Uzbekistan Segera Membuka Pusat Peradaban Islam di Tashkent, Mari Intip Koleksinya

Pemerintah Uzbekistan berencana meresmikan Center for Islamic Civilization atau Pusat Peradaban Islam di Tashkent pada akhir 2025.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 01 Oktober 2025, 07:20 WIB
Pengunjung menyambangi Kokaldosh, monumen dari aban ke-16 di Tashkent, Uzbekistan. (AFP/Vyacheslav Oseledko)

Bola.com, Jakarta - Pemerintah Uzbekistan berencana meresmikan Center for Islamic Civilization atau Pusat Peradaban Islam di Tashkent pada akhir 2025. 

Proyek megah ini merupakan langkah langsung dari Presiden Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev, yang menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan budaya dan pendidikan.

Advertisement

CIC didirikan dengan misi utama untuk menjaga, meneliti, serta mempromosikan warisan intelektual dan peradaban Islam kepada dunia. Uzbekistan berharap pembangunan pusat ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya Uzbekistan memperkuat posisi dan pengaruhnya di kancah internasional.

Firdavs Abdukhalikov, selaku Direktur Jenderal CIC, menyatakan pusat ini akan berperan sebagai kombinasi antara museum, pusat penelitian, dan lambang budaya kontemporer.

Kehadiran CIC diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga sebagai jembatan penting untuk menciptakan dialog antarperadaban di seluruh dunia.


Tujuan dan Rencana Pusat Peradaban Islam

Ilustrasi bendera Uzbekistan. (Unsplash)

Pusat Peradaban Islam yang terletak di Tashkent merupakan realisasi dari visi Presiden Shavkat Mirziyoyev untuk mengangkat dan mempromosikan warisan Islam yang kaya di Uzbekistan.

Mirziyoyev menekankan CIC adalah inisiatif budaya dan spiritual yang memajukan toleransi sosial. Melalui pendirian pusat ini, pemerintah Uzbekistan menunjukkan komitmennya untuk menyebarkan semangat pencerahan Islam ke seluruh penjuru dunia.

Abdukhalikov mengaitkan CIC dengan institusi-institusi global terkenal seperti Louvre, Smithsonian, atau Institut Dunia Arab. Ia menegaskan bahwa CIC akan menjadi wujud kebanggaan nasional sekaligus jendela dialog global yang penting.

Ini mencerminkan ambisi Uzbekistan untuk menjadikan pusat peradaban ini sebagai aktor signifikan dalam pelestarian dan penyebaran pengetahuan Islam di tingkat internasional.

Selain itu, CIC diharapkan dapat menjadi simbol identitas nasional dan kontribusi Asia Tengah terhadap peradaban global, serta menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang sarat dengan kebaikan, humanisme, dan pencerahan bagi seluruh umat manusia.


Koleksi yang Bernilai dan Sarana Modern.

Menjelang acara pembukaan resmi, Pusat Peradaban Islam telah berhasil mengumpulkan sejumlah artefak yang sangat berharga, yang sebagian besar berasal dari repatriasi budaya dari berbagai negara. Koleksi yang ada tidak hanya memperkaya narasi sejarah, tetapi juga menunjukkan dedikasi Uzbekistan dalam menjaga warisan budaya Islam.

Salah satu koleksi yang menjadi kebanggaan utama adalah Mushaf Utsmani, yang merupakan salah satu manuskrip Al-Qur'an tertua di dunia dan telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Mushaf ini akan menjadi sorotan utama di bawah kubah yang menjulang setinggi 65 meter.

Koleksi CIC juga mencakup fragmen Al-Qur'an Kufi dari abad ke-9, keramik dari era Timuriyah, serta naskah asli karya ilmuwan Muslim terkemuka seperti Ibnu Sina dan al-Biruni.

Selain itu, CIC akan menampilkan perhiasan Dinasti Seljuk yang pernah hilang, kain Sogdiana, koin kuno dari Asia Tengah, dan artefak peninggalan Babur, pendiri Kekaisaran Mughal.

Salah satu yang menarik perhatian adalah suzani dari abad ke-18, sebuah tekstil bergaya medali yang langka dan berusia sekitar 250 tahun, yang akan dipamerkan sebagai contoh terbaik dari sulaman tradisional Uzbekistan. Empat galeri tematik di CIC akan menampilkan warisan Pra-Islam, Renaisans Pertama (abad ke-8 hingga ke-13), Renaisans Kedua (abad ke-15), dan Uzbekistan Baru Modern.

Fasilitas modern lainnya yang tersedia mencakup perpustakaan dengan lebih dari 200.000 buku cetak dan manuskrip, serta arsip digital yang memiliki lebih dari satu juta sumber digital.

Laboratorium restorasi yang ada akan mendukung penelitian baru, sementara museum anak pertama di kawasan ini akan memberikan pengalaman interaktif untuk menghidupkan sejarah.