Pemerintah Kucurkan Rp5 Triliun untuk Beli 30 Rangkaian KRL Baru, PT KAI Harus Rampungkan Dalam Setahun

Presiden Prabowo Subianto sepakat mengucurkan anggaran sebesar Rp5 triliun untuk pengadaan 30 rangkaian kereta baru dalam pengoperasian KRL Commuter Line.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 05 November 2025, 06:20 WIB
11 rangkaian KRL baru impor dari China mulai dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter). (Dok PT KAI)

Bola.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto sepakat mengucurkan anggaran sebesar Rp5 triliun untuk pengadaan 30 rangkaian kereta baru dalam pengoperasian KRL Commuter Line. Nominal itu lebih tinggi dibanding permintaan KAI. 

Prabowo menyatakan bakal terus mengutamakan kepentingan masyarakat banyak. Ia tidak segan-segan menyetujui anggaran tak sedikit untuk menambah kapasitas kereta api.  

Advertisement

"Untuk Jabodetabek, Dirut PT KAI mengatakan harus membuat tambahan rangkaian baru. Satu rangkaian butuh uang USD 9 juta. Beliau ajukan. Totalnya Rp4,8 triliun. Saya setujui, bahkan saya alokasi. Bahkan beliau ajukan Rp4,8 triliun saya setuju, tidak Rp4,8 triliun, Rp5 triliun saya setujui," ujarnya di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/11/2025).

"Kalau untuk rakyat banyak, saya tidak ragu-ragu. Uangnya kita hemat, tapi kepentingan rakyat di atas segala kepentingan," imbuh Prabowo.  

Sebagai tindak lanjut, Prabowo pun bertanya kepada Direktur Utama PT KAI (Persero), Bobby Rasyidin soal kesiapan perusahaan mendatangkan kereta baru tersebut. Prabowo lantas memberi tenggat waktu pengadaan maksimal 1 tahun. 

"Dan saya minta harus segera dilaksanakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, secepatnya. Bisa berapa? Ini didengar loh, 6 bulan. Sudah lah, aku kasih 1 tahun. Nanti dia stres, enggak bisa tidur," ungkapnya sembari berbincang dengan Dirut KAI.

"Tenang saja, kalau kamu bisa 6 bulan, oke, tapi 1 tahun harus. Ini rakyat yang saksi, nanti ada tambahan 30 rangkaian baru," tegas Prabowo. 

 


Sudah Pesan 23 Kereta dari China dan INKA

Di antaranya adalah KRL produksi perusahaan China CRRC Qingdao Sifang dan KRL baru produksi PT INKA (Persero). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin mengatakan, PT KAI telah memesan 12 train set dari INKA dan 11 train set dari China untuk memperluas kapasitas angkut penumpang.

"Kami sudah order kepada INKA 12 train set, kami sudah order kepada China itu 11 train set," ujar Bobby di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Antara.

Bobby menjelaskan dari total pesanan kepada China, 8 rangkaian sudah beroperasi penuh, sementara tiga lainnya masih menjalani uji kelayakan teknis bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

"Di bulan ini kita akan operasikan tiga lagi, jadi total sampai akhir tahun kita akan operasikan 11," katanya.

Sementara itu, dari 12 rangkaian yang dipesan ke PT INKA, 4 di antaranya sudah diterima oleh KAI dan kini tengah melalui tahap uji teknis. Bobby menargetkan seluruh rangkaian tersebut bisa beroperasi secara penuh pada pertengahan tahun 2026.

"Target dengan kereta INKA sampai dengan pertengahan tahun depan sudah akan beroperasi 12," jelasnya.

 


Penambahan Gerbong Harus Dilakukan Secepatnya

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat lonjakan penumpang KRL Commuter Line Jabodetabek. (Foto: KAI)

Penambahan armada ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto agar layanan transportasi publik semakin nyaman dan efisien. Langkah tersebut juga diharapkan dapat mengurangi kepadatan penumpang pada jam sibuk yang selama ini menjadi keluhan pengguna KRL Jabodetabek.

"Beliau sampaikan bahwa harus senyaman mungkin, sekarang itu pada jam sibuk, KRL kita sudah berdempet-dempetan," kata Bobby.

Prabowo disebut sangat menaruh perhatian terhadap peningkatan layanan transportasi massal. Bobby menambahkan, percepatan pengadaan kereta baru ini juga diharapkan memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, terutama bagi pengguna harian KRL.

"Beliau sangat concern dengan hal itu dan minta agar penambahan gerbong dilakukan secepatnya agar dampaknya bisa langsung dirasakan rakyat," ujarnya. 

Berita Terkait