Rencana Perpanjang Rute KRL Jabodetabek hingga Karawang Belum Terealisasi, Ini Penyebabnya

Harapan masyarakat menikmati rute KRL Jabodetabek hingga Karawang belum terealisasi dalam waktu dekat. Ada kendala yang membuat rencana ini harus ditunda dulu.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 16 September 2025, 06:35 WIB
Kereta rel listrik (KRL) tiba di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/1/2023). Sepanjang Januari 2023 total pengguna KRL Commuterline Jabodetabek pada weekday adalah sebanyak 7.952.574 orang dengan rata-rata 795.257 orang per hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bola.com, Jakarta - Harapan masyarakat menikmati rute KRL Jabodetabek hingga Karawang belum terealisasi dalam waktu dekat. Ada kendala yang membuat rencana ini harus ditunda dulu. 

Kelanjutan pengoperasian kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek hingga Karawang terganjal keterbatasan anggaran pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Advertisement

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA Kemenhub, Arif Anwar, mengatakan perlu dilakukan elektrifikasi jalur rel terlebih dahulu untuk pengoperasian KRL Karawang.  

"Rencana untuk ke Karawang saya rasa belum, karena kami harus melakukan elektrifikasi dulu sampai dengan Karawang," ujar Arif di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (15/9/2025).

 


Direncanakan Sejak 2019

Hal itu disebabkan masa tunggu antarkereta yang berpotensi menjadi semakin lama, sehingga efeknya stasiun dan kereta akan menjadi semakin padat dan semrawut yang dampaknya dapat mengakibatkan penumpukan lebih dari 200.000 penumpang per hari. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saat ini, jalur rel yang sudah terlistriki baru sampai Cikarang, Kabupaten Bekasi untuk pengoperasian KRL Jabodetabek lintas Cikarang-Tanah Abang/Kampung Bandan.

Sementara untuk perpanjangan jalur KRL hingga Karawang, DJKA Kemenhub masih terbentur keterbatasan anggaran. 

"Kami tahu bahwa saat ini kapasitas fisik mungkin belum cukup memenuhi ya kalau kita melakukan elektrifikasi sama dengan ke Karawang. Karena ada program-program lain yang menjadi sedang lebih prioritas," tegas Arif. 

Untuk diketahui, pemerintah sempat memiliki rencana untuk mengembangkan jalur KRL hingga Karawang sejak 2019. Rencana ini disebut-sebut terhenti akibat adanya pandemi Covid-19.

 

 

 


Melakukan Kajian Dampak Positif

KAI Commuter melakukan penambahan petugas pengamanan di KRL saat adanya demo pengemudi ojek online, atau driver ojol. (Dok KCI)

PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter pernah melakukan kajian atas dampak positif terkait rencanana tersebut. Corporate Secretary KAI Commuter kala itu, Anne Purba, menjelaskan untuk melakukan perpanjangan rute, seperti menuju Karawang tadi, diperlukan kajian.

"Namanya reaktivasi stasiun, perpanjangan rute itu pasti diobrolin jauh-jauh hari. Karena kan butuh kajian, persiapan. Kajiannya ada di sana (DJKA) juga tapi data-data kami dukung," ungkap dia beberapa waktu lalu. 

 


Ada Peluang Pengembangan Ekonomi

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat lonjakan penumpang KRL Commuter Line Jabodetabek. (Foto: KAI)

Saat ini rute KRL Commuter Line terjauh ke arah timur adalah ke Cikarang. Anne melihat ada peluang pengembangan ekonomi di wilayah yang dilewati KRL, termasuk nantinya Karawang.

"Pengembangan, kemudian area-area pemukiman juga sudah mulai berkembang, Cikarang juga kita lihat industrinya sangat luar biasa pasti akan berpengaruh," tuturnya.

Pada saat yang sama, Anne membidik semakin banyak pengguna transportasi umum. Alhasil, polusi semakin berkurang dan waktu tempuh digadang makin cepat.

"Pasti polusi ya, efisiensi, kemudian mungkin jarak waktu tempuh yang memang bisa dipotong," kata dia. 

Sumber: Merdeka