Stok Beras Nasional Aman Hingga Oktober 2025, Surplus 3,7 Juta Ton

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjamin Stok Beras Nasional mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 04 September 2025, 07:10 WIB
Gudang Beras Perum BULOG. (Sumber: BULOG)

Bola.com, Jakarta - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjamin Stok Beras Nasional mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pertanian dalam rapat kerja bersama Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta, Rabu (3/9/2025). Jaminan ini penting untuk menjaga ketahanan pangan serta stabilitas harga beras di seluruh Indonesia.

Advertisement

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi beras nasional hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton. Sementara itu, kebutuhan konsumsi untuk periode yang sama diproyeksikan sebesar 27,3 juta ton.

Angka-angka ini menunjukkan adanya surplus sekitar 3,7 juta ton, sebuah capaian signifikan bagi ketahanan pangan negara.

Menteri Amran Sulaiman menyatakan pencapaian surplus ini lebih tinggi dibandingkan pada 2024, menandakan tren positif yang diharapkan terus berlanjut hingga akhir tahun.

Keberhasilan ini merupakan hasil nyata dari kerja keras para petani dan berbagai program strategis yang telah diimplementasikan oleh pemerintah.

 


Proyeksi Produksi dan Konsumsi Beras Nasional

Pekerja menunjukkan beras yang akan dijual di toko beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (5/5/2023). Kenaikan harga beras menjadi salah satu penyumbang inflasi Indeks Harga Konsumen pada April 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Data terbaru dari BPS mengkonfirmasi proyeksi produksi beras nasional yang kuat, mencapai 31,04 juta ton hingga Oktober 2025.

Angka ini jauh melampaui kebutuhan konsumsi yang diproyeksikan sebesar 27,3 juta ton, menghasilkan surplus yang besar. Surplus sekitar 3,7 juta ton ini menjadi indikator positif bagi ketersediaan Stok Beras Nasional.

Amran Sulaiman menekankan peningkatan produksi ini merupakan bukti keberhasilan upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor pertanian. “Hasil budidaya padi, perbaikan irigasi, dan upaya lainnya telah membuahkan hasil. Hingga hari ini, terjadi peningkatan 3,7 juta ton, menurut BPS,” ujarnya.

 


Menstabilkan Harga Beras

Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Capaian ini tidak hanya menjamin pasokan beras di dalam negeri tetapi juga menunjukkan ketahanan sektor pertanian Indonesia. Peningkatan produksi yang signifikan ini diharapkan dapat menstabilkan harga beras di Pasaran dan mengurangi ketergantungan pada impor, memperkuat kemandirian pangan.

Pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung petani melalui berbagai program, termasuk penyediaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, dan perbaikan infrastruktur irigasi.

Upaya-upaya ini krusial dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas pertanian demi menjaga ketersediaan Stok Beras Nasional.


Anggaran Pertanian

Upaya BULOG dilakukan secara masif untuk menekan kenaikan harga di tingkat konsumen. Foto: Humas Perum Bulog

Dalam rapat kerja tersebut, Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi tinggi atas kinerja Kementerian Pertanian dalam menjaga Stok Beras Nasional. Anggota Komisi IV, Riyono, menilai bahwa kinerja Kementan patut diacungi jempol karena berhasil mempertahankan stok beras yang aman bagi masyarakat.

Sebagai anggota Komisi IV yang membidangi pertanian, lingkungan hidup dan kehutanan, serta kelautan dan perikanan, Riyono menyatakan dukungan penuhnya terhadap upaya Kementan.

Ia berharap agar anggaran untuk sektor pertanian dapat diperkuat guna mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan di masa depan.

"Saya tetap konsisten di anggaran pertanian. Agar swasembada di bidang apa pun, tolong sampaikan di rapat koordinasi dengan presiden agar anggaran pertanian lima persen dari APBN. Anggaran saat ini Rp40 triliun (US$2,3 miliar) hanya 1,3 persen dari total APBN," ungkap Riyono, menyoroti pentingnya alokasi anggaran yang lebih besar.

Peningkatan anggaran ini dianggap vital untuk mendukung berbagai program pertanian, mulai dari peningkatan produksi hingga modernisasi alat pertanian. Dengan dukungan finansial yang memadai, diharapkan Indonesia dapat semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya dan menjaga Stok Beras Nasional tetap stabil.

Sumber: Antara

Berita Terkait