Bola.com, Jakarta - Kim Ju-ae, merupakan putri dari Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara, kini dia makin sering muncul di depan publik dan menarik perhatian dunia.
Kehadirannya menjadi sorotan utama setelah beberapa kemunculan signifikan di media resmi dan berbagai acara kenegaraan.
Pada November 2022, Kim Ju-ae pertama kali mencuri perhatian dunia ketika dia mendampingi ayahnya dalam peluncuran rudal balistik antarbenua. Sejak momen tersebut, kemunculannya makin sering dan hal ini memicu berbagai spekulasi tentang kemungkinan perannya di masa depan.
Selain itu, penampilan internasional pertamanya di Beijing, China, bersama dengan Kim Jong-un kian memperkuat anggapan bahwa ia sedang dipersiapkan untuk menjadi penerus takhta.
Hal ini menunjukkan bahwa Kim Ju-ae mungkin akan memainkan peran yang lebih signifikan dalam kepemimpinan negara tersebut di masa mendatang.
Profil dan Riwayat Kim Ju-ae
Pemerintah Korea Utara belum secara resmi mengungkapkan informasi mengenai identitas Kim Ju-ae. Diperkirakan ia lahir antara tahun 2012 dan 2013, sehingga pada September 2025, usianya diperkirakan sekitar 12 hingga 13 tahun.
Nama "Ju-ae" pertama kali muncul dalam pernyataan Dennis Rodman, mantan bintang basket asal Amerika, setelah kunjungannya ke Korea Utara pada tahun 2012, meski informasi tersebut belum mendapatkan konfirmasi resmi.
Kim Ju-ae merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, di mana ia memiliki seorang kakak laki-laki yang lahir pada 2010 dan seorang adik yang lahir pada tahun 2017, tetapi jenis kelamin adiknya masih belum diketahui.
Informasi ini diperoleh dari laporan intelijen Korea Selatan dan beberapa individu yang telah membelot dari negara tersebut.
Kabarnya, Kim Ju-ae menjalani pendidikan di rumah atau homeschooling di ibu kota Pyongyang. Selain itu, ia memiliki beberapa hobi, seperti berenang dan ski, serta menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam berkuda, yang merupakan satu di antara keterampilan favorit sang ayah.
Detail-detail ini memberikan sedikit gambaran mengenai kehidupan pribadi putri pemimpin Korea Utara tersebut.
Kendati informasi mengenai dirinya masih terbatas, keberadaan Kim Ju-ae tetap menarik perhatian banyak pihak, terutama terkait dengan peran yang mungkin akan diambilnya di masa depan.
Meningkatnya Eksposur dan Peran Kim Ju-ae di Publik
Kim Ju-ae melakukan debut publik pertamanya pada 18 November 2022, ketika ia mendampingi ayahnya dalam uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-17.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) mengeluarkan foto-foto mereka dan menyebutnya sebagai "anak kesayangan," yang menandakan dimulainya serangkaian penampilan publiknya.
Sejak saat itu, kemunculan Kim Ju Ae di depan publik makin sering. Ia terlihat di berbagai acara penting, seperti parade militer dan upacara resmi, termasuk perayaan Hari Bintang Bersinar pada Februari 2023.
Pada bulan yang sama, media pemerintah bahkan merilis prangko yang menampilkan gambar dirinya bersama Kim Jong-un.
Puncak dari perjalanan publiknya terjadi pada November 2023, ketika Kim Ju-ae duduk di kursi khusus di podium, tepat di samping Kim Jong-un, selama parade militer. Ini menandakan peningkatan status dan perannya dalam acara-acara kenegaraan.
Debut internasional Kim Ju-ae berlangsung pada Selasa (2-9-2025) lalu, saat ia menemani ayahnya ke Beijing untuk menghadiri parade militer yang memperingati 80 tahun kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II.
Kehadirannya di Beijing, di mana ia terlihat turun dari kereta lapis baja bersama ayahnya, dianggap sebagai "debutnya sebagai penerus" di panggung internasional.
Meskipun media Korea Utara melaporkan kedatangan Kim Jong-un di Beijing, menariknya tidak ada penyebutan tentang Kim Ju-ae dalam laporan domestik, sebuah detail yang menimbulkan berbagai pertanyaan.
Hal ini menunjukkan bahwa meski Kim Ju Ae makin sering muncul di depan publik, ada aspek tertentu dari perannya yang masih dirahasiakan atau tidak diungkapkan secara terbuka oleh media dalam negeri.
Spekulasi mengenai Suksesi
Sejak kemunculannya yang makin sering di muka publik, banyak analis Korea Utara mulai berspekulasi mengenai makna di balik peran Kim Ju-ae.
Banyak yang berpendapat bahwa ia mungkin sedang disiapkan untuk menjadi pewaris posisi pemimpin tertinggi negara tersebut. Bahkan, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan menilai Kim Ju-ae sebagai kandidat penerus yang paling mungkin saat ini.
Perjalanan Kim Ju-ae ke Beijing juga telah menambah intensitas diskusi mengenai suksesi dalam keluarga penguasa Korea Utara.
Keputusan Kim Jong-un untuk membawa putrinya ke acara diplomatik yang signifikan ini dianggap sebagai pengakuan publik resmi terhadapnya sebagai calon penerus.
Michael Madden, seorang pakar kepemimpinan Korea Utara, menyatakan secara jelas bahwa "Kim Ju-ae adalah kandidat terdepan sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara berikutnya".
Beberapa analis juga berpendapat bahwa kemunculan Kim Ju-ae dapat berfungsi untuk memperkuat citra Kim Jong-un sebagai "ayah bangsa" dan menekankan pentingnya program senjata nuklir bagi keamanan generasi mendatang, di mana Kim Ju-ae menjadi simbol generasi masa depan.
Selain itu, cara pemerintah mempresentasikan Kim Ju-ae sebagai "putri" dianggap sebagai upaya untuk menormalkan kekuasaan keluarga Kim dengan mengadopsi gaya monarki Eropa.
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan pandangan mengenai suksesi ini. Beberapa ahli meragukan kemungkinan seorang wanita dapat menjadi pemimpin tertinggi di Korea Utara, mengingat budaya patriarki yang sangat kuat di negara tersebut.
Selain itu, usia Kim Ju-ae yang masih muda dan ketidakpastian mengenai waktu yang dibutuhkan untuk proses suksesi juga menjadi faktor yang kompleks dalam memahami masa depannya.
Sikap Korea Utara terhadap Kim Ju-ae
Media resmi Korea Utara memberikan perhatian khusus kepada Kim Ju-ae, yang menunjukkan adanya peningkatan dalam statusnya.
Dia awalnya dikenal sebagai putri Kim Jong-un yang "beloved" (tercinta) dan "precious" (berharga), tetapi seiring berjalannya waktu, gelar tersebut berubah menjadi "respected" (dihormati), istilah yang biasanya digunakan untuk anggota terhormat di masyarakat Korea Utara, termasuk Kim Jong-un sendiri.
Puncak dari perhatian tersebut terjadi pada Maret 2024, ketika Kim J-ae secara resmi disebut sebagai "great person of guidance" (tokoh bimbingan yang hebat) dalam sebuah acara publik, bersebelahan dengan ayahnya.
Julukan ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa ia dipandang memiliki peran penting dalam memandu negara.
Transformasi dalam penggambaran visual Kim J-ae dalam foto-foto media pemerintah juga sangat mencolok.
Pada awalnya, ia digambarkan sebagai gadis pemalu yang berdiri di samping ayahnya, tetapi seiring waktu, ia ditampilkan sebagai sosok publik yang percaya diri dan sering kali menjadi pusat perhatian.
Pada beberapa kesempatan, media pemerintah bahkan menerbitkan gambar yang menunjukkan Kim Ju-ae berada di tengah, sementara Kim Jong-un berdiri di latar belakang.
Para ahli berpendapat bahwa posisi tersebut tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan langsung dari Kim Jong-un, mengingat ia sebelumnya tidak pernah ditempatkan dalam peran sekunder, yang makin menegaskan signifikansi sosok Kim Ju-ae dalam konteks kepemimpinan negara.