Bola.com, Krakow - Pada ajang IFSC Climbing World Cup 2025 Bali, awal Mei lalu, dua atlet panjat tebing Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Raharjati Nursamsa, gagal mempersembahkan medali.
Bahkan, Timnas Panjat Tebing Indonesia hanya meraih dua medali perak saja. Sekarang di Krakow, Polandia, Timnas Panjat Tebing Indonesia “mengamuk” dengan meraih dua medali emas dan satu medali perak.
Pada final nomor speed women, Desak Rita berhasil meraih medali emas setelah mencatatkan waktu bersih 6,27 detik, dan mengalahkan pemanjat tebing Amerika Serikat, Emma Hunt, yang terpeleset di tengah perlombaan dengan catatan waktu 7,56 detik.
Adapun medali perunggu diraih pemanjat tebing tuan rumah yang juga peraih medali emas Olimpiade Paris 2024, Aleksandra Miroslaw, yang mengalahkan rekan senegaranya Natalia Kalucka. Miroslaw mencatat waktu 6,36 detik.
Juara dan Runner-up
Sementara itu, di nomor speed men, Raharjati Nursamsa berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan sesama atlet Indonesia, Kiromal Katibin, di final. Nursamsa berhasil mencatatkan waktu 4,73 detik sekaligus memecahkan rekor Asia dan rekor pribadinya.
Kalah dari Raharjati Nursamsa, Kiromal Katibin harus puas meraih medali perak. Untuk medali perunggu berhasil diraih Ryo Omasa yang ketika di Bali berhasil meraih medali emas.
Pada perebutan medali perunggu, ia berhasil membukukan catatan waktu 5,48 detik dan mengalahkan Zach Hammer dari Amerika Serikat yang terpeleset menjelang akhir lintasan.
Ini menjadi emas kedua Raharjati Nursamsa setelah kali terakhir merasakan meraih podium tertinggi di IFSC Climbing World Cup 2023 Jakarta. Bagi Desak Rita, kemenangan tersebut tentu spesial.
Medali Emas Perdana Desak Rita
Performanya fluktuatif semenjak berhasil meraih medali emas di IFSC Clumbing World Cup 2024, Bren, Swiss. Di Olimpiade Paris 2024, peluang Desak merebut medali untuk Indonesia juga sirna karena terpeleset. Di Bali, ia juga mengalami hal serupa.
“Saya sangat senang, ini medali emas pertama saya sejak Kejuaraan Dunia di Bern,” ujar pemanjat tebing berusia 24 tahun tersebut.
“Di kompetisi terakhir saya di Bali, saya terjatuh pada perempat final. Pelatih saya selalu bilang untuk menikmati setiap kompetisi, karena jika saya bisa menikmati. Saya pasti bisa mencatat waktu terbaik di setiap lomba. Target saya adalah memecahkan rekor dunia,” tambahnya.
Puasa Medali Emas Selama 2 Tahun
Di sisi lain, Raharjati Nursamsa mengaku senang dengan pencapaiannya apalagi sudah dua tahun tidak pernah mempersembahkan emas untuk Indonesia di IFSC Climbing World Cup.
“Saya sangat bahagia, ini adalah catatan waktu terbaik saya dan medali emas pertama saya dalam dua tahun terakhir. Tapi saya belum sepenuhnya puas. Saya akan terus menikmati panjat tebing dan setiap kompetisi tanpa tekanan,” tutupnya singkat.
Setelah di Krakow, Tim Panjat Tebing Indonesia akan memulai petualangan kembali ke IFSC Climbing World Cup 2025, Chamonix, Prancis pada 11-13 Juli mendatang.