Isu Sepi Penonton Sirna, Hotel di Lombok Justru Laris Manis Jelang MotoGP Mandalika 2025

MotoGP Mandalika 2025 tak sepi penonton. Okupansi hotel buktikan antusiasme tinggi.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 05 Oktober 2025, 08:20 WIB
MotoGP - Ilustrasi Sirkuti Mandalika (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Menjelang perhelatan MotoGP Mandalika 2025 pada 3–5 Oktober, tingkat keterisian hotel di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), melonjak signifikan hingga mencapai 93 persen.

Kenaikan tajam ini sekaligus menepis anggapan bahwa ajang balap motor dunia tersebut akan sepi penonton.

Advertisement

Sejak awal pekan balapan, peningkatan okupansi sudah terasa di berbagai kawasan utama, dari Kota Mataram, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, hingga Senggigi di Lombok Barat.

Lonjakan ini menjadi bukti tingginya minat penonton dan wisatawan untuk menyaksikan langsung aksi para pembalap MotoGP di Sirkuit Mandalika.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia, menyebutkan bahwa angka 93 persen tersebut menjadi satu di antara pencapaian tertinggi sejak MotoGP digelar di Mandalika.

"Capaian ini menunjukkan bahwa MotoGP Mandalika 2025 benar-benar mampu menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah besar," ujarnya.


Kekhawatiran Terbantahkan, Hotel Penuh Menjelang Balapan

Pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team Marco Bezzecchi (tengah) dengan livery spesial untuk MotoGP Indonesia 2024 di Sirkuit Internasional Mandalika, Minggu (29/9/2024). (AFP/Sonny Tumbelaka)

Sebelum gelaran dimulai, sempat muncul kekhawatiran soal lambatnya penjualan tiket yang dikhawatirkan berdampak pada sektor perhotelan.

Namun, situasi justru berbalik menjelang hari-H. Kamar hotel di berbagai wilayah Lombok, terutama di Mandalika dan Mataram, dilaporkan sudah penuh dipesan.

"Dari hasil pantauan kami, okupansi di Kota Mataram sudah mencapai 90 persen, sedangkan kawasan Mandalika bahkan penuh 100 persen," ungkap Aulia.

Ia menambahkan, kawasan wisata Senggigi pun mencatat tingkat keterisian lebih dari 80 persen.

Menurutnya, kekhawatiran akan sepinya penonton terbukti tidak berdasar.

"Awalnya banyak yang ragu karena kabar tiket belum habis. Tapi, menjelang balapan, kondisinya berubah cepat, hotel penuh, jalanan ramai, dan suasananya luar biasa," kata Aulia.

Lonjakan okupansi ini membawa angin segar bagi pelaku usaha perhotelan di Lombok. Setelah beberapa tahun menghadapi fluktuasi pariwisata, mereka kini kembali menikmati dampak positif dari kehadiran event berskala internasional.


Promosi Efektif dan Dampak Ekonomi yang Meluas

Indonesia akhirnya berkesempatan menjadi tuan rumah satu di antara rangkaian MotoGP 2022, tepatnya di Sirkuit Mandalika. (AFP/Bay Ismoyo)

Peningkatan okupansi hotel tak lepas dari hasil kerja sama lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku industri wisata, dan berbagai pihak terkait.

Kampanye promosi intensif di media digital serta penawaran paket wisata terpadu terbukti efektif menarik minat penonton dari luar daerah.

"Promosi yang dilakukan bersama-sama membuahkan hasil luar biasa. Dari H-1 MotoGP, hotel di Mataram sudah tembus 90 persen okupansi," jelas Aulia.

Efek ekonomi dari MotoGP Mandalika juga meluas ke berbagai sektor pendukung, seperti transportasi, kuliner, hingga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Event internasional seperti MotoGP ini bukan hanya mengangkat nama NTB, tapi juga menggerakkan semua sektor ekonomi. Dari hotel besar sampai pedagang kecil, semuanya ikut merasakan manfaatnya," tambahnya.

Aulia optimistis keberhasilan penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2025 akan memperkuat posisi Lombok sebagai destinasi unggulan pariwisata nasional. Ia berharap momentum ini dapat terus dijaga dan menjadi penggerak utama ekonomi daerah di masa mendatang.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait