Fencing World Cup 2025 di Solo Libatkan 17 negara

Acara yang menarik minat atlet-atlet top dunia ini akan berlangsung di GOR Indoor Manahan pada tanggal 15 hingga 18 September 2025.

BolaCom | Ario YosiaDiperbarui 15 September 2025, 15:37 WIB
Atlet anggar kursi roda Indonesia, Suwono beradu jurus dengan Jirasinwanich (Thailand) pada babak perempat final Beregu Senior Putra Asian Para Games 2018 di Cibubur, Jakarta, Senin (8/10). Indonesia gagal melaju ke semifinal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Bola.com, Jakarta Kota Solo akan menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya dalam ajang bergengsi Fencing World Cup 2025, sebuah kejuaraan dunia anggar kursi roda yang ditujukan bagi atlet dengan kebutuhan khusus.

Event internasional ini akan dihadiri oleh peserta dari 17 negara dan menjadi langkah signifikan bagi Indonesia, khususnya Solo, dalam mendukung olahraga inklusif di tingkat global.

Advertisement

Acara yang menarik perhatian atlet-atlet terbaik dunia ini akan berlangsung di GOR Indoor Manahan pada tanggal 15 hingga 18 September 2025.

Negara-negara yang berpartisipasi dalam event ini meliputi Australia, Perancis, Georgia, Jerman, Amerika Serikat, Korea Selatan, Polandia, Hong Kong, Britania Raya, Spanyol, India, Irak, Jepang, Argentina, Latvia, Thailand, serta tuan rumah Indonesia.

Video Timnas Indonesia


Pengalaman Bertanding

Andhica Harfie Herawan, Competition Manager untuk Para Fencing World Cup Solo 2025, menyatakan bahwa sebagian besar atlet yang akan berlaga dalam kejuaraan dunia yang keenam dalam agenda World Para Fencing 2025 ini sudah memiliki pengalaman bertanding yang cukup tinggi.

Salah satu atlet yang dinantikan penampilannya adalah Saysunee Jana dari Thailand, yang berhasil mengejutkan banyak orang dengan meraih tiga medali emas di Paralimpiade Paris 2024.

Tidak ketinggalan, atlet Jerman Maurice Schmidt yang meraih medali emas dalam kategori individual sabre putra, serta Zainulabdeen Al-Madhkhoori dari Irak yang memperoleh medali perak dalam kategori team epee putra.


Medali Perunggu

Dua atlet lainnya yang juga meraih medali perunggu di Paris adalah Nino Tibilashvili dari Georgia dan Judith Rodriguez Menendez dari Spanyol. Mereka semua akan bersaing untuk meraih prestasi di ajang ini.

"Persaingannya pasti akan sangat ketat karena terdapat atlet-atlet yang pernah berlaga di Paralimpiade, terutama dari Thailand dan Spanyol," kata Andhica Harfie dalam konferensi pers di Harris Hotel, Solo, pada hari Sabtu (13/9).

Dia melanjutkan bahwa ada total 66 atlet yang akan bersaing memperebutkan medali di 15 nomor pertandingan. Para atlet beserta 47 ofisial telah tiba di Kota Solo sejak hari Jumat (12/9) lalu.

"Atlet dari Spanyol sudah tiba, begitu juga dengan perwakilan dari Perancis dan tuan rumah Indonesia. Hari ini adalah puncak kedatangan para peserta," tambah Andhica.


Berlatih di Manahan

Andhica juga menjelaskan bahwa semua peserta diberikan kesempatan untuk berlatih di GOR Indoor Manahan. Word Para Fencing juga membuka klasifikasi bagi atlet yang baru pertama kali mengikuti kejuaraan level Para Fencing World Cup.

"Persiapan penyelenggaraan sudah mencapai 80 persen, mencakup venue, transportasi, dan akomodasi. Proses klasifikasi untuk atlet-atlet Indonesia juga sudah berjalan," ungkap Andhica.

Atlet asal Australia, Sam Blade, menyatakan antusiasmenya untuk meraih prestasi dalam kejuaraan Para Fencing World Cup 2025.

"Saya berlatih cukup intensif, empat kali seminggu dengan durasi empat jam per sesi. Saya berharap dapat menunjukkan kemampuan terbaik saya dalam kompetisi ini," jelas Sam Blade.

 

 


Ambisi Tembus 30 Besar

Atlet anggar kursi roda Indonesia, Suwono beradu jurus dengan Jirasinwanich (Thailand) pada babak perempat final Beregu Senior Putra Asian Para Games 2018 di Cibubur, Jakarta, Senin (8/10). Indonesia gagal melaju ke semifinal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sam Blade yang berlatih di GOR Indoor Manahan pada Sabtu (13/9) siang, memiliki ambisi untuk mendapatkan poin agar bisa masuk dalam peringkat 30 dunia.

"Target pribadi saya adalah masuk 30 besar, dan jika ini tercapai, itu akan menjadi pencapaian terbaik dalam karier saya. Saya juga akan mengikuti kejuaraan di Thailand pada bulan November mendatang, dan jika itu terwujud, saya akan sangat senang," ujarnya.

Sam Blade pun sangat menantikan kesempatan untuk menjelajahi Kota Solo di luar waktu pertandingan. Ia bersama rekan-rekannya dari Australia merasa terkesan dengan pengalaman awal mereka di Solo.

"Saya sangat tertarik dengan kota ini. Jika ada waktu, saya ingin berkeliling dan menjelajahi tempat-tempat di sini," tuturnya.