Mengenal Pencak Silat, Bela Diri Asli Indonesia: Sejarah, Perkembangan, dan Manfaatnya

Temukan pengertian, sejarah pencak silat di Indonesia, dan manfaat berolahraga ini yang mengagumkan.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 07 September 2025, 11:30 WIB
Pendekar Pagar Nusa saat bertarung dalam Kejurnas dan Festival III Pencak Silat di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Sabtu (4/1). Kejuaraan ini diikuti ratusan pendekar silat Pagar Nusa dari seluruh Indonesia. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Jakarta - Pencak silat adalah seni bela diri khas Indonesia yang kini diajarkan di berbagai jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Selain sebagai olahraga, pencak silat sarat nilai seni tradisional dan filosofi luhur yang diwariskan turun-temurun.

Advertisement

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pencak silat merupakan permainan atau keahlian mempertahankan diri dengan teknik menangkis, menyerang, serta membela diri baik dengan maupun tanpa senjata.

Itulah mengapa, pencak silat tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada teori dan teknik yang harus dikuasai sebelum bisa mempraktikkannya dengan benar..


Sejarah Pencak Silat di Indonesia

Atlet pencak silat putri Indonesia, Safira Dwi Meilani (kanan), menghadapi wakil Vietnam, Nguyen Huang Hong An, pada nomor tanding putri kelas B Pencak Silat SEA Games 2023 di Chroy Changvar International Convention and Exhibition Center, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (10/05/2023). (Bola.com/Abdul Aziz)

Sejarah silat di Nusantara diperkirakan telah ada sejak abad ke-7 Masehi, meski asal-usul pastinya sulit dipastikan.

Ilmu bela diri ini diyakini berakar dari keterampilan suku-suku asli dalam berburu dan berperang menggunakan parang, perisai, dan tombak. Tradisi suku Nias, misalnya, masih mempertahankan bentuk asli bela diri hingga abad ke-20.

Lantaran diwariskan secara lisan dari guru ke murid, catatan tertulis mengenai asal-usul silat jarang ditemukan.

Cerita asal-usulnya lebih banyak hidup melalui legenda daerah. Satu di antara kisah populer menyebut silek Minangkabau diciptakan oleh Datuk Suri Diraja di Pariangan, Tanah Datar, sekitar abad ke-11.

Kini, silat diakui sebagai warisan budaya masyarakat Melayu, yang tersebar di Sumatra, Semenanjung Malaka, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, hingga berbagai pulau lain.

Di Indonesia, wadah resminya adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Sementara itu, Malaysia memiliki PESAKA, Singapura dengan PERSIS, dan Brunei melalui PERSIB.

Tak hanya di Asia Tenggara, perguruan silat juga berkembang pesat di Amerika Serikat dan Eropa. Bahkan, pencak silat sudah resmi menjadi cabang olahraga internasional, termasuk di SEA Games.


Perkembangan Pencak Silat di Dunia

Ilustrasi pencak silat. (Photo by Pok Rie on Pexels)

Pada abad ke-20, pencak silat berkembang sebagai olahraga kompetisi di bawah naungan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa atau International Pencak Silat Federation).

Persilat aktif mempromosikan pencak silat ke berbagai negara di lima benua, dengan ambisi menjadikannya cabang olahraga Olimpiade.

Hanya anggota resmi Persilat yang bisa mengikuti kejuaraan internasional. Di Eropa, sejumlah federasi nasional bahkan membentuk Federasi Pencak Silat Eropa.

Kejuaraan dunia pertama di luar Asia berlangsung di Wina, Austria, pada 1986. Kemudian pada Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan, pencak silat untuk pertama kalinya masuk program ekshibisi.

Cabang ini juga dipertandingkan di Asian Games 2018 Jakarta–Palembang. Sementara itu, kejuaraan dunia terakhir digelar di Penang, Malaysia, pada Desember 2002.

Meski pencak silat modern terus berkembang, ratusan aliran tradisional tetap eksis dengan nama berbeda, seperti silek atau silat, di berbagai belahan dunia.


9 Manfaat Pencak Silat bagi Tubuh

Penampilan pencak silat saat pembukaan Pospeda Jawa Barat 2024 di Lapang Merdeka Kota Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa).

Selain menjaga tradisi, berlatih pencak silat juga memberi banyak manfaat kesehatan dan psikologis, antara lain:

  1. Meningkatkan rasa percaya diri – tubuh terlatih mempertahankan diri dalam situasi genting.
  2. Menjaga kesehatan jantung – gerakan intens membantu peredaran darah dan daya tahan kardiovaskular.
  3. Melatih fleksibilitas – peregangan dalam gerakan silat membuat otot lebih lentur dan memperbaiki postur tubuh.
  4. Mengontrol berat badan – membakar ratusan kalori sehingga efektif mencegah obesitas.
  5. Meningkatkan stamina dan ketahanan tubuh – latihan berulang menambah kapasitas paru-paru dan kekuatan fisik.
  6. Memperbaiki mood – memicu produksi hormon endorfin yang membuat perasaan lebih bahagia.
  7. Meningkatkan refleks – berguna dalam bela diri maupun aktivitas sehari-hari seperti menyetir.
  8. Menambah massa otot – memperkuat metabolisme, membakar kalori lebih banyak, dan menurunkan risiko jatuh di usia lanjut.
  9. Menumbuhkan stabilitas emosional – melatih pengendalian pikiran dan emosi untuk mengurangi agresivitas.