Voting Ballon d'Or: Begini Cara Kerjanya, Siapa yang Memilih, dan Bagaimana Pemenang Ditentukan

Proses penjurian Ballon d'Or diperketat, ini cara kerjanya dan siapa saja yang memilih.

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 07 Agustus 2025, 16:36 WIB
Penghargaan pesepak bola terbaik di dunia, Ballon d'Or edisi tahun 2021 tak lama lagi akan digelar. France Football sebagai penyelenggara telah merilis 30 nama nominasi. Tercatat, ada 5 dari para nominasi yang berusia tak lagi muda, di atas 34 tahun. Siapa saja? (AFP/Gabriel Bouys)

Bola.com, Jakarta - Penghargaan Ballon d'Or yang selama ini menjadi simbol supremasi individu dalam sepak bola dunia kembali menjadi sorotan usai kemenangan Lionel Messi pada edisi 2023.

Meski tampil gemilang bersama Timnas Argentina di Piala Dunia 2022, Messi dianggap menyalip Erling Haaland yang sukses membawa Manchester City meraih treble winner di musim yang sama.

Advertisement

Kontroversi serupa juga terjadi di kategori pria edisi sebelumnya, saat Rodri, gelandang andalan City, berhasil mengalahkan dua pilar Real Madrid, Vinicius Junior dan Jude Bellingham.

Kemenangan Rodri itu bahkan memicu reaksi keras dari kubu Madrid, yang memilih tidak hadir di acara penganugerahan setelah informasi soal hasil pemungutan suara bocor lebih awal.

Pemain muda mereka, Eduardo Camavinga, terang-terangan menyebut hasil tersebut sebagai bentuk dari "politik sepak bola".

Lantas, bagaimana sebenarnya proses penentuan pemenang Ballon d'Or? Apakah ini sekadar kontes popularitas global yang dikendalikan oleh para jurnalis media internasional? Apakah semua pemilik suara memang layak menilai? Apa saja kriteria yang digunakan dalam pemilihan?


Perombakan usai Kemenangan Messi 2021

Penghargaan Ballon d'Or 2021 akhirnya dimenangakan oleh Lionel Messi, mengungguli jumlah suara Robert Lewandowski dan Jorginho. Sedangkan Ballon d'Or untuk kategori pesepak bola puteri diemanangkan oleh Alexia Putellas. (AP/Christophe Ena)

Menanggapi berbagai kritik, khususnya setelah kemenangan Messi atas Robert Lewandowski pada 2021 yang juga memantik perdebatan luas, pihak penyelenggara, France Football, melakukan evaluasi besar-besaran terhadap sistem pemilihan.

Mulai 2022, beberapa perubahan penting pun diberlakukan demi menjaga integritas penghargaan agar benar-benar berbasis prestasi, bukan nama besar semata.

Penghargaan Ballon d'Or pertama kali diluncurkan pada 1956 oleh Gabriel Hanot, tokoh penting di balik majalah France Football. Awalnya, penghargaan ini hanya ditujukan untuk pemain asal Eropa yang bermain di klub-klub benua tersebut.

Baru pada 1995 cakupannya diperluas ke pemain non-Eropa yang bermain di Eropa, hingga akhirnya pada 2007 terbuka untuk seluruh pemain di dunia tanpa batasan wilayah.


Pemilih Dibatasi Berdasarkan Peringkat FIFA

Luka Modric berhasil meraih penghargaan Ballon d'Or usai menjadi pemain kunci Timnas Ukraina hingga partai final Piala Dunia 2018. Ia juga berhasil membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions 2017/18. Saat itu, nilai transfernya tercatat masih mencapai 22,5 juta euro. (AP/Christophe Ena)

Satu di antara perubahan besar terjadi pada komposisi pemilih. Jika sebelumnya terdapat perwakilan jurnalis dari lebih dari 180 negara, sejak 2022 jumlah ini dipersempit.

Kini hanya jurnalis dari 100 negara teratas dalam peringkat dunia FIFA untuk kategori pria dan dari 50 negara teratas untuk kategori wanita yang diberi hak suara.

Langkah ini bertujuan memastikan bahwa hanya negara dengan budaya sepak bola yang mapan dan memiliki akses memadai terhadap liga-liga besar dunia yang turut berperan dalam pemilihan pemenang.


Fokus pada Performa Musim Terkini

Pavel Nedved meraih Ballon d'Or satu musim sebelum Shevchenko. Pemain berkebangsaan Republik Ceska ini berhasil antar Juventus meraih gelar juara Serie A pada musim 2002/2003. Ia tercatat membukukan 14 gol dan 17 assist dalam 46 laga di semua pertandingannya. (Foto: AFP/Michal Svacek)

Dulu, prestasi sepanjang karier seorang pemain masih dipertimbangkan sehingga pemain seperti Messi bisa menang, meski statistik musimannya kalah dari pesaing.

Namun, kini, France Football lebih menekankan pada performa individu selama satu musim terakhir, termasuk kontribusi nyata dalam pertandingan besar, trofi yang diraih, dan peran di tim.

Kriteria ini diharapkan dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kemenangan berdasarkan reputasi atau pengaruh non-teknis.


Daftar Pemilih dan Suara Terbuka untuk Umum

Mantan pemain Timnas Italia, Fabio Cannavaro, meraih penghargaan Ballon d'Or 2006. (AFP/Franck Fife)

Setelah seremoni penghargaan digelar, France Football akan mempublikasikan seluruh suara secara transparan: dari nama jurnalis, media asal, hingga daftar lima pemain yang mereka pilih dan urutannya.

Keterbukaan ini dimaksudkan agar publik bisa menilai secara adil dan menghindari dugaan manipulasi atau keberpihakan yang selama ini kerap mencuat.


Proses Penentuan Finalis

Penyerang muda Barcelona, Lamine Yamal, menerima Kopa Trophy, lambang pemenang predikat pemain muda terbaik di seremonial Ballon d'Or yang berlangsung di Theatre du Chatelet di Paris, Senin (28/10/2024) malam waktu setempat. (FRANCK FIFE / AFP)

Sebelum proses pemilihan, France Football menunjuk panel jurnalis internasional untuk menyusun daftar 30 finalis Ballon d'Or pria dan kandidat untuk Yashin Trophy (penghargaan kiper terbaik).

Untuk kategori wanita, daftar disusun oleh 50 jurnalis sepak bola wanita dari berbagai negara. Sementara itu, nominasi Kopa Trophy (untuk pemain U-21) ditentukan oleh 32 mantan peraih Ballon d'Or.

Dengan jumlah juri yang lebih terbatas, tetapi lebih terpilih, proses ini diharapkan membawa objektivitas yang lebih tinggi dalam menentukan siapa yang layak menyandang status pemain terbaik dunia.


Protes Madrid dan Ketegangan yang Masih Berlanjut

Gelandang Manchester City dan Timnas Spanyol, Rodri, mendapatkan penghargaan Ballon d'Or 2024 di Theatre du Chatelet di Paris, Senin (28/10/2024) malam waktu setempat. (FRANCK FIFE / AFP)

Kendati sistem telah dirombak, kontroversi nyatanya belum sepenuhnya mereda. Kemenangan Messi atas Haaland pada 2023, serta keberhasilan Rodri di atas pemain-pemain Madrid, kembali mengundang polemik.

Klub ibu kota Spanyol itu tetap menuding adanya ketimpangan dalam proses penilaian.

Namun, dengan sistem baru yang lebih transparan dan berbasis prestasi individu dalam satu musim, France Football tampaknya berusaha membuktikan bahwa Ballon d'Or bukan sekadar ajang popularitas, melainkan penghargaan paling bergengsi yang harus dimenangkan oleh yang paling layak.

 

Sumber: Sporting News