Bola.com, Jakarta - Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyatakan kesiapannya membuka peluang pengakuan Palestina sebagai negara, dengan dua syarat utama yang harus dipenuhi.
Dalam pernyataannya pada Selasa (23-9-2025) malam, Meloni mengungkapkan bahwa partai-partai pendukung pemerintahannya akan mengajukan mosi di parlemen mengenai pengakuan Palestina.
Namun, keputusan itu hanya bisa terlaksana jika ada jaminan pembebasan seluruh sandera yang ditahan Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023, serta tidak adanya keterlibatan Hamas dalam pemerintahan Palestina di masa depan.
"Saya tidak menentang pengakuan Palestina, tetapi kami harus fokus pada prioritas yang tepat," kata Meloni, dikutip EuroNews, Kamis (25-9-2025).
Profil Singkat Giorgia Meloni
Meloni lahir di Roma pada 15 Januari 1977 dan menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Perdana Menteri Italia.
Berasal dari keluarga kelas pekerja, ia menapaki dunia politik sejak muda melalui Front Pemuda, sayap pemuda Gerakan Sosial Italia.
Pada 2012, ia mendirikan partai Fratelli d’'Italia dan menjabat sebagai presiden partai tersebut. Di bawah kepemimpinannya, Fratelli d'Italia meraih kemenangan dalam pemilu 2022 yang mengantarkannya ke kursi perdana menteri.
Meloni dikenal sebagai politisi konservatif yang vokal mendukung nilai tradisional, bersikap keras dalam isu imigrasi, serta menjadi satu di antara suara paling lantang di Eropa dalam mendukung Ukraina.
Tekanan Publik Meluas
Sikap baru pemerintah Italia soal Palestina muncul di tengah meningkatnya tekanan masyarakat. Pada Senin (22-9-2025), aksi mogok nasional digelar di berbagai kota dengan jumlah peserta diperkirakan mencapai setengah juta orang.
Federasi serikat pekerja USB menjelaskan, aksi tersebut dipicu oleh tiga hal: genosida yang terus terjadi di Gaza, blokade bantuan kemanusiaan oleh militer Israel, dan ancaman terhadap misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla.
Selain USB, jaringan pro-Palestina di Italia yang melibatkan organisasi sipil, serikat buruh akar rumput, dan asosiasi warga juga menyerukan tuntutan serupa. Mereka mendesak pemerintah segera menghentikan ekspor senjata serta komponen militer ke Israel.
Dukungan Publik terhadap Palestina
Survei terbaru menunjukkan meningkatnya dukungan publik Italia terhadap pengakuan Palestina.
Sebanyak 40,6 persen responden menyatakan setuju jika Palestina diakui sebagai negara, sementara 21,9 persen lainnya mendukung adanya administrasi internasional sementara sebelum status final ditetapkan.
Riset YouTrend mengungkap mayoritas masyarakat Italia juga bersikap kritis terhadap Israel.
Sekitar 60 persen menilai Israel harus mundur dari Tepi Barat, 63 persen menilai Israel melakukan genosida di Gaza, 64 persen percaya Israel menindas rakyat Palestina secara sistematis, dan 65 persen menilai respons militer Israel atas serangan Hamas "tidak proporsional" karena banyak menargetkan warga sipil.
Pendiri YouTrend, Lorenzo Pregliasco, menilai awal 2025 menjadi titik balik dalam pandangan publik Italia mengenai perang Gaza. Bahkan, kata dia, para pendukung partai-partai sayap kanan, seperti Fratelli d'Italia dan Forza Italia, mulai bersuara kritis.
"Liputan media yang luas mengenai krisis kemanusiaan di Gaza menyentuh hati publik yang sebelumnya tidak punya pandangan kuat soal isu ini," ujarnya kepada EuroNews.
Ia menambahkan, perubahan opini publik itu ikut mendorong pergeseran sikap Meloni.
"Mereka memang tidak ingin mengambil posisi radikal seperti partai kiri, tetapi saya melihat evolusi yang jelas, terutama terkait kritik atas invasi darat Gaza dan konsekuensi kemanusiaan dari serangan udara Israel," katanya.
Sikap Hati-Hati Pemerintah Italia
Kendati makin melunak soal pengakuan Palestina, Meloni tetap enggan menyebut operasi militer Israel sebagai genosida. Bahkan sehari sebelum pernyataan Meloni, Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, masih menegaskan bahwa negara Palestina "belum ada sehingga tidak bisa diakui".
"Sebelum diakui, sebuah negara harus dibangun terlebih dahulu. Kami tidak bisa memberikan hadiah kepada Hamas," kata Tajani.
Selama ini Italia konsisten mendukung solusi dua negara. Karena itu, sikap terbaru Meloni dianggap sebagai pergeseran penting yang tidak lepas dari kritik publik dalam negeri yang makin keras terhadap Israel.
Sumber: merdeka.com