Lawan Polusi Kota, Elektrifikasi Angkutan Umum Dikebut

Jakarta kota terpolusi ketiga dunia, Kemenhub genjot elektrifikasi angkutan umum.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 19 September 2025, 09:20 WIB
Deretan Bus Raya Terpadu (BRT) listrik baru sesaat sebelum diluncurkan di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (10/12/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bola.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan kian serius mendorong elektrifikasi angkutan umum, terutama bus listrik, sebagai strategi menekan emisi dan polusi udara di kota besar seperti Jakarta.

Program ini sekaligus menjadi bagian dari komitmen nasional menuju target net zero emission pada 2060.

Advertisement

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) menegaskan elektrifikasi transportasi darat adalah langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Direktur Lalu Lintas Jalan Ditjen Hubdat Kemenhub, Rudi Irawan, menyebut bus listrik memiliki peran krusial dalam transformasi ini.

"Elektrifikasi angkutan umum khususnya bus listrik, menjadi salah satu strategi penting untuk menurunkan emisi serta mendorong efisiensi operasional transportasi," ujar Rudi dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Elektrifikasi Angkutan Umum dalam Mendukung Penggunaan Energi Bersih di Jakarta.

Rudi menekankan, percepatan penggunaan energi bersih di transportasi darat membutuhkan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat.

Pasalnya, sektor transportasi darat masih menjadi penyumbang emisi terbesar, diperparah dengan terus bertambahnya jumlah kendaraan pribadi di perkotaan.


Jakarta di Tengah Krisis Polusi

Kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat halus (PM2.5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, menyoroti kondisi serius ibu kota yang disebut sebagai kota ketiga dengan polusi udara tertinggi di dunia.

Ia menyebut sekitar 67 persen pencemaran udara di Jakarta berasal dari kendaraan umum.

Sebagai respons, Pemprov DKI Jakarta telah mengalihkan sebagian armada TransJakarta ke bus listrik. Saat ini, tercatat 260 unit bus listrik sudah beroperasi, dengan target penambahan 200 unit lagi tahun ini.

Dalam jangka panjang, Jakarta menargetkan 10.000 bus listrik pada 2030.

"Sebagai upaya mengurangi polusi, kami menginisiasi peralihan bus TransJakarta dari berbahan bakar minyak ke bus listrik. Kini sudah ada 260 bus listrik. Tahun ini direncanakan penambahan 200 bus listrik. Sementara target pada 2030 memenuhi sebanyak 10.000 bus listrik," jelas Khoirudin.

Berdasarkan evaluasi, peralihan tersebut telah menurunkan emisi hingga 20 ribu ton karbon. Atas pencapaian itu, Jakarta bahkan menerima Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Kementerian Lingkungan Hidup.


Dukungan dari Daerah Sekitar

Ilustrasi bus listrik yang dijadikan armada transportasi publik.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyambut positif kebijakan berbasis lingkungan yang dijalankan Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, sinergi antarwilayah penting untuk mengatasi masalah polusi yang sifatnya regional.

Dedie juga memberi catatan soal sumber energi listrik yang digunakan.

"Selain dari peralihan ke energi listrik, sumber polusi juga harus diperbaiki. Perlu komitmen bersama agar energi listrik yang nantinya digunakan dihasilkan dari sistem pembakaran yang ramah lingkungan karena saat ini energi listrik masih diperoleh dari 32 ribu ton batu bara," ujarnya.

Ia mengapresiasi upaya DKI Jakarta menghubungkan layanan TransJakarta hingga Bogor. Konektivitas ini dinilai membantu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang selama ini menjadi penyumbang utama polusi di kawasan Jabodetabek.


Kolaborasi Jadi Kunci

Pengadaan bus listrik ini merupakan tambahan dari 100 bus listrik yang sudah ada sejak sejak 2022 lalu. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Elektrifikasi angkutan umum dipandang sebagai satu di antara jalan menuju keberlanjutan, tetapi keberhasilannya bergantung pada kolaborasi lintas sektor.

Selain memperbanyak armada bus listrik, ketersediaan energi ramah lingkungan juga harus dipastikan agar target penurunan emisi bisa tercapai secara menyeluruh.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait