Perjuangan Bandung Zoo Bertahan di Tengah Badai Konflik

Sampai dengan Senin, 8 September 2025, pintu gerbang utama Kebun Binatang Bandung tetap tertutup dan belum dibuka untuk pengunjung umum.

BolaCom | Ario YosiaDiterbitkan 08 September 2025, 17:10 WIB
Keeper hewan di Bandung Zoo tengah mempersiapkan dan memberi makan hewan. (Liputan6.com/Arie Nugraha)

Bola.com, Jakarta - Kebun Binatang Bandung, yang lebih dikenal sebagai Bandung Zoo, telah menghentikan operasionalnya selama satu bulan penuh. Penutupan ini terjadi akibat adanya konflik internal antara manajemen lama dan baru yang muncul pada awal Agustus 2025.

Hingga hari Senin, 8 September 2025, gerbang utama kebun binatang tetap tertutup dan belum ada tanda-tanda akan dibuka untuk pengunjung.

Advertisement

Situasi ini menimbulkan ketidakpastian mengenai kapan tempat konservasi satwa dan tujuan wisata edukasi ini akan kembali dipenuhi oleh tawa dan kegembiraan pengunjung.

Meskipun kondisi di kebun binatang dinyatakan baik-baik saja, terdapat kecemasan di kalangan karyawan mengenai dampak dari penutupan yang berkepanjangan.

Sumber dana utama untuk perawatan satwa, gaji karyawan, dan kebutuhan lainnya berasal dari pendapatan tiket pengunjung. 

“Betul, karena operasional kita baik pakan, gaji pegawai, operasional yang lain itu berpengaruh sekali dengan adanya pengunjung,” jelas Kurator Satwa Bandung Zoo, Rohman, pada Senin (8/9/2025).

Saat ini, biaya perawatan dan gaji karyawan masih dalam kondisi aman, tetapi ketersediaan dana diperkirakan akan segera mencapai batasnya.


Video Timnas Indonesia


Biaya Pakan Hewan

“Tapi yang jelas dengan ditutupnya pengunjung masuk ke kebun binatang Bandung pasti ada batas waktu kemampuan. Karena operasional itu hasil dari masuknya pengunjung binatang Bandung,” tambah Rohman.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk pakan hewan, biaya yang diperlukan bisa mencapai Rp13-15 juta per hari, atau sekitar Rp400 juta setiap bulannya, dengan 710 hewan yang menjadi koleksi di Bandung Zoo.

“Ada beberapa jenis satwa yang memang makan satu hari sekali. Jenis burung-burungan itu satu hari sekali. Ada juga jenis karnivor yang juga makan satu hari sekali. Beberapa jenis herbivor diberi makan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore,” paparnya.

Beruntung, hingga saat ini belum ada satwa yang dilaporkan meninggal akibat penutupan kebun binatang tersebut.

"Sampai saat ini tidak ada satwa yang mati alhamdulillah," ungkap Rohman. Di sisi lain, Ketua Serikat Pekerja Bandung Zoo, Yaya Suhaya, menyatakan bahwa terdapat sekitar 142 karyawan aktif, namun tidak semua dapat masuk kerja selama penutupan ini.

Penyesuaian tugas pun dilakukan untuk memastikan karyawan tetap terlibat dalam perawatan satwa.


Karyawan Tidak Dirumahkan

“Mungkin tidak semua karyawan masuk, karena bagian marketing dan ticketing otomatis tidak beroperasi. Namun, kami tetap memberdayakan mereka untuk membantu dalam perawatan satwa,” kata Yaya.

Ia menegaskan bahwa tidak ada karyawan yang dirumahkan dan gaji mereka masih dibayarkan secara utuh, meskipun ada kekhawatiran akan masa depan yang tidak pasti.

“Walaupun kita masih (digaji), kami khawatir dengan kondisi saat ini, karena pendapatan Bandung Zoo sangat bergantung pada penjualan tiket. Kami khawatir hal ini akan berdampak pada gaji dan kesejahteraan karyawan,” tambahnya.

Sementara itu, Humas manajemen lama Bandung Zoo, Sulhan Syafi'i, mengungkapkan bahwa kerugian akibat penutupan ini diperkirakan mencapai Rp2,7 miliar, terutama karena dua momen libur panjang yang terlewatkan.

"Jadi sebulan lebih ini kerugian kita itu angka 2,6 mungkin masuknya, ada 2,7 M potensi yang tidak bisa kita ambil," ujarnya. Ia juga menyatakan bahwa tiket merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Bandung Zoo, diikuti oleh pendapatan dari tenant. Penutupan yang berkepanjangan membuat kedua sumber penghasilan tersebut hilang.

 


Tiketing Pendapatan Terbesar

Kebun Binatang Bandung mulai dibuka hari ini, Senin (27/9/2021). (Foto: Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

"Bukan tiketing saja, porsi pendapatan terbesar itu dari tiketing. Kita juga memiliki pendapatan dari tenant dan beberapa produk lainnya yang biasanya hadir pada long weekend," jelasnya.

Sulhan menambahkan bahwa pihaknya telah berupaya untuk membuka kembali Bandung Zoo dengan mengirimkan surat kepada Pemkot dan Dewan.

"Kita sudah mengirimkan surat ke Dewan, terus juga ke Pemkot, namun tidak ada respon. Dari Dewan, ada respon, tapi belum ada jadwal. Hanya dari Pemkot yang tidak memberikan tanggapan," ungkapnya.

Hingga kini, Sulhan belum dapat memastikan kapan Bandung Zoo akan kembali beroperasi.

"Kami tidak tahu. Kami tidak pernah mendapatkan surat selembarpun untuk penutupan ini sekalipun. Kami tidak pernah mendapatkan surat," tutupnya.