Vietnam Meroket, Pimpin Laju Pertumbuhan Pariwisata di Asia Tenggara: Indonesia Kalah

Pariwisata Vietnam meroket. Vietnam mencatat peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi di kawasan Asia Tenggar

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 22 September 2025, 11:25 WIB
Kapal-kapal wisata berlayar di perairan Ha Long Bay, Provinsi Quang Ninh, Vietnam, Jumat (10/5/2019). Destinasi wisata yang terletak di Teluk Tonkin ini menjadi ikon yang cukup populer di Vietnam. (Manan VATSYAYANA/AFP)

Bola.com, Jakarta - Pariwisata Vietnam meroket. Vietnam mencatat peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi di kawasan Asia Tenggara, mengungguli negara-negara populer seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Berdasarkan informasi dari VN Express pada Jumat, 19 September 2025, data terbaru mengindikasikan sejak akhir tahun 2024 hingga awal tahun 2025, terdapat lonjakan minat global terhadap pariwisata Vietnam yang meningkat tajam. Pertumbuhan pencarian berkisar antara 10 hingga 25 persen, sehingga menempatkan Vietnam di posisi ketujuh dunia.

Advertisement

Fenomena ini menunjukkan daya tarik Vietnam semakin meningkat, tidak hanya sebagai destinasi alam dan budaya, tetapi juga sebagai kekuatan baru dalam peta pariwisata regional. Selain itu, Vietnam juga diakui sebagai salah satu destinasi wisata dengan pertumbuhan tercepat di seluruh dunia, menurut laporan terbaru dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO).

Catatan tersebut menjadikan Vietnam sebagai negara dengan laju pertumbuhan pariwisata tercepat di Asia Tenggara.

Melansir dari VN Express Selasa (22/9/2025), Vietnam mengalami peningkatan kunjungan wisatawan asing sebesar 38,64 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga menempatkan negara ini di peringkat keempat secara global.

 


10 Destinasi Paling Populer di Vietnam

Khoa) Seorang pria bersepeda melewati Basilika Katedral Notre-Dame Saigon pada hari pertama pemberlakuan lockdown di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Jumat (9/7/2021). Pemerintah Vietnam memberlakukan lockdown dua minggu di Kota Ho Chi Minh. (AFP/Huu Khoa)

Pada Jumat, 5 September 2025, Otoritas Pariwisata Nasional Vietnam (VNAT) mengadakan acara di Ho Chi Minh City. Mereka mempresentasikan 10 destinasi wisata paling populer di Vietnam.

Destinasi tersebut meliputi Ho Chi Minh City, Hanoi, Da Nang, Phu Quoc, Nha Trang, Hoi An, Vung Tau, Da Lat, Phan Thiet, dan Hue. Menariknya, Vung Tau dan Ninh Binh mencatat pertumbuhan pengunjung yang signifikan, dengan angka mencapai lebih dari 75 persen.

Selain itu, pasar yang menunjukkan minat paling besar berasal dari negara-negara seperti Australia, China, India, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat.

Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, Ho An Phong, menekankan konferensi ini berlangsung pada masa transisi nasional, yang memberikan baik peluang maupun tantangan bagi industri pariwisata.

Dalam konteks ini, penting untuk memanfaatkan momentum dan mengatasi berbagai tantangan yang ada untuk meningkatkan daya tarik pariwisata Vietnam di mata dunia.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan sektor pariwisata dapat tumbuh secara berkelanjutan dan berkontribusi pada perekonomian nasional.


Tetap Lakukan Terobosan

Kuliner Vietnam. (Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Meskipun mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, Phong menekankan pentingnya melakukan terobosan lebih lanjut agar pariwisata dapat menjadi pendorong utama bagi perekonomian.

Ia juga menekankan peran vital sektor swasta dalam mendorong perkembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional.

Phong mencatat bahwa perusahaan-perusahaan memiliki peran yang sangat penting dengan menyumbangkan ide-ide inovatif, menyusun rencana aksi yang konkret, serta menjalin kerjasama yang erat dengan pemasok dan pasar internasional untuk meningkatkan daya saing pariwisata Vietnam.

 

 


Punya 4.361 Operator Tur Internasional

Wakil Direktur VNAT, Ha Van Sieu, melaporkan hingga Juli 2025, Vietnam memiliki 4.361 operator tur internasional, yang terdiri dari 1.330 perusahaan saham gabungan, 3.025 perusahaan terbatas, dan enam perusahaan swasta, di samping 2.115 operator tur domestik.

Negara ini juga memiliki 280 hotel bintang lima dengan hampir 93.000 kamar, serta 340 hotel bintang empat yang memiliki hampir 47.000 kamar.

Saat ini, lebih dari 42.000 pemandu wisata berlisensi aktif beroperasi di seluruh negeri, menunjukkan potensi besar dari industri pariwisata yang perlu terus dikembangkan.

Sumber: Merdeka, Liputan6

Berita Terkait