Bola.com, Jakarta - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Semarang menolak rencana pemerintah kota yang berencana melibatkan guru sebagai pencicip atau tester menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) sebelum dibagikan kepada siswa.
Ketua PGRI Kota Semarang, Prof Nur Khoiri, menegaskan bahwa keselamatan nyawa manusia tidak boleh dijadikan ajang percobaan.
Ia menilai keterlibatan guru seharusnya tidak sampai pada tahap mencicipi makanan.
"Kasihan kalau guru harus ikut mencicipi. Kalau ada masalah keracunan, masyarakat pasti menyalahkan sekolah, padahal guru hanya menerima dan mendistribusikan," kata Khoiri.
Menurutnya, keamanan makanan seharusnya bisa dipastikan lewat prosedur sederhana tanpa harus dirasakan langsung.
"Bisa dengan memeriksa tekstur, bau, atau kondisi makanan secara visual. Jadi jangan buru-buru mencicipi. Kalau sudah masuk ke tubuh, risikonya bisa membahayakan guru," lanjutnya.
Keselamatan Jadi Hal Utama
Khoiri menekankan, meski kasus keracunan MBG secara statistik kecil, nyawa manusia tetap harus menjadi prioritas utama.
"Ini nyawa manusia, jangan coba-coba. Tidak bisa hanya dilihat dari angka persentase. Satu saja ada yang keracunan, itu tetap masalah besar," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyampaikan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Satgas MBG serta koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait wacana tersebut.
Pengawasan makanan, kata Bambang, akan dilakukan sejak proses pengolahan hingga distribusi. Pemkot juga mendorong seluruh dapur SPPG untuk mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) serta memperkuat peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Pengawasan ini akan dilakukan bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan guna memastikan keamanan pangan bagi siswa.
Sumber: merdeka.com