Kisah Zhong Shanshan, dari Tukang Bangunan Kini Jadi Orang Terkaya di China: Kekayaannya Capai Rp1.257 Triliun

Zhong Shanshan, pendiri Nongfu Spring, menginspirasi banyak orang dengan perjalanan hidupnya dari tukang bangunan menjadi miliarder terkaya di China.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 31 Oktober 2025, 08:20 WIB
Foto yang diambil pada 6 Mei 2013 ini memperlihatkan Zhong Shanshan, pengusaha F&B Terkaya di Dunia yang merupakan ketua perusahaan air mineral Nongfu Spring dan perusahaan farmasi lainnya, sedang memberi isyarat saat berpidato di sebuah konferensi pers di Beijing. (Dok: STR / CNS / AFP)

Bola.com, Jakarta - Baru-baru ini, nama Zhong Shanshan  mencuri perhatian publik setelah Hurun Research Institute mengumumkan Daftar Orang Terkaya China 2025 pada Selasa (29/10/2025).

Dalam laporan yang dirilis di Shanghai, Zhong Shanshan kembali menempati posisi teratas selama empat tahun berturut-turut, mengungguli tokoh-tokoh besar seperti Jack Ma dari Alibaba, Lei Jun dari Xiaomi, dan Wan Ning dari Pop Mart.

Advertisement

Kisah hidup Zhong Shanshan dapat dianggap sebagai salah satu narasi yang paling menginspirasi dalam dunia bisnis masa kini. Pria yang lahir di Hangzhou, China ini memulai perjalanannya dari kondisi yang sangat sederhana.

Ia pernah mengalami putus sekolah dan terpaksa bekerja sebagai tukang bangunan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini, ia telah berhasil menjadi orang terkaya di China dengan total kekayaan yang mencapai USD 76,2 miliar, yang setara dengan sekitar Rp1.257 triliun. 

"Laporan tahun ini menunjukkan daya saing dan inovasi ekonomi China yang semakin kuat," kata Rupert Hoogewerf, pendiri sekaligus ketua Hurun Report, seperti yang dikutip dari China Daily pada Kamis (30/10/2025).

 


Sempat Putus Sekolah

Miliarder asal China, Zhong Shanshan. Dok nongfuspring.com

Zhong Shanshan dilahirkan pada 1954 di tengah situasi sosial dan politik yang sangat tidak stabil di bawah kepemimpinan Mao Zedong. Pada masa itu, China sedang menjalani kampanye "Lompatan Jauh ke Depan," yang mengakibatkan jutaan keluarga terjebak dalam kemiskinan yang parah.

Saat masih di bangku sekolah dasar, Zhong terpaksa menghentikan pendidikannya karena kondisi ekonomi keluarganya yang sangat sulit.

Ia kemudian bekerja sebagai pekerja konstruksi atau tukang bangunan demi membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun hidupnya dipenuhi dengan berbagai tantangan dan rasa putus asa, semangat Zhong untuk mengubah nasibnya tetap menyala.

Pada tahun 1970-an, setelah beberapa kali gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, Zhong akhirnya berhasil diterima di Universitas Terbuka Zhejiang (ZOU). Di universitas tersebut, ia belajar sambil bekerja dan mulai memperkenalkan diri pada dunia jurnalistik.

Tahun 1984 menjadi momen penting dalam hidupnya ketika mulai bekerja sebagai wartawan di surat kabar Zhejiang Daily. Dari pekerjaan ini, ia mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai berbagai pengusaha sukses, yang kemudian menumbuhkan benih keinginan dalam dirinya untuk menjadi seorang pengusaha besar.


Zhong Shanshan Sering Gagal, tetapi Tidak Menyerah

Barang dari Nongfu Spring (Sumber: situs Nongfu Spring)

Setelah meninggalkan kariernya di dunia jurnalistik, Zhong memutuskan pindah ke Pulau Hainan pada 1988 dengan harapan memulai usaha kecil-kecilan. Ia mencoba berbagai jenis usaha seperti budidaya jamur, udang, dan penyu laut, tetapi sayangnya semua usaha tersebut mengalami kegagalan.

Meskipun demikian, Zhong tidak menyerah dan kembali bekerja sebagai sales di perusahaan minuman Wahaha. Dari pengalaman tersebut, ia memperoleh banyak pengetahuan mengenai strategi pemasaran dan perilaku konsumen.

Ia juga sempat menjual suplemen kesehatan secara mandiri untuk menambah penghasilan. Kegagalan yang dialaminya justru menguatkan mentalnya. Ia menyadari bahwa kunci untuk mencapai keberhasilan bukan hanya terletak pada ide yang cemerlang, melainkan juga pada ketekunan dan kemampuan dalam membaca peluang yang ada.

Tahun 1996 menandai awal yang baru dalam hidup Zhong. Ia mendirikan perusahaan minuman bernama Nongfu Spring, yang kemudian mengubah arah hidupnya secara drastis. Pada saat itu, air minum dalam kemasan di China kebanyakan merupakan air suling yang telah kehilangan mineral alami.

Namun, Zhong mengambil langkah berani dengan memasarkan air alami yang masih mengandung mineral, dengan mengusung slogan yang sangat sederhana: "Kami tidak memproduksi air, kami hanya memindahkannya dari alam."

Keputusan yang diambilnya terbukti sangat tepat. Dalam waktu yang relatif singkat, Nongfu Spring berhasil menjadi merek favorit di kalangan masyarakat China. Gaya pemasarannya yang menekankan pada kemurnian dan kualitas air alami membuat produk ini menonjol di antara para pesaingnya.

Saat ini, Nongfu Spring telah berkembang menjadi produsen air minum dalam kemasan terbesar di China dan salah satu perusahaan minuman paling berpengaruh di dunia.

Menurut laporan EqualOcean, sejak 2012 hingga 2020, Nongfu Spring terus mempertahankan posisinya sebagai penjual minuman kemasan terpopuler di negara tersebut. Tidak hanya berhenti di situ, Zhong juga memperluas jangkauan bisnisnya dengan mengakuisisi Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise, sebuah perusahaan farmasi yang fokus pada penelitian vaksin dan produk kesehatan.

Langkah ini menunjukkan bahwa Zhong terus berinovasi dan tidak takut untuk mengambil risiko dalam mengembangkan usahanya.


Zhong Shanshan Mengalami Lonjakan Kekayaan Usai IPO

Kemajuan yang diraih Zhong semakin pesat setelah Nongfu Spring melakukan penawaran umum perdana di bursa saham Hong Kong pada bulan September 2020. IPO tersebut menyebabkan nilai perusahaannya melonjak tajam dan secara langsung mengubahnya menjadi seorang miliarder.

Dengan menguasai 84,5% saham di Nongfu Spring dan 73% di Wantai Pharmacy, kekayaan Zhong meningkat drastis dari USD 18,9 miliar menjadi lebih dari USD 50 miliar dalam waktu yang relatif singkat, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Pada 2021, ia bahkan sempat mengalahkan Mukesh Ambani dan menjadi orang terkaya di Asia. Saat ini, Zhong masih menduduki posisi teratas dalam daftar miliarder di China dengan total kekayaan mencapai USD 76,2 miliar.

Meskipun telah meraih kesuksesan yang luar biasa, Zhong dikenal sebagai sosok yang sangat tertutup.

Ia jarang muncul di hadapan publik dan hampir tidak pernah menghadiri acara bisnis besar, sehingga media China memberinya julukan "Lone Wolf" atau Serigala Penyendiri.

Rupert Hoogewerf dari Hurun Report menyatakan dalam wawancaranya dengan CNN bahwa Zhong lebih memilih untuk berkonsentrasi pada bisnisnya daripada mencari perhatian dari publik. "Ia bukan tipe pengusaha yang suka tampil. Ia hanya menjalankan bisnisnya sendiri," ungkapnya.

Berbeda dengan miliarder lainnya yang hidup dalam kemewahan, Zhong memilih untuk tinggal di apartemen sederhana di Distrik Xihu, Hangzhou. Ia juga dikenal enggan melakukan investasi di luar negeri, lebih memilih untuk membangun perusahaannya di dalam negeri dengan mengedepankan prinsip efisiensi dan keberlanjutan.


Dari Pekerja Konstruksi Menjadi Sumber Inspirasi Global

Perjalanan hidup Zhong Shanshan mencerminkan ketekunan dan semangat untuk tidak menyerah. Meskipun awalnya hanya seorang pekerja biasa tanpa gelar pendidikan tinggi, ia menunjukkan bahwa siapa pun yang mau berusaha dan berani mengambil risiko dapat mencapai kesuksesan.

Kisah hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi jutaan orang, terutama bagi mereka yang merasa terpuruk atau kehilangan arah dalam hidup. Zhong Shanshan membuktikan tidak ada waktu yang terlambat untuk memulai kembali, dan setiap kegagalan dapat menjadi batu loncatan menuju keberhasilan yang lebih besar.

Ungkapan "Dari pekerja konstruksi menjadi miliarder" bukan hanya sekadar cerita sukses, tetapi juga menyampaikan pelajaran berharga. Hal ini menunjukkan bahwa impian besar sering kali dimulai dari langkah-langkah kecil, dan dedikasi yang terus-menerus dapat mengubah nasib siapa pun.