan pemain Timnas Spanyol dan Real Sociedad. Ia juga memiliki saudara laki-laki bernama Mikel Alonso.
Uniknya, pada usia 15 tahun, Alonso pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Irlandia. Tujuannya adalah untuk belajar bahasa Inggris dan bermain sepak bola Gaelic.
Selain itu, Alonso dikenal bersahabat dekat dengan Mikel Arteta sejak kecil. Keduanya bermain bersama di tim remaja lokal Antiguoko. Persahabatan mereka terus berlanjut hingga kini.
Mikel Arteta diketahui masih menjadi pelatih Arsenal. Sementara itu, Xabi Alonso akan segera bekerja sebagai pelatih baru Real Madrid.
Era Keemasan Spanyol
Xabi Alonso juga memiliki karier internasional yang gemilang bersama Timnas Spanyol. Ia menjadi bagian penting dari generasi emas La Furia Roja yang mendominasi sepak bola dunia.
Alonso berhasil mempersembahkan gelar Piala Dunia 2010 untuk Spanyol. Selain itu, ia juga meraih dua gelar Piala Eropa, yakni pada 2008 dan 2012.
Kontribusinya di lini tengah Spanyol sangat vital. Ia menjadi jenderal lapangan tengah yang mengatur tempo permainan dan memutus serangan lawan.