Jejak Erick Thohir di BUMN: dari Bersih-Bersih hingga Transformasi Besar Perusahaan Pelat Merah

Jejak Erick Thohir di BUMN, dari bersih-bersih hingga pangkas jumlah perusahaan BUMN.

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 19 September 2025, 01:35 WIB
Erick Thohir menggantikan posisi Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Dengan dilantiknya Erick Thohir menjadi Menpora, kursi Menteri BUMN sementara kosong. Belum ada pengganti Erick Thohir sebagai Menteri BUMN. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Bola.com, Jakarta - Erick Thohir menutup babak kepemimpinannya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada September 2025 dengan sederet pencapaian penting.

Setelah hampir enam tahun menjabat, ia kini menerima penugasan baru dari Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, terhitung Rabu (17-9-2025).

Advertisement

Sejak Oktober 2019, Erick dikenal berani mengambil langkah-langkah strategis untuk menata ulang BUMN agar lebih sehat dan produktif.

Satu di antara program yang paling menonjol adalah upaya bersih-bersih BUMN, termasuk menindak perusahaan dan individu yang terlibat penyimpangan laporan keuangan.


Bersih-Bersih BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir, memberikan paparan dalam rapat dengan Panitia Kerja (Panja) DPR RI untuk skandal di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/1/2020). Erick Thohir diundang untuk membahas penyelesaian sengkarut Jiwasraya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Langkah tegas Erick tidak pandang bulu. Beberapa perusahaan yang menjadi sorotan antara lain PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Asabri (Persero), PT Indofarma Tbk, hingga dana pensiun.

Ia juga memecat Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Ari Askhara, pada 2019 terkait kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Selain itu, Erick tidak ragu melaporkan dugaan korupsi di BUMN ke Kejaksaan Agung, bekerja sama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menindaklanjuti kasus-kasus suap dan penyimpangan.

Satu di antaranya adalah kasus Asabri pada 2020 yang berpotensi merugikan negara hingga Rp23,7 triliun.


Pangkas dan Konsolidasi BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir (kedua kiri), saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Transformasi besar lain yang dilakukan Erick adalah pengurangan jumlah BUMN yang dianggap tidak produktif. Dari semula terdapat 142 perusahaan, termasuk anak dan cucu perusahaan, jumlah ini dipangkas menjadi sekitar 40 perusahaan pada akhir 2024.

Pada Desember 2023, tujuh BUMN resmi dibubarkan, antara lain Merpati, Istaka Karya, PT Kertas Leces, Kertas Kraft Aceh, PT Industri Gelas (Iglas), Industri Sandang Nusantara, dan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN).

Selain itu, beberapa perusahaan digabung, seperti PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PT Angkasa Pura Indonesia (API), PT Bank Syariah Indonesia (BSI), dan PalmCo.

Erick juga memperkenalkan konsep holding untuk mengelompokkan BUMN berdasarkan sektor. Contohnya: Bio Farma di sektor farmasi, ID Food untuk pangan, InJourney untuk aviasi dan pariwisata, Defend ID untuk industri pertahanan, serta BRI, Pegadaian, dan PNM dalam holding ultra mikro.


Setoran Dividen Meningkat

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)

Di bawah kepemimpinan Erick, kontribusi BUMN kepada negara meningkat. Pada 2024, dividen yang disetorkan mencapai Rp85,5 triliun, naik sekitar Rp4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Sejak 2020, BUMN telah menyetorkan dividen senilai Rp194,4 triliun.

Secara keseluruhan, dari 2020 hingga 2023, total kontribusi Kementerian BUMN melalui dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp1.940 triliun.

Perinciannya: pajak Rp1.391,4 triliun, PNBP dan lainnya Rp354,2 triliun, serta dividen Rp194,4 triliun.


AKHLAK: Nilai Inti BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir (Foto: tangkapan layar/Arief RH)

Pada 2020, Erick meluncurkan core value AKHLAK; Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

Satu di antara poin penting adalah Loyal, yang menekankan pentingnya menjaga citra, harkat, dan martabat diri sendiri, rekan kerja, pimpinan, Kementerian BUMN, serta bangsa dan negara.

Nilai ini kini diterapkan di seluruh perusahaan BUMN dan menjadi fondasi budaya organisasi kementerian.

Dengan langkah bersih-bersih, konsolidasi, peningkatan dividen, dan penerapan AKHLAK, Erick meninggalkan jejak transformasi yang signifikan bagi BUMN Indonesia sebelum melanjutkan perannya di Kementerian Pemuda dan Olahraga.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait