Kim Jong-un Tolak Korbankan Nuklir, tapi Tak Tutup Pintu Dialog dengan AS

Kim Jong-un sebut Korea Utara siap berdialog dengan Amerika Serikat asal dengan syarat.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 23 September 2025, 07:20 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. (AFP/Arsip)

Bola.com, Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyatakan pihaknya tidak menutup pintu untuk kembali berunding dengan Amerika Serikat, asalkan Washington menghentikan tuntutan yang dinilainya "absurd" terkait pelucutan senjata nuklir.

Dalam pidatonya di hadapan Majelis Rakyat Tertinggi pada Minggu (21-9-2025), Kim menegaskan Pyongyang tidak akan pernah menukar persenjataan nuklirnya hanya demi menghindari sanksi internasional.

Advertisement

"Jika Amerika Serikat menghentikan obsesi absurd terhadap denuklirisasi kami dan menerima kenyataan, serta benar-benar menginginkan koeksistensi damai, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak duduk bersama Amerika Serikat,” ujarnya, dikutip kantor berita KCNA, Senin (22-9-2025).

Kim menambahkan, kenangan positif pertemuannya dengan Donald Trump pada masa jabatan pertama sang presiden masih melekat dalam ingatannya.

Trump dan Kim pernah bertemu tiga kali, meski perundingan kala itu akhirnya buntu akibat benturan soal sanksi dan program nuklir.

Pernyataan Kim muncul seiring harapan pemerintahan baru di Seoul agar Trump, yang kembali berkuasa, bisa berperan membuka jalur dialog enam tahun setelah semua pembicaraan damai terhenti.


Kritik Latihan Militer AS-Korsel

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un (tengah kiri), dan putrinya, Ju Ae (tengah kanan), sedang memeriksa pelatihan tentara Korea Tentara Rakyat di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (Dok: STR/KCNA MELALUI KNS/AFP)

Menurut Kim, pengembangan senjata nuklir merupakan langkah vital bagi kelangsungan rezim Korea Utara dalam menghadapi ancaman serius dari Amerika Serikat maupun Korea Selatan.

Ia menuding latihan gabungan rutin kedua sekutu itu telah berubah menjadi manuver agresif dengan potensi nuklir.

Kim juga menolak usulan bertahap dari Seoul mengenai penghentian program nuklir, yang ia nilai menunjukkan maksud tidak baik. Ia menegaskan Pyongyang sudah belajar dari pengalaman negara lain yang dilucuti setelah melepaskan senjata nuklir.

"Kami tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklir kami," tegasnya.

"Tidak akan pernah ada, bahkan untuk selama-lamanya, negosiasi dengan musuh untuk menukar sesuatu hanya demi obsesi mencabut sanksi," lanjutnya.

Menurut Kim, sanksi justru menjadi pelajaran berharga yang membuat negaranya makin kuat.


Sikap Presiden Korea Selatan

Lee Jae-myung menyapa para pendukungnya di luar Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Rabu (4/6/2025). (Dok. AP/Ahn Young-joon)

Di sisi lain, Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, menilai strategi sanksi dan tekanan yang selama ini diterapkan komunitas internasional tidak efektif.

Dalam wawancara dengan Reuters, Lee menyebut Korea Utara tetap mampu menambah 15 hingga 20 hulu ledak nuklir setiap tahun.

"Kenyataannya adalah pendekatan sebelumnya berupa sanksi dan tekanan tidak menyelesaikan masalah; justru memperburuknya," ujar Lee.

Sejak resmi menjabat pada Juni lalu, Lee menggagas berbagai inisiatif untuk membangun kepercayaan dan menciptakan kondisi yang memungkinkan terciptanya dialog. Menurutnya, pendekatan bertahap adalah jalan realistis menuju pelucutan program nuklir Pyongyang

Lee menekankan bahwa membuka kembali jalur komunikasi dengan Korea Utara bukanlah hal mudah, tetapi ia optimistis upaya tersebut bisa dilakukan.

Ia juga meyakini Donald Trump dapat memainkan peran kunci dalam mendorong Kim Jong-un kembali ke meja perundingan.

 

Sumber: merdeka.com