Revitalisasi Pasar Tradisional di Jakarta Dipercepat, Digitalisasi Jadi Fokus Utama

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berkomitmen untuk mempercepat proses revitalisasi pasar tradisional di wilayah Jakarta.

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 16 September 2025, 19:59 WIB
Ilustrasi pedagang di pasar tradisional. (c) odua/Depositphotos.com

Bola.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memastikan percepatan revitalisasi pasar tradisional di ibu kota. Langkah ini diambil menyusul masih banyaknya pasar yang kondisi fisiknya kumuh dan belum memenuhi standar kebersihan.

Menurut Pramono, dari 153 pasar yang dikelola Pemprov Jakarta, mayoritas belum mendapatkan sentuhan revitalisasi.

Advertisement

Pembahasan mengenai perbaikan pasar-pasar yang masih tertinggal pun sudah dilakukan beberapa waktu lalu.

"Beberapa hari yang lalu kami menggelar rapat khusus terkait pasar. Dari 153 pasar yang dimiliki Jakarta, memang belum semuanya direvitalisasi," ujar Pramono saat ditemui di Jakarta Timur, Selasa (16-9-2025).


Penerapan Sistem Digital

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Distrik Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2025) (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Tidak hanya fokus pada fisik, revitalisasi pasar juga akan menitikberatkan pada penerapan sistem digital.

Menurut Pramono, digitalisasi terbukti mampu meningkatkan daya saing pasar tradisional dan mempermudah transaksi pedagang maupun konsumen.

"Pasar-pasar yang sudah direvitalisasi dan menerapkan digitalisasi menunjukkan peningkatan transaksi yang signifikan," kata Pramono.

Ia mencontohkan Pasar Santa dan Pasar Mayestik yang mencatat kenaikan transaksi digital hingga 47 persen. Hasil ini diperoleh setelah Pemprov Jakarta menggelar lomba implementasi digitalisasi di 12 pasar.


Lebih Modern dan Kompetitif

Ilustrasi pasar tradisional. (Foto:Linda/Liputan6).

Melihat pencapaian tersebut, Pemprov akan mendorong pasar-pasar lain untuk mengikuti jejak serupa.

"Pasar yang belum menggunakan sistem digital akan segera kami dorong, bersamaan dengan renovasi fisik," tambahnya.

Selain itu, Pemprov telah berdialog dengan koperasi pedagang. Para pedagang menekankan pentingnya optimalisasi pasar disertai penataan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos fasum) agar tidak digunakan untuk berjualan.

"Renovasi akan segera kami lakukan, dan fasos fasum di pasar tidak akan digunakan oleh Pasar Jaya untuk kegiatan dagang," lanjut Pramono.

Dengan langkah ini, Pemprov Jakarta berharap pasar tradisional tidak hanya lebih bersih dan tertata, tetapi juga lebih modern dan kompetitif melalui pemanfaatan teknologi digital.